Klinik Motivasi

Sabtu, Desember 31, 2011

Ujian Dalam Keberkahan .. Tidak Mudah Ternyata !!

Ujian kehidupan itu kadang-kadang identik dengan kesulitan. Namun bisa juga dalam bentuk keberkahan. Tak disangka, tawaran kerjasama kami diterima oleh dua travel haji dan umroh. Masing-masing travel memberikan umroh gratis untuk satu karyawan kami dengan kompensasi beriklan di radio. Jadi tahun depan ada dua kru yang akan berangkat umroh. Wah .. senang sekali mendengarnya. Apalagi aku termasuk salah satu kandidat kuat yang dicalonkan untuk berangkat. Alhamdulillah yah :)


Sujud syukur kupanjatkan ke hadirat Alloh swt. Bagaimana tidak ?? Kupikir mengunjungi Baitulloh adalah impian setiap muslim. Beribadah di tempat-tempat bersejarah, tentu akan terasa berbeda. Apalagi kondisi kehidupanku yang pas-pasan, untuk berangkat ke sana menggunakan uang sendiri, mungkin masih sekedar impian. Meskipun untuk berhaji sudah kumasukkan dalam proposal hidupku.

Nopember yang lalu, aku dan kedua temanku di malam terakhir kami di Bandung asyik ngobrolin tentang impian perjalanan tahun 2012 nanti. Setelah mengusulkan tempat yang akan kami kunjungi mulai dari Jogja, Singapura, Malaysia sampai Korea, akhirnya kami mendapatkan ide untuk umroh (meskipun dengan menyisakan pertanyaan, mungkinkah dalam setahun ini ngumpulin dananya ?) Dan beberapa hari yang lalu, aku mendapatkan kabar bahwa impianku akan segera terwujud !!

Namun sekali lagi, ujian kehidupan itu tidak selalu dengan kesulitan ! Ada kalanya juga dengan kesenangan. Yups .. Pertanyaan pertama yang muncul di benakku adalah bolehkah seorang wanita pergi umroh atau haji tanpa mahrom ? Faktanya aku dan kru yang lain akan berangkat masing2 dengan rombongan jamaah travel yang berbeda. Hem .. untuk memberangkatkan ayah atau saudara laki-lakiku, dananya belum cukup. Mungkinkah jika mahrom bisa diganti dengan jamaah perempuan ? Ini yang harus kucari penjelasannya.

Mulailah aku googling dan mencari jawaban seputar pertanyaanku. Sebagian besar menunjukkan hukum yang sama : seorang perempuan yang berhaji atau umroh harus disertai mahromnya. Mahrom yang dimaksud adalah ayah, saudara laki-laki atau saudara laki-laki dari ayah atau ibu.

Hatiku semakin galau. Antara keinginan yang sangat besar untuk umroh dan status hukum syara'nya. Untuk mendapatkan penjelasan sedetil-detilnya dan menyakinkan diriku, pagi kemarin aku kembali bertanya kepada orang2 yang kupercaya. Mulai dari teman dekat, ustadzah dan ustadz sepengajian sampai yang bukan sepengajian. Dan semuanya merujuk kepada jawaban yang sama !

Berdasarkan kitab "Ajwibah Asilah" karya Syaikh 'Atho Abu Rusythoh disebutkan : "Al Mahrom huwa rajulun min mahaarimil mar'ah, amma an-nisaa ats-tsiqoot fa ba'dhu al fuqoha taquulu bih. Wa amma nahnu fa nurajjihu safaraha bi mahromi rajulin lil musaafati al mathlubah"

Hwuaaaaaa .. benar2 ujian dalam keberkahan !! Meskipun biasanya ada travel yang menawarkan muhrim bagi perempuan yang berangkat umroh atau haji sendirian. Tapi aku ngga sreg dengan hal ini. Masa' muhrim bisa diwakil-wakilkan ?? Ada-ada saja :(

Siang kemarin, aku mengundurkan diri. Dan digantikan oleh kru yang lain. Aku yakin ini keputusan yang terbaik. Bukankah keberkahan dan bertambahnya iman yang kuinginkan ketika berangkat kesana ? Bagaimana bisa kuperoleh jika proses mencapainya tidak sesuai dengan aturan-Nya ? Toh .. tahun 2013 jika kerjasama itu berlanjut dan aku masih bekerja di radio, aku akan mendapatkan kesempatan yg sama. Dan itu artinya aku memiliki kesempatan untuk ngumpulin dana memberangkatkan ayahku atau nyari mahrom dulu seperti saran para asatidz ketika memberikan jawaban kepadaku :D #Insya Alloh

“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (QS An-Nisa:65) #ujian dalam keberkahan .. tidak mudah menerimanya .. ikhlas .. ikhlas .. ikhlas :)

Now Playing : Bondan Feat Fade To Black .. Ya Sudahlah (Dini)

Rabu, Desember 28, 2011

Dewa Matahari di Perayaan Tahun Baru & Pandangan Islam

Setiap akhir tahun biasanya semua manusia di dunia ini tidak terkecuali kaum Muslim mengalami wabah penyakit yang luar biasa, pengidap penyakit ini biasanya menjadi suka menghamburkan harta untuk berhura-hura, euforia yang berlebihan, pesta pora dengan makanan yang mewah, minum-minum semalam penuh, lalu mendadak ngitung (3.., 2.., 1.. Dar Der Dor!).


Wabah itu bukan flu burung, bukan juga kelaparan, tapi wabah penyakit akhir tahun yang kita biasa sebut dengan tradisi perayaan tahun baruan. Kaum muda pun tak ketinggalan merayakan tradisi ini. Kalo yang udah punya gandengan merayakan dengan jalan-jalan konvoi keliling kota, pesta di restoran, kafe, warung (emang ada ya?)

Kalo yang jomblo yaa.. tiup terompet, baik terompet milik sendiri ataupun minjem (bagi yang nggak punya duit). Kalo yang kismin, ya minimal jalan-jalan naik truk bak sapi lah, sambil teriak-teriak nggak jelas.

Dan bagi kaum adam yang normal menurut pandangan jaman ini, kesemua perayaan itu tidaklah lengkap tanpa kehadiran kaum hawa. Karena seperti kata iklan “nggak ada cewe, nggak rame”

Bahkan di kota-kota besar, tak jarang setelah menunggu semalaman pergantian tahun itu mereka mengakhirinya dengan perbuatan-perbuatan terlarang di hotel atau motel terdekat.

Yah itulah sedikit cuplikan fakta yang sering kita lihat, dengar, dan rasakan menjelang malam-malam pergantian tahun. Ini dialami oleh kaum muslimin, khususnya para anak muda yang memang banyak sekali warna dan gejolaknya. Nah, sebagai pemuda-pemudi muslim yang cerdas, agar kita nggak salah langkah di tahun baruan ini, maka kita harus menyimak gimana seharusnya kita menyikapi momen yang satu ini.

Asal muasal tahun baruan

Awal muasal tahun baru 1 Januari jelas dari praktik penyembahan kepada dewa matahari kaum Romawi. Kita ketahui semua perayaan Romawi pada dasarnya adalah penyembahan kepada dewa matahari yang disesuaikan dengan gerakan matahari.

Sebagaimana yang kita ketahui, Romawi yang terletak di bagian bumi sebelah utara mengalami 4 musim dikarenakan pergerakan matahari. Dalam perhitungan sains masa kini yang juga dipahami Romawi kuno, musim dingin adalah pertanda ’mati’ nya matahari karena saat itu matahari bersembunyi di wilayah bagian selatan khatulistiwa.

Sepanjang bulan Desember, matahari terus turun ke wilayah bahagian selatan khatulistiwa sehingga memberikan musim dingin pada wilayah Romawi, dan titik tterjauh matahari adalah pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Lalu mulai naik kembali ketika tanggal 25 Desember. Matahari terus naik sampai benar-benar terasa sekitar 6 hari kemudian.

Karena itulah Romawi merayakan rangkaian acara ’Kembalinya Matahari’ menyinari bumi sebagai perayaan terbesar. Dimulai dari perayaan Saturnalia (menyambut kembali dewa panen) pada tanggal 23 Desember. Lalu perayaan kembalinya Dewa Matahari (Sol Invictus) pada tanggal 25 Desember. Sampai tanggal 1-5 Januari yaitu Perayaan Tahun Baru (Matahari Baru)

Orang-orang Romawi merayakan Tahun Baru ini biasa dengan berjudi, mabuk-mabukan, bermain perempuan dan segala tindakan keji penuh nafsu kebinatangan diumbar disana. Persis seperti yang terjadi pada saat ini.

Ketika Romawi menggunakan Kristen sebagai agama negara, maka terjadi akulturasi agama Kristen dengan agama pagan Romawi. Maka diadopsilah tanggal 25 Desember sebagai hari Natal, 1 Januari sebagai Tahun Baru dan Bahkan perayaan Paskah (Easter Day), dan banyak perayaan dan simbol serta ritual lain yang diadopsi.

Bahkan untuk membenarkan 1 Januari sebagai perayaan besar, Romawi menyatakan bahwa Yesus yang lahir pada tanggal 25 Desember menurut mereka disunat 6 hari setelahnya yaitu pada tanggal 1 Januari, maka perayaannya dikenal dengan nama ’Hari Raya Penyunatan Yesus’ (The Circumcision Feast of Jesus)

Pandangan Islam terhadap Perayaan Tahun Baru’Ala kulli hal, yang ingin kita sampaikan disini adalah bahwa ’Perayaan Tahun Baru’ dan derivatnya bukanlah berasal dari Islam. Bahkan berasal dari praktek pagan Romawi yang dilanjutkan menjadi perayaan dalam Kristen. Dan mengikuti serta merayakan Tahun baru adalah suatu keharaman di dalam Islam.

Dari segi budaya dan gaya hidup, perayaan tahun baruan pada hakikatnya adalah senjata kaum kafir imperialis dalam menyerang kaum muslim untuk menyebarkan ideologi setan yang senantiasa mereka emban yaitu sekularisme dan pemikiran-pemikiran turunannya seperti pluralisme, hedonisme-permisivisme dan konsumerisme untuk merusak kaum muslim, sekaligus menjadi alat untuk mengeruk keuntungan besar bagi kaum kapitalis.

Serangan-serangan pemikiran yang dilakukan barat ini dimaksudkan sedikitnya pada 3 hal yaitu (1) menjauhkan kaum muslim dari pemikiran, perasaan dan budaya serta gaya hidup yang Islami, (2) mengalihkan perhatian kaum muslim atas penderitaan dan kedzaliman yang terjadi pada diri mereka, dan (3) menjadikan barat sebagai kiblat budaya kaum muslimin khususnya para pemuda.

Ketiga hal tersebut jelas terlihat pada perayaan tahun baru yang dirayakan dan dibuat lebih megah dan lebih besar daripada hari raya kaum muslimin sendiri. Tradisi barat merayakan tahun baru dengan berpesta pora, berhura-hura diimpor dan diikuti oleh restoran, kafe, stasiun televisi dan pemerintah untuk mangajarkan kaum muslimin perilaku hedonisme-permisivisme dan konsumerisme.

Kaum muslim dibuat bersenang-senang agar mereka lupa terhadap penderitaan dan penyiksaan yang terjadi atas saudara-saudara mereka sesama muslim. Dan lewat tahun baruan ini pula disiarkan dan dipropagandakan secara intensif budaya barat yang harus diikuti seperti pesta kembang api, pesta minum minuman keras serta film-film barat bernuansa persuasif di televisi.

Semua hal tersebut dilakukan dengan bungkus yang cantik sehingga kaum muslimin kebanyakan pun tertipu dan tanpa sadar mengikuti budaya barat yang jauh dari ajaran Islam. Anggapan bahwa tahun baru adalah “hari raya baru” milik kaum muslim pun telah wajar dan membebek budaya barat pun dianggap lumrah.

Walhasil, kaum secara i’tiqadi dan secara logika seorang muslim tidak layak larut dan sibuk dalam perayaan haram tahun baruan yang menjadi sarana mengarahkan budaya kaum muslim untuk mengekor kepada barat dan juga membuat kaum muslimin melupakan masalah-masalah yang terjadi pada mereka.

Dan hal ini juga termasuk mengucapkan selamat Tahun Baru, menyibukkan diri dalam perayaan tahun baru, meniup terompet, dan hal-hal yang berhubungan dengan kebiasaan orang-orang kafir. Wallahua’lam

Felix Siauw

follow me on twitter @felixsiauw

Sabtu, Desember 24, 2011

Kiat Menghafal Al-Qur'an dari Para Imam

Hari-hari terakhir ini terasa cukup berat bagi kami. Hafalan kami sudah memasuki ayat-ayat yang panjang. Kadang-kadang bacaannya ketukar. Lagi asyik membaca surah yang satu, pas tengah-tengah malah tersambung dengan ayat di surah lain yang mirip. Hufh .. sampai ada yang curhat, seminggu ini dia merasa malas sekali untuk menghafal. Ngga masuk kelas tahfidz. Waktu ditanya alasannya, dia bilang nonton di XXI :)


Dalam hati, sebenarnya ku juga mengalami hal yang sama. Bulan ini termasuk bulan yang paling sibuk. Mempersiapkan HUT Radio. Ikut training. Jadi nara sumber di workshop penyiaran dan tugas kantor yang bejibun. Belum lagi aktivitas dakwah. Ada tabligh akbar yang akan diselenggarakan. Halaqoh dan menghalaqohi serta aktivitas lainnya.

Akibatnya ku cuman punya waktu di malam hari. Itupun disertai dengan rasa kantuk yang tinggi. Kalo menghafal kurasa berat. Maka aku cuman memperbanyak tilawah saja. Alhamdulillah 1 juz / hari sekarang dah bisa dijalankan.

Meskipun sempat juga kepikiran, pengen nonton DVD .. palagi kayaknya dah lama aku ngga nonton film korea .. tapi niat itu urung dilaksanakan #pengen jaga hafalan

Abis curhat2an di fb .. alhamdulillah nemu kiat2 menghafal dari para imam terdahulu. Ini sebagai penguat niat dan semangat .. semoga juga bermanfaat bagi kalian :)

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

“Kami menghafalkan Al Qur’an dalam sehari sebanyak lima ayat dan kami tidaklah menambah lebih dari itu sampai kami menguasai tafsir ayat-ayat tersebut. Sungguh akan datang kaum di mana mereka menghafalkan Al Qur’an seluruhnya, namun mereka tidak mengamalkannya. Mereka begitu mantap menguasai huruf-hurufnya, namun mereka tidak memahami aturan-aturan dalam Al Qur’an.”

Inilah di antara kiat menghafalkan Al Qur’an, kuasai pula tafsirnya. Hal ini akan membuat hafalan kita lebih mantap dan lebih khusyu’ ketika membacanya terutama dalam shalat.

Imam Malik ditanya,
“Bagaimana kita bisa menghafal Al Qur’an?”
“Banyak mengulang-ngulang”, jawab beliau.

Imam Ahmad ditanya,
“Bagaimana cara yang paling cepat untuk menghafalkan Al Qur’an?”
Imam Ahmad menjawab, “Kiat paling cepat untuk menghafal Al Qur’an adalah rajin lakukan amalan baik dan tinggalkan maksiat.”

Ibnu Mas’ud berkata,
“Menghafal itu tergantung kesungguhan niat seseorang.”

Ada empat kiat sederhana agar mudah menghafal Al Qur’an dari pelajaran di atas:
1. Bulatkan niat untuk menjadi penghafal Al Qur’an dan ikhlaskan niat hanya karena Allah.
2. Banyak mengulang
3. Gemar beramal dan tinggalkan maksiat
4. Kuasai tafsir setiap ayat yang telah dihafal

Kamis, Desember 22, 2011

Etika Siaran

Layaknya hidup bermasyarakat, dalam menjalankan tugasnya seorang penyiar juga mengikuti kaidah-kaidah hukum yang berlaku di dunia penyiaran. Jangan sampai apa yang kita sampaikan menimbulkan ketidaknyaman dan keresahan di masyarakat.


Seorang penyiar harus membaca dan menjalankan UU penyiaran yang mengatur kinerja seorang penyiar. Perlu memahami tentang pasal-pasal yang berhubungan dengan kerja seorang penyiar demi keamanan diri dari hukum yang berlaku.

Misalnya, seperti yang tertulisa dalam UU tentang Penyiaran No. 32/2002 pasal 32 mulai butir ke-6 :

1. Materi siaran hendaknya mengandung unsur yang bersifat membangun moral dan watak bangsa, persatuan dan kesatuan, pemberdayaan nilai-nilai luhur bangsa, disiplin, serta cinta ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Isi siaran yang mengandung unsur kekerasan dan sadisme, pronografi, takhayul, perjudian, pola hidup permisif, konsumtif, hedonistis, dan feodalistis, dilarang.

3. Isi siaran yang bertentangan dengan Pancasila, seperti halnya yang bertolak dari paham komunis, Marxisme-Leninisme, dilarang.

4. Isi siaran dilarang memnuat hal-hal yang bersifat menghasut, mempertentangkan, dan/atau bertentangan dengan ajaran agama atau merendahkan martabat manusia dan budaya bangsa atau memuat hal-hal yang patut dapat diduga mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Atau seperti dalam pasal 52 UU Penyiaran :
1. Penyelenggara penyiaran wajib senantiasa berusaha agar pelaksanaan kegiatan penyiaran tidak menimbulkan dampak negatif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Siaran wajib dilaksanakan dengan menggunakan bahasa, tutur kata, dan sopan santun sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

Untuk kaidah hukum yang berlaku di masyarakat pendengar, kita dapat melihat keseharian, habit dan kebiasaan mereka. Hindari berbicara tentang hal yang berbau SARA. Seorang penyiar dapat mengekspresikan dirinya di udara secara luwes dan menawan dengan tetap memerhatikan sopan santun dalam bersiaran.

Sabtu, Desember 10, 2011

Di Kalsel, Tanbu Tertinggi Penulatan HIV

BANJARMASIN - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Rosihan Adhani mengatakan penderita HIV/AIDS di Kalimantan Selatan cukup banyak dan ada kecenderungan terus meningkat setiap tahunnya.


Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel menyebutkan, jumlah penderita HIV di Kalsel mencapai 286 orang. Dari jumlah tersebut, 78 diantaranya merupakan penderita AIDS. Jumlah tersebut dipastikan meningkat jika dibanding jumlah tahun lalu. Pada 2010, jumlah penderita HIV dan AIDS hanya 209 orang saja.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Rosihan Adhani mengungkapkan, HIV dan AIDS saat ini masih menjadi momok bagi masyarakat. Angka jumlah penderita tahun 2011 menurut Rosihan masih bisa bertambah dengan mengacu pada kemungkinan adanya masyarakat yang tidak melapor bahwa dirinya menderita penyakit mematikan tersebut.

“Namun kasus ini masih jauh dari estimasi kita. Harusnya perhitungan akan ada 946 kasus tapi hanya 286 saja. Harapannya jumlah kasus tersebut adalah data sebenarnya tercatat. Yang dikhawatirkan akan kalau ada kasus yang masih tersembunyi ini yang dapat menyebarkan penyakit ini ke orang lain,” ungkap Rosihan.

Untuk daerah dengan penderita HIV tertinggi, Rosihan menyebut tiga kabupaten dan kota. Kabupaten Tanah Bumbu menjadi daerah dengan penderita HIV tertinggi. Di kabupaten yang dikenal sebagai lumbung batubara tersebut, ada 81 warganya yang menjadi penderita HIV. Selain Tanah Bumbu, Banjarmasin dan Banjarbaru juga tergolong sebagai daerah yang kasus HIV-nya tinggi. Di Banjarmasin misalnya ada 51 orang menjadi penderita HIV sedangkan di Banjarbaru ada 41 orang penderita HIV.

“Tingginya angka HIV ini lebih karena pola hidup. Misalnya suka berganti pasangan atau menggunakan narkoba melalui jarum suntik yang tidak steril,” terang Rosihan.

HIV atau Human immunodeficiency Virus merupakan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh. Jika sudah berkembang, penderita HIV juga dapat terkena AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome.

“Awalnya dari HIV kemudian berkembang jadi AIDS atau penyakit karena kerusakan sistem kekebalan tubuh,” imbuh Rosihan.

Mantan kepala dinas kesehatan kabupaten Banjar ini mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengurangi angka penderita HIV dan AIDS di Kalsel. Salah satunya dengan menyediakan outlet kondom yang tersebar di seluruh Kalsel. Jumlahnya cukup banyak yakni 90 outlet. Harapan dari adanya outlet ini agar masyarakat memahami bagaimana cara mencegah penularan HIV dan AIDS.

“Outlet ini kita tempat di daerah risiko tinggi seperti kawasan industri, hiburan malam, dan lokalisasi,” katanya.

Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel juga mengembangkan terapi metadon yang dipusatkan di RS Anshari Saleh. Terapi ini merupakan pengobatan bagi pecandu narkoba. Para pecandu dalam kesehariannya akan diberi narkoba namun dengan dosis yang diturunkan.

Layanan infeksi penyakit menular seksual juga dikembangkan guna mengurangi angka penyebaran HIV.

“Orang yang terkena penyakit menular seksual apakah sipilis atau gonorae 20 kali lipat risikonya terkena AIDS. Kita juga kembangkan beberapa puskesmas untuk memberikan pelayanan infeksi penyakit menular seksual seperti di Pekauman, Simpang Empat, dan Satui,” cetusnya.

Untuk rumah sakit rujukan orang dengan HIV AIDS atau ODHA, dinas kesehatan mempersiapkan 4 rumah sakit yakni RSUD Ulin Banjarmasin, RS Anshari Saleh Banjarmasin, RSUD Kotabaru, dan RSUD Pembalah Batung.

Rosihan menambahkan, peringatan hari AIDS sedunia juga akan dilaksanakan di Kalsel. Ada aksi simpatik bagi ODHA akan dilaksanakan hari ini di beberapa titik seperti di simpang empat Kantor Pos Banjarmasin Jalan Lambung Mangkurat. (tas/fuz/jpnn)

sumber : http://www.jpnn.com/read/2011/12/01/109755/Di-Kalsel,-Tanbu-Tertinggi-Penulatan-HIV-

Jumat, Desember 09, 2011

HIV/AIDS Serang Remaja Kalsel

ANTARANEWS. Penyakit mematikan HIV/AIDS mulai menyerang remaja di Kalimantan Selatan yaitu mencapai 16,8 persen dari total penderita HIV/AIDS di daerah itu sebanyak 286 kasus. Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan Rosihan Adhani di Banjarmasin, Rabu, mengatakan, penderita HIV/AIDS di Kalsel terus mengalami peningkatan. Termasuk penderita dengan usia muda yaitu umur 20-24 tahun juga mulai terjangkit penyakit mematikan tersebut.


Data terakhir, kata Rosihan, penderita HIV di Kalsel sebanyak 206 orang dan AIDS sebanyak 78 orang yang tersebar hampir di seluruh kabupaten dan kota di Kalsel.
Dari jumlah tersebut, kata dia, untuk kasus HIV penyebarannya terbanyak di Kabupaten Tanah Bumbu yang merupakan daerah penghasil tambang batu bara mencapai 81 kasus.
Selanjutnya, Kota Banjarmasin, 52 kasus dan Banjarbaru 42 kasus. Sedangkan AIDS terbesar Banjarbaru sebanya 44 kasus, Banjarmasin 33 kasus dan Tanah Bumbu sebanyak 11 kasus.

Kalau dilihat dari usia, umur 25-40 tahun memang masih cukup dominan, tetapi untuk anak remaja juga mulai terjadi peningkatan jumlah, sehingga pergaulan remaja juga harus benar-benar diwaspadai.

Penyebab penyebaran HIV/AIDS tambah Rosihan, terbesar masih akibat hubungan seks diluar nikah sebanyak 56 persen, dan akibat suntik atau narkoba 26 persen, penularan ibu ke anak yang dikandungnya sebesar 11 persen. Dilihat dari jenis kelamin, didominasi oleh perempuan sebesar 66 persen dan laki-laki sebanyak 34 persen. Sebagian dari penderita perempuan adalah ibu rumah tangga yang ditulari oleh suami yang sering "jajan" di luar rumah atau gonta-ganti pasangan.

Estimasi penderita HIV/AIDS sebesar 966 kasus dan baru sekitar 30,2 persen kasus yang terungkap. Menekan penyebaran penyakit yang menyerang kekebalan tubuh tersebut, kata Rosihan pada hari AIDS sedunia pada Kamis (1/12) mengambil tema "Lindungi Pekerja dan Dunia Usaha dari AIDS". Peringatan tersebut ditandai dengan pembagian bunga di beberapa lokasi di Kota Banjarmasin dan pelaksanaan berbagai lomba.


sumber : http://kalsel.antaranews.com/berita/4649/hivaids-serang-remaja-kalselKamis, 01 Desember 2011 , 12:04:00

Kamis, Desember 08, 2011

Puluhan Aktivis Peringati Hari Aids Sedunia

BANJARMASIN, KOMPAS.com- Puluhan aktivis dan mahasiswa di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, memeringati Hari AIDS sedunia dengan menggelar aksi simpatik di beberapa titik, Kamis (1/12/2011). Mereka berusaha menyosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan oleh HIV/AIDS.


Saat ini kehidupan masyarakat, khususnya anak muda kian memprihatinkan.

"Sejauh ini masih banyak masyarakat yang belum paham soal HIV/AIDS. Padahal penyakit ini bisa menular ke siapa saja, terrmasuk anak-anak," ujar Ilham Arief salah satu mahasiswa dari IAIN Antasari yang mengikuti aksi di perempatan Kantor Pos Besar Banjarmasin.

Data Dinas Kesehatan Kalsel menyatakan, jumlah penderita HIV/AIDS tahun 2011 di Kalsel mencapai 286, terdiri atas 78 kasus AIDS dan 208 HIV. Pengidap terbanyak perempuan sebanyak 65 persen dan 34 persen sisanya laki-laki. Ditinjau dari penyebabnya, 55 persen diakibatkan hubungan seks, 35 persen narkoba suntik, 11 persen penularan ibu ke anak, dan 3 persen transfusi darah.

sumber : http://nasional.kompas.com/read/2011/12/01/10173012/Puluhan.Aktivis.Peringati.Hari.AIDS

Rabu, Desember 07, 2011

Bagian-Bagian Naskah Siaran

To the point aja .. pada dasarnya, naskah siaran terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, tengah dan akhir. Ketiga bagian tersebut memiliki fungsi tersendiri.

Bagian Awal
Merupakan pembuka dari tulisan dan menjadi pokok pikiran dari informasi dalam tulisan tersebut. Kalimat yang ditulisa berfungsi untuk menarik perhatian pendengar.


Misalnya :
Tahukah Anda ? kanker payudara ternyata tidak hanya menyerang kaum wanita / tetapi juga menyerang kaum pria // Demikian menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat //

Bagian Tengah
Merupakan penjelasan atau detail dari isi tulisan sehingga pendengar paham dengan informasi yang disampaikan dalam tulisan tersebut.

Misalnya :
Para ahli dari Amerika serikat melakukan penelitian terhadap seribu pasien laki-laki di sebuah rumah sakit di Kota New York // Para ahli memantau kesehatan seribu pasien laki-laki tersebut selam lima tahun / dengan mencatat semua keluhan atau penyakit yang pernah diderita //

Bagian Akhir
Sebaiknya ditulis dengan meninggalkan kesan yang kuat. Bisa berupa kesimpulan, sebuah pertanyaan tanpa jawaban atau imbauan kepada pendengar untuk melakukan sesuatu.

Misalnya :
Jika anda mengalami keluhan-keluhan seperti itu / sebaiknya memeriksakan diri ke dokter // Ada baiknya / mulai sekarang / kaum laki-laki tidak menyepelekan penyakit kanker payudara //

Sumber : Sukses menjadi penyiar, scriptwriter dan reporter, Fatmasari Ningrum, Penebar Swadaya, 2007

Selasa, Desember 06, 2011

Gyun Dan

Lucu juga kali ya .. kalo bikin kue khas korea yang satu ini. Penampilannya mirip dengan mochi. Bulat-bulat sebesar bakso. Cara membuatnya juga agak mirip. Cobain bikin ah he3


Ini resepnya :

Bahan:
1. tepung ketan
2. tepung jagung
3. gula
4. garam
5. air
6. Vanili bentuk cair
7. Peanut butter. isinya biasanya pasta kacang merah.

cara membuat:
1. campur tepung ketan, gula secukup nya, garam sedikit, vanili cair dan air secukup nya. aduk hingga agak kental. jangan kecairan.

2. panaskan di oven (180°) selama 10 menit. Lalu keluarkan, dan aduk-aduk lalu masuk kan lagi ke oven selama 3 menit dan keluarkan.

3. setelah itu taburkan tepung jagung di atas telenan. dan taruh adonan Mochi yang di oven td di atasnya. campur campur hingga rata dengan tepung jagung.

4. Buat bentuk adonan bulat pipih

5. taruh peanut butter di atas nya. dan bungkus dengan adonan Mochi.

Taraaaaa....Akhirnya jadi. Ntar kalo aku berhasil, janji masukin foto2nya di sini. Sementara pakai foto yg lain dulu :p

Dorayaki

Ini salah satu persiapan untuk ikut festival budaya Jepang-Korea akan dilaksanakan bulan ini. Rencananya aku ikutan bikin stand di sana. Konsepnya sosialisasi perkembangan Islam di Jepang dan Korea. Selain itu, jualan makanan khas negeri sana :)


Dorayaki, pasti banyak yang penasaran dengan makanan kesukaan Doraemon ini. Ini resepnya dari internet .. coba bikin ah #masih ada waktu beberapa minggu he3

Adonan dorayaki:
3 butir telur
100 gr gula
50 gr madu
190 gr terigu protein sedang
5 gr baking powder
10 gr coklat bubuk
150 ml susu hangat
50 ml minyak sayur

Cara membuat:
•aduk telur, gula, madu, susu hangat hingga larut
•saring terigu dan baking powder kemudian dicampur kedalam adonan telur hingga rata
•tuang minyak dan aduk hingga rata

Cara masak:
•panaskan wajan anti lengket, beri minyak tipis-tipis
•tuang adonan dorayaki diatas wajan , diameter 5 cm, atau kalau ada cetakan hati, bisa dipakai
•biarkan hingga 3/4 matang. Bisa disisi coklat chip, atau azuki, tutup dengan dorayaki yang sudah jadi

Doakan moga berhasil :)

Hafal Qu'ran Hanya 100 Hari

YORDANIA (voa-islam.com) – Satu lagi bukti kemukjizatan Al-Qur'an. Allah mempermudah umat-Nya untuk menghafal kitab suci Al-Qur'an. Hanya dalam waktu 100 hari, gadis Arab ini mampu menghafal seluruh isi Al-Qur'an yang terdiri dari 114 surat (bab), dengan lebih 6.300 ayat (kalimat) atau mencakup lebih 77.000 kata.


Aminah Said selalu bermimpi bisa menorehkan prestasi seputar kajian Islam yang didalaminya. Demi mewujudkan mimpinya, mahasiswi studi Islam dan Syariah Sharjah College ini memberanikan diri ikut kompetisi internasional menghafal Al-Qur’an di Yordania.

Pernah menjadi juara dua dan tiga dalam kontes lokal, ia cukup percaya diri bertarung dalam kompetisi itu. Namun, ia tak pernah membayangkan, namanya akan mencuat sebagai juara pertama mengalahkan seluruh peserta dari 15 negara.

”Saya mendapat posisi teratas dalam kontes di Yordania dan saya bangga untuk membuat prestasi ini untuk negara saya,” kata gadis berusia 19 tahun asal Uni Emirat Arab itu, kepada harian Emarat Al-Youm.

Motivasi menghafal kitab suci itu tak lepas dari pengaruh keluarga. Ia tak ingin kalah melihat 25 saudara laki-laki dan perempuannya bisa menghafal sebagian besar isi Al-Qur’an.

“Alhamdulillah, saya telah menghabiskan rata-rata 12 jam sehari untuk menghafal Al-Qur’an secara intensif, sampai aku hafal semua hanya dalam 100 hari,” ujarnya.

Tumbuh di lingkungan yang kuat dengan nilai-nilai agama, ia sudah terbiasa membaca Al-Qur’an sejak duduk di bangku sekolah. Beranjak usia 17 tahun, ia mulai merasa perlu menghafal isi kitab suci tersebut.

“Dan, aku berhasil melakukannya hanya dalam 100 hari,” ujarnya. 

Demi mempertahankan kemampuannya, ia selalu meluangkan waktu setiap hari untuk membaca Al-Qur’an. Itu penting demi mengendalikan setiap kata yang termuat dalam kitab suci yang berisi 114 surat (bab), dengan lebih 6.300 ayat (kalimat) atau mencakup lebih 77.000 kata. [taz/viva, emirates247]

Senin, Desember 05, 2011

Hukum Membaca Al-Qur'an bagi Perempuan Haid

Memang mayoritas ulama berpendapat bahwa wanita haid dan nifas tidak boleh membaca Al-Qur'an berdasarkan hadits,

"Orang yang junub dan wanita haid tidak boleh membaca Al-Qur'an sedikitpun."

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, Adapun orang junub dan haid untuk membaca Al-Qur'an, maka di kalangan ulama terdapat tiga pendapat:


Sebagiannya membolehkan bagi orang ini dan itu. Ini adalah madzhab Abu Hanifah dan yang masyhur dari madhab Imam Syafi'i dan Ahmad. Sebagian yang lain tidak membolehkan bagi orang junub dan boleh bagi wanita haid, baik secara bebas atau karena takut lupa hafalannya. Ini adalah madhab Malik dan sebagian pendapat madhab Ahmad dan lainnya.

Hadits berkaitan dengan wanita haid membaca Al-Qur'an hanya satu riwayat saja. Yaitu hadits yang diriwayatkan dari Ismail bin 'Ayyasy, dari Musa bin Uqbah, dari Nafi, dari Ibnu Umar;

"Wanita haid dan orang junub tidak boleh membaca Al-Qur'an sama sekali." (HR. Abu Dawud dan lainnya) ini merupakan hadits dhaif berdasarkan kesepakatan ulama ahli hadits. Haidts Yang diriwayatkan dari Ismail bin 'Ayyasy oleh Hijaziyyin (orang-orang Hijaz) adalah hadits lemah berbeda kalau yang meriwayatkan adalah Syamiyyin (orang-orang Syam). Dan tak seorangpun perawi yang tsiqah (terpercaya) telah meriwayatkan hadits ini dari Nafi'.

Bahwa sesuatu yang maklum, para wanita sudah mengalami haid pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, namun beliau tidak pernah melarang mereka membaca Al-Qur'an, sebagaimana beliau tidak pernah melarang mereka dari berdzikir dan berdoa. Bahkan beliau memerintahkan para wanita haid agar keluar pada shalat Ied, lalu mereka bertakbir seperti takbirnya kaum muslimin yang lain.

Beliau juga memerintahkan wanita haid agar tetap melaksanakan ritual haji kecuali Thawaf di Ka'bah, dia membaca kalimat talbiyah di Muzdalifah, Mina, dan tempat-tempat masya'ir lainnya dalam kondisi haid.

Adapun orang Junub, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak memerintahkannya agar menyaksikan shalat Ied, tidak pula shalat dan melaksanakan manasik haji. Karena orang junub memungkinkan untuk bersuci, karenanya tidak ada udzur baginya dalam meninggalkan thaharah (bersuci). Hal ini berbeda dengan wanita haid, karena hadats tetap ada pada dirinya yang tidak mungkin melakukan thaharah dengan kondisinya itu. Karena itulah, para ulama menyebutkan bahwa orang junub tidak boleh berdiam di Arafah (untuk wukuf), Muzdalifah dan Mina sehingga mereka bersuci, walaupun suci tidak menjadi syarat dari semua itu. Tetapi maksudnya, pembuat syariat memerintahkan wanita haid untuk berdzikir kepada Allah dan berdoa kepada-Nya, baik dalam bentuk wajib atau sunnah. Namun, bagi orang junub dimakruhkan malakukan semua itu.

Dari sini diketahui, bahwa wanita haid diberi keringanan yang tidak diberikan kepada orang junub, karena sebab udzur. Begitu juga berkaitan dengan membaca Al-Qur'an, Syari' (Allah) tidak melarang wanita haid dari membacanya. Wallahu a'lam. (PurWD/voa-islam.com/halakat.taimiah.org)

Minggu, Desember 04, 2011

Metode Tahfidz Qur'an Untuk Anak

Siapapun kita, sebagai orangtua muslim tentu mengharapkan anak-anak kita menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Taat pada Allah Swt, ittiba’ kepada Rasulullah Saw, taat syari’atNya, berbudi pekerti yang baik dan berbakti pada orangtuanya.


Anak yang shalih dan shalihah adalah anak-anak yang benaknya dipenuhi dengan al-Qur’an, bahasanya adalah bahasa al-Qur’an dan perilakunya adalah cerminan al-Qur’an. Sebaik-baik bahasa adalah bahasa al-Qur’an, sebaik-baik tuntunan adalah al-Qur’an.

Maka jika kita menginginkan anak-anak kita berbahasa yang baik dan berprilaku luhur, dekatkanlah mereka dengan al-Qur’an. Jika kita mengharapkan anak-anak kita mudah taat dan bersegera dalam menjalankan syari’atNya, buatlah mereka mencintai al-Qur’an dan menghapalnya.

Mengapa Tahfidzul Qur’an begitu urgen?

”Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shalih bahwa bagi mereka ada pahala yang besar” (TQS. Al-Isra : 9)

Rasulullah Saw bersabda :

”Orang yang mahir dengan al-Qur’an akan bersama-sama dengan rombongan malaikat yang mulia dan senantiasa berbuat baik... (HR. Muslim dari Aisyah ra)

”Bacalah al-Qur’an, karena al-Qur’an akan datang pada hari kiamat kelak memberi syafaat (pembelaan) kepada ahlinya” (HR. Muslim dari Umamah al Bahili ra)

Dengan tahfidzul qur’an tentu saja anak akan menjadi dekat dengan al-Qur’an. Anak pun akan menjadi lebih peka terhadap suara dan gaya bahasa al-Qur’an, sehingga akan muncul rasa tidak senang terhadap suara dan gaya bahasa yang kasar.

Tahfidzul qur’an juga akan berefek meningkatkan konsentrasi anak. Dan jika ini terjadi, maka sangat dekat kemungkinan anak kita untuk berkonsentrasi dalam menerima ilmu dan pemahaman dalam proses belajar mengajar, termasuk akan mudah mengingat hal apapun yang kita tanamkan kepadanya.

Anak juga akan memiliki hati yang lembut, karena hal itu dijanjikan Allah dalam firmanNya ;

”Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram...” (QS. Ar-Ra’d : 28).

Tidak hanya itu, tahfidzul qur’an juga akan menghidupkan jiwa yang mati. Sabda Rasul Saw :

”sesungguhnya orang yang didalam hatinya tidak ada al-Qur’an sedikitpun (yang dihapal), bagaikan rumah yang akan roboh” (HR. Tirmidzi)

Allah juga memberikan apresiasi bagi orang-orang yang belajar dan mengajarkan al-Qur’an, Sabda Rasul saw : ”Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya”

Hadits ini juga memberi motivasi untuk para orang tua agar turut serta dalam proses ’membenakkan’ al-Qur’an pada anak-anaknya.

Bagaimana arah pembelajaran Tahfidzul Qur’an kepada anak ?

Pembelajaran tahfidzul qur’an akan memberikan motivasi kepada anak untuk selalu meraih derajat tertinggi di hadapan Allah Swt dengan menghapalkan al-Qur’an. Benak anak kita pun akan dipenuhi dengan al-Qur’an. Memorinya akan banyak terisi oleh ayat-ayat Allah, sehingga para orang tua akan lebih mudah mengingatkan dan mengarahkan anak-anaknya.

Selain itu, tentu saja tahfidzul qur’an akan membuat anak-anak kita mudah dalam menguasai dalil-dalil syara’, dan akan jauh lebih mudah bagi para orangtua untuk menanamkan pemahaman syari’ah kepada anak-anaknya.

Tips Tahfidz Qur’an untuk anak

Pilih waktu yang nyaman dan suasana yang menggembirakan. Tidak masalah jika anak-anak sedang bermain. Menghapal al-Qur’an tidak berarti posisi anak dengan guru/orang tua yang mengajarkannya ’face to face’. Cukup dengan memastikan pendengarannya ’on’, meski dia melakukan aktivitas (misalnya menulis, menggambar, bermain puzzle, dll).

Menghapal alqur’an bisa dilakukan secara terjadwal (misal ba’da shalat subuh dan ba’da shalat maghrib, atau menjelang tidur) atau tidak terjadwal (saat anak main atau belajar dengan orangtuanya)

Bacakan satu surat utuh (jika surat pendek) dengan cara ; orangtua membacakan satu ayat, diulang oleh anak satu ayat. Jika anak masih Batita, orangtua cukup membacakan satu surat penuh berulang-ulang, minimal 10 menit.

MP3, radio atau multimedia dapat membantu, jika orangtua memiliki keterbatasan dalam hapalan al-Qur’an atau mengalami kesulitan untuk membacakan ayat-ayat al-Qur’an dengan suara yang merdu.

Jika anak melakukan kesalahan dalam hafalan, jangan memintanya untuk mengulanginya lagi, karena hal itu akan membebaninya dan membuatnya berkecil hati. Cukup dengan membacakan ulang kalimat ayat yang benarnya.

Buatlah pola muraja’ah (mengulang) yang mengasyikkan. Mulailah dengan bercerita tentang satu tokoh atau satu kisah yang berkaitan dengan ayat-ayat yang sedang dihapal. Lalu, bacakanlah ayat/surat yang telah dihapalkan anak secara berurutan dengan nyaring dang gembira. Biarkan anak-anak kita mengikutinya.

Rujukan :Homeschooling group SD Khoiru Ummah 20 Malang

10 Tips Dasar Menghafal Al-Qur'an

Ada sebuah buku (minibook) menarik yang dikarang oleh salah satu penulis produktif di Mesir, DR Rajib Sirjani. Dalam bukunya Kaifa Tahfadzul Qur’an ia membahas hal-hal yang harus diperhatikan oleh para penghafal Al-Qur’an. Secara garis besar ia membuat dua pembahasan. Pembahasan pertama tentang tips-tips yang bersifat primer (asasiyah) dan tips kedua bersifat sekunder (musa’idah). Dan dalam setiap pembahasan tips ada sepuluh poin yang harus diperhatikan.


TIPS-TIPS PRIMER (ASASIYAH).

Tips ini harus dimiliki oleh para penghafal Al-Qur’an karena menjadi hal yang sangat mendasar selama menghafal. Ada sepuluh poin yang harus dimiliki oleh para penghafal Al-Qur’an baik sebelum, sesudah atau selama ia menjalani proses menghafal Al-Qur’an.

Inilah sepuluh tips primer (asasiyah) menghafal Al-Qur'an:

1. Ikhlas

Ikhlas merupakan fondasi terpenting dalam setiap pekerjaan. Hal ini disebabkan karena siapa saja yang melakukan sebuah pekerjaan bukan karena mengharap ridha Allah maka pekerjaannya akan sia-sia saja. Ia juga akan menjadi orang yang pertama kali disidang pada hari kiamat.

Sebuah hadits dari Imam Hakim menerangkan bahwa orang yang menghafal Al-Qur’an terbagi menjadi tiga golongan; golongan yang ingin pamer, golongan yang ingin mencari makan dari hafalannya dan golongan yang memang murni karena Allah.

Ketika kita tidak bisa ikhlas secara utuh maka kita bisa menggunakan alternatif pembantu yaitu dengan memperbanyak niat yang baik seperti niat dapat memperbanyak baca Al-Qur’an, bisa bertahajjud sambil mengulang hafalan, berharap bisa meraih kemuliaan orang yang menghafal Al-Qur’an, berharap agar orang tua kita dapat diberikan mahkota pada hari kiamat, agar terjauh dari azab akhirat, agar dapat mengajarkannya kembali pada orang lain, agar dapat menjadi suri tauladan baik bagi orang Muslim atau yang non-Muslim atau niat-niat baik yang lainnya. Yang penting kita berniat karena Allah dan bukan karena dunia.

2. Keinginan yang kuat

Menghafal Al-Qur’an adalah sebuah pekerjaan yang amat mulia maka hanya orang yang benar-benar mempunyai niat yang kuatlah yang dapat mencapainya. Pekerjaan yang hebat hanya dimiliki oleh orang-orang yang hebat pula. Sama halnya ketika seluruh orang ingin masuk surga, apakah seluruh orang itu benar-benar memiliki tekad yang kuat untuk mencapainya, ternyata tidak, hanya segelintir orang bukan!

Keinginan yang kuat ini terpancar dari usaha yang ia lakukan untuk mencapainya. Dari usaha yang terus menerus inilah yang akan membuatnya menjadi sebuah kebiasaan. Dan dari kebiasaan inilah yang membuatnya terus menerus menghafal, mengulang dan mematangkan hafalannya.

3. Mengetahui nilai menghafal Al-Qur’an

Orang yang mengetahui nilai sesuatu pasti akan berkorban apapun untuk meraihnya. Kalau manusia biasanya selalu mencurahkan seluruh usaha untuk mendapatkan hal-hal yang bersifat duniawi lalu kenapa ia tidak melakukan hal yang sama untuk mencapai tujuan akhiratnya yang kekal.

Ketika kita mengetahui nilai pekerjaan yang kita lakukan maka kita akan semakin rindu untuk melakukannya. Ditambah lagi, orang yang mengetahui nilai suatu pekerjaan tidak sama dengan yang tidak mengetahuinya. Dan orang yang mengetahuinya secara global tentu tidak sama dengan yang mengetahuinya secara terperinci. Maka semakin kita mengetahui nilai pekerjaan itu lebih terperinci tentu akan membuat kita semakin berpacu untuk menggapainya.

Ada banyak kelebihan dan keutamaan bagi orang yang menghafal Al-Qur’an baik dalam Al-Qur’an itu sendiri atau hadits Nabi. Kita juga bisa menemukannya dalam beberapa literatur baik yang berbahasa Arab seperti At-tibyan fi adabi hamalatil Qur’an karya Imam Nawawi atau yang berbahasa Indonesia.

4. Mengamalkan apa yang ia hafal

Poin ini menjadi poin terpenting dari tujuan menghafal Al-Qur’an. Karena hafal semata tidak akan menghasilkan nilai yang berarti tanpa dibarengi dengan praktik realita. Hal inipun sudah disinggung oleh Anas bin Malik; berapa banyak orang yang membaca Al-Qur’an namun Al-Qur’an malah melaknatnya.

Metode inilah yang digunakan oleh para generasi terbaik, generasi sahabat. Umar bin Khatthab telah mengajarkan kita metode yang tokcer dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, ia tidak pernah menghafal sesuatu kecuali ia telah mengamalkannya dan ia akan pindah ke hafalan berikutnya setelah ia mengamalkannya dan begitu seterusnya.

Ali bin Abi Thalib juga pernah memprediksi bahwa nanti suatu saat akan ada sebuah kaum yang ilmu mereka tidak lebih dari kerongkongan saja karena apa yang mereka lakukan berbeda dengan apa yang mereka ketahui. Bukankah orang yang mengamalkan apa yang ia tahu akan Allah berikan padanya hal-hal yang belum ia tahu.

5. Meninggalkan dosa dan maksiat

Hati yang sering berbuat maksiat tidak akan bisa menampung cahaya Al-Qur’an. Semakin ia bermaksiat maka akan mempengaruhi hatinya. Ketika hatinya semakin keruh maka lemahlah kemampuannya dalam menghafal Al-Qur’an yang suci. Karena dosa ibarat sebuah titik, semakin banyak ia bermaksiat dan berdosa maka akan semakin banyaklah titik hitam dalam hatinya, namun ia bisa dihapus dengan bertaubat dan memperbanyak istighfar.

Imam Syafi’i juga pernah mengalami hal ini kemudian bertanya kepada Imam Waqi’ yang akhirnya beliau membuat dua syair yang sangat terkenal, Syi’ir Syakautu ila Waqi’. Seorang Tabi’in (Dohhak bin Mazahim) pernah berkata tak ada seorang pun yang belajar Al-Qur’an kemudian ia lupa kecuali karena dosa yang ia perbuat. Dan melupakan Al-Qur’an termasuk musibah terbesar.

6. Berdoa

Berdoa merupakan senjata orang Islam. Karena ia yakin bahwa tidak ada yang sia-sia dari doanya, ia selalu yakin bahwa Allah selalu mengabulkan doa mereka baik secara langsung, ditunda waktunya atau diganti dengan yang lebih baik.

Ada beberapa waktu yang tepat dalam berdoa seperti waktu sahur, usai shalat, sepuluh akhir Ramadhan, apalagi ketika kita sendiri dalam keheningan malam, ketika hujan, dalam perjalanan dan lain-lain. Selain itu ada beberapa tempat yang dapat mempercepat terkabulnya doa kita seperti di tanah haram (Mekkah dan Medinah), Hajar Aswad, Ka’bah, Raudhah dan lain-lain.

7. Pemahaman yang benar

Orang yang paham arti apa yang ia hafal akan lebih mudah menghafalnya dibanding mereka yang tidak paham. Dalam membantu pemahaman, kita bisa menggunakan beberapa alternatif seperti Al-Qur’an terjemah, tafsir yang simple atau yang lebih terperinci kajiannya.

8. Membaca dengan tajwid

Membaca Al-Qur’an dengan tajwid akan sangat membantu hafalan. Orang yang menghafal tanpa tajwid akan sangat sulit untuk dibenarkan ketika ia sudah selesai menghafal karena ia sudah terbiasa membaca dengan bacaannya yang salah. Apalagi orang yang membaca dengan tajwid ternyata mendapat pahala yang lebih besar.

Yang harus diperhatikan dalam belajar tajwid adalah harus mengambil dari seorang guru yang sudah mantap hafalan dan bacaannya, dan tidak cukup belajar dari buku saja. Setelah belajar dari seorang guru yang hebat mungkin dia bisa menggunakan sarana pembantu seperti mendengar dari kaset atau komputer dan lain-lain.

9. Terus membaca Al-Qur’an

Orang yang sering membaca Al-Qur’an akan lebih banyak mendapat pahala dan di sisi lain hal itu akan mempermudah dan memperkuat hafalannya. Karena terus menerus membaca Al-Quran akan memindahkan daya ingatannya dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

Biasanya para sahabat menghatamkan Al-Qur’an dalam seminggu. Hanya sebagian yang kurang dari itu dan hanya sebagian kecil yang lebih dari itu.

10. Membaca dalam shalat

Bagi yang berkesempatan menjadi imam maka ia dapat langsung mengulang hafalannya. Namun bagi yang tidak menjadi imam ia dapat melakukannya ketika shalat malam, usai shalat isya, shalat dhuha atau shalat sunnah lainnya. [voa-islam.com]

Jumat, Desember 02, 2011

Cara Mudah Menghafal Al-Qur'an

Segala pujian hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya, dan para sahabat seluruhnya. Keistimewaan metode ini adalah seseorang akan memperoleh kekuatan dan kemapanan hafalan serta dia akan cepat dalam menghafal sehingga dalam waktu yang singkat dia akan segera mengkhatamkan Al-Quran.


Berikut kami akan paparkan metodenya beserta pencontohan dalam menghafal surah Al-Jumuah:
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali.
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali.
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali.
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5. Keempat ayat di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali.
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali.
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali.
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali.
10. Keempat ayat (ayat 5-8) di atas dari awal hingga akhir digabungkan dan dibaca ulang sebanyak 20 kali.
11. Bacalah ayat pertama hingga ayat ke 8 sebanyak 20 kali untuk memantapkan hafalannya.
Demikian seterusnya pada setiap surah hingga selesai menghafal seluruh surah dalam Al-Quran. Jangan sampai kamu menghafal dalam sehari lebih dari seperdelapan juz, karena itu akan menyebabkan hafalanmu bertambah berat sehingga kamu tidak bisa menghafalnya.

JIKA AKU INGIN MENAMBAH HAFALAN PADA HARI BERIKUTNYA, BAGAIMANA CARANYA?
Jika kamu ingin menambah hafalan baru (halaman selanjutnya) pada hari berikutnya, maka sebelum kamu menambah dengan hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas, maka anda harus membaca hafalan lama (halaman sebelumnya) dari ayat pertama hingga ayat terakhir (muraja’ah) sebanyak 20 kali agar hafalan ayat-ayat sebelumnya tetap kokoh dan kuat dalam ingatanmu. Kemudian setelah mengulangi (muraja’ah) maka baru kamu bisa memulai hafalan baru dengan metode yang aku sebutkan di atas.

BAGAIMANA CARANYA AKU MENGGABUNGKAN ANTARA MENGULANG (MURAJA’AH) DENGAN MENAMBAH HAFALAN BARU?
Jangan sekali-kali kamu menambah hafalan Al-Qur`an tanpa mengulang hafalan yang sudah ada sebelumya. Hal itu karena jika kamu hanya terus-menerus melanjutkan menghafal Al-Qur’an hingga khatam tapi tanpa mengulanginya terlebih dahulu, lantas setelah khatam kamu baru mau mengulanginya dari awal, maka secara tidak disadari kamu telah banyak kehilangan hafalan yang pernah dihafal. Oleh karena itu metode yang paling tepat dalam menghafal adalah dengan menggabungkan antara murajaah (mengulang) dan menambah hafalan baru. Bagilah isi Al-Qur`an menjadi tiga bagian,yang mana satu bagian berisi 10 juz. Jika dalam sehari kamu telah menghafal satu halaman maka ulangilah dalam sehari empat halaman yang telah dihafal sebelumnya hingga kamu menyelesaikan 10 juz. Jika kamu telah berhasil menyelesaikan 10 juz maka berhentilah menghafal selama satu bulan penuh dan isi dengan mengulang apa yang telah dihafal, dengan cara setiap hari kamu mengulangi (meraja’ah) sebanyak 8 halaman.

Setelah selesai satu bulan kamu mengulangi hafalan, sekarang mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan hafalan 20 juz. Jika kamu telah menghafal 20 juz maka berhentilah menghafal selama 2 bulan untuk mengulangi hafalan 20 juz, dimana setiap hari kamu harus mengulang (meraja’ah) sebanyak 8 halaman. Jika sudah mengulang selama dua bulan, maka mulailah kembali dengan menghafal hafalan baru sebanyak satu atau dua lembar tergantung kemampuan, sambil kamu mengulangi setiap harinya 8 halaman hingga kamu bisa menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.

Jika anda telah selesai menghafal semua isi Al-Qur`an, maka ulangilah 10 juz pertama secara tersendiri selama satu bulan, dimana setiap harinya kamu mengulang setengah juz. Kemudian pindahlah ke 10 juz berikutnya, juga diulang setengah juz ditambah 8 halaman dari sepuluh juz pertama setiap harinya. Kemudian pindahlah untuk mengulang 10 juz terakhir dari Al-Qur`an selama sebulan, dimana setiap harinya mengulang setengah juz ditambah 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.

BAGAIMANA CARA MERAJA’AH AL-QURAN (30 JUZ) SETELAH AKU MENYELESAIKAN METODE MURAJA’AH DI ATAS?
Mulailah mengulangi Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulanginya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian maka kamu akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an sekali setiap dua minggu.
Dengan metode seperti ini maka dalam jangka satu tahun (insya Allah) kamu telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun penuh.

APA YANG AKU LAKUKAN SETELAH MENGHAFAL AL-QUR’AN SELAMA SATU TAHUN?
Setelah menguasai hafalan dan mengulangInya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, hendaknya bacaan Al-Qur’an yang kamu baca setiap hari hingga akhir hayatmu adalah bacaan yang dilakukan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- semasa hidup beliau. Beliau membagi isi Al-Qur`an menjadi tujuh bagian (dimana setiap harinya beliau membaca satu bagian tersebut), sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam sepekan.

Aus bin Huzaifah -rahimahullah- berkata: Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-, “Bagaimana caranya kalian membagi Al-Qur`an untuk dibaca setiap hari?” Mereka menjawab:
نُحَزِّبُهُ ثَلَاثَ سُوَرٍ وَخَمْسَ سُوَرٍ وَسَبْعَ سُوَرٍ وَتِسْعَ سُوَرٍ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سُورَةً وَثَلَاثَ عَشْرَةَ سُورَةً وَحِزْبَ الْمُفَصَّلِ مِنْ قَافْ حَتَّى يُخْتَمَ
“Kami membaginya menjadi (tujuh bagian yakni): Tiga surat, lima surat, tujuh surat, sembilan surat, sebelas surat, tiga belas surat, dan hizb al-mufashshal yaitu dari surat Qaf sampai akhir (mushaf).” (HR. Ahmad no. 15578).

Maksudnya:
-Hari pertama: Mereka membaca surat “al-fatihah” hingga akhir surat “an-nisa`”.
-Hari kedua: Dari surat “al-maidah” hingga akhir surat “at-taubah”.
-Hari ketiga: Dari surat “Yunus” hingga akhir surat “an-nahl”.
-Hari keempat: Dari surat “al-isra” hingga akhir surat “al-furqan”.
-Hari kelima: Dari surat “asy-syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”.
-Hari keenam: Dari surat “ash-shaffat” hingga akhir surat “al-hujurat”.
-Hari ketujuh: Dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-nas”.
Para ulama menyingkat bacaan Al-Qur`an Nabi -shallallahu alaihi wasallam- ini menjadi kata: ”فَمِي بِشَوْقٍ“. Setiap huruf yang tersebut menjadi simbol dari awal surat yang dibaca oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada setiap harinya. Maka:
- Huruf “fa`” adalah simbol dari surat “al-fatihah”. Maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari pertama dimulai dari surah al-fatihah.
- Huruf “mim” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kedua dimulai dari surah al-maidah.
- Huruf “ya`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketiga dimulai dari surah Yunus.
- Huruf ”ba`” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keempat dimulai dari surah Bani Israil yang juga dinamakan surah al-isra`.
- Huruf “syin” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari kelima dimulai dari surah asy-syu’ara`.
- Huruf “waw” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari keenam dimulai dari surah wash shaffat.
- Huruf “qaaf” maksudnya bacaan Al-Qur`an beliau di hari ketujuh dimulai dari surah qaf hingga akhir muashaf yaitu surah an-nas.
Adapun pembagian hizib yang ada pada Al-Qur an sekarang, maka itu tidak lain adalah buatan Hajjaj bin Yusuf.

BAGAIMANA CARA MEMBEDAKAN ANTARA BACAAN YANG MUTASYABIH (AYAT YANG MIRIP) DALAM AL-QUR’AN?
Cara terbaik untuk membedakan antara dua ayat yang kelihatannya menurut kamu hampir sama (mutasyabih), adalah dengan cara membuka mushaf dan carilah kedua ayat tersebut. Lalu carilah perbedaan antara kedua ayat tersebut, cermatilah perbedaan tersebut, kemudian buatlah tanda/catatan (di dalam hatimu) yang bisa kamu jadikan sebagai tanda untuk membedakan antara keduanya. Kemudian, ketika kamu melakukan murajaah hafalan, maka perhatikanlah perbedaan tersebut secara berulang-ulang sampai kamu mutqin dalam mengingat perbedaan antara keduanya.

BEBERAPA KAIDAH DAN KETENTUAN DALAM MENGHAFAL AL-QUR`AN:
1- Kamu harus menghafal melalui bantuan seorang guru yang bisa membenarkan bacaanmu jika salah.
2- Hafalkanlah 2 halaman setiap hari: 1 halaman setelah subuh dan 1 halaman setelah ashar atau maghrib. Dengan metode seperti ini (insya Allah) kamu akan bisa menghafal Al-Qur`an secara mutqin dalam kurun waktu satu tahun. Tetapi jika kamu memperbanyak kapasitas hafalan setiap harinya maka kemampuan menghafalmu akan melemah.
3- Menghafallah mulai dari surat an-nas hingga surat al-baqarah karena hal itu lebih mudah. Tapi setelah kamu menghafal Al-Qur`an maka urutan meraja’ahmu dimulai dari Al-Baqarah sampai An-Nas.
4- Dalam menghafal hendaknya menggunakan satu mushaf saja (baik dalam cetakan maupun bentuknya), karena hal itu sangat membantu dalam menguatkan hafalan dan agar lebih cepat mengingat letak-letak ayatnya, ayat apa yang ada di akhir halaman ini dan ayat apa yang ada di awal halaman sebelahnya.
5- Setiap orang yang menghafal Al-Qur’an pada 2 tahun pertama biasanya apa yang telah dia hafal masih mudah hilang, dan masa ini disebut fase at-tajmi’ (pengumpulan hafalan). Karenanya janganlah kamu bersedih karena ada sebagian hafalanmu yang kamu lupa atau kamu banyak keliru dalam hafalan. Ini adalah fase yang sulit sebagai ujian bagimu, dan ini adalah fase rentan yang bisa menjadi pintu masuknya setan untuk menghentikan kamu dari menghafal Al-Qur`an. Tolaklah was-was tersebut dari dalam hatimu dan teruslah menghafal, karena dia (menghafal Al-Qur`an) merupakan perbendaharaan harta yang tidak diberikan kepada sembarang orang.

[Oleh: Asy-Syaikh Dr. Abdul Muhsin Muhammad Al-Qasim, imam dan khathib di Masjid Nabawi]

Kamis, Desember 01, 2011

Jumlah penderita HIV/AIDS di Kalsel meningkat

Banjarmasin. Penderita HIV/AIDS di Kalimantan Selatan tahun ini meningkat signifikan, dari 209 kasus menjadi 270 kasus. Penderita terbanyak ditemukan di Banjarmasin dan beberapa kabupaten yang memiliki kawasan pertambangan.


Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan – Rosihan Adhani penyebaran HIV/AIDS masih didominasi akibat hubungan seksual dan pemakaian narkoba suntik.

Dinkes sendri terus berupaya menekan kasus ini, dengan menyediakan 90 balai pengobatan di sejumlah daerah rawan. Diantaranya di kota Banjarmasin, kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu dan Tanah Laut. Setiap outlet sudah dilengkapi alat terapi metadon untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Lebih jauh Rosihan menjelaskan upaya pencegahan penularan IV/AIDS juga dilakukan dalam bentuk dan tes HIV secara sukarela atau Voluntery Counseling and Testing – VCT.

Dengan cara ini akan diketahui apakah seseorang tertular HIV/AIDS atau tidak. Selain itu, disiapkan pula pula stok obat-obatan untuk menangkal virus. (ris)

sumber : http://banjarmasin.radiosmartfm.com/index.php?news=4326

Pendataan jumlah penderita HIV-AIDS terkendala

Banjarmasin. Minimnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan, diakui menjadi salah satu kendala pendataan jumlah penderita HIV-AIDS di Kota Banjarmasin.


Menurut Kepala dinas kesehatan Banjarmasin–Diah R Praswasti, tidak tercapainya target pendataan ini, menyebabkan proses pengobatan terhadap penderita HIV/AIDS tidak berjalan maksimal. Kondisi ini diperparah dengan minimnya anggaran.

Tahun ini, dinas kesehatan propinsi ditarget dapat menemukan 904 kasus HIV/AIDS untuk memudahkan proses pengobatan dan menekan angka penularan.

Kasus HIV/AIDS terbanyak ditemukan di kota Banjarmasin, disusul kawasan tambang seperti kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu. (mega)

sumber : http://banjarmasin.radiosmartfm.com/index.php?news=4324

Keberadaan poliklinik HIV/AIDS belum memasyarakat

Banjarmasin. Keberadaan poliklinik HIV/AIDS atau Voluntary Counseling and Testing – VCT di Rumah Sakit Ansyari Saleh Banjarmasin belum memasyarakat. Padahal dana yang dialokasikan untuk fasilitas layanan itu cukup besar.


Menurut Konselor VCT Rumah Sakit Ansyari Saleh – Vinna Dwianna, mereka yang dinyatakan positif terinfeksi virus HIV - AIDS dapat menebus obat secara gratis seumur hidup. Menurut Vinna, Penelitian menunjukkan, ibu rumah tangga merupakan kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap virus HIV – AIDS.

Selain itu, pengusaha yang sering melakukan perjalanan dan penghuni tempat lokalisasi juga termasuk dalam daftar kelompok risiko terkena virus mematikan itu. Oleh karena itu sosialisasi dan penyuluhan mengenai bahaya virus HIV - AIDS perlu dilakukan pada kelompok arisan ibu rumah tangga. (h5h)

sumber : http://banjarmasin.radiosmartfm.com/index.php?news=4325

PMS Penyumbang Terbanyak Kasus HIV/AIDS

Banjarmasin. Kasus Penyakit Menular Seksual (PMS) menjadi penyumbang terbanyak terhadap peningkatan HIV/AIDS. Karena menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Rosihan Adhani, mereka yang dinyatakan terkena penyakit menular seksual, 10 kali lebih rawan tertular penyakit HIV/AIDS. Di Banjarmasin sendiri kasus PMS ini ditahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup tajam. Lebih parahnya lagi PMS di Banjarmasin banyak diderita oleh anak usia pelajar SMP dan SMA.


Rosihan mengatakan sebagai langkah antisipasi penyebaran lebih banyak, dan mencegah kasus HIV, maka pihaknya saat juga sudah mengembangkan beberapa puskesmas yang khusus melayani penderita penyakit menular seksual. Diantaranya yakni puskesmas Pekauman, puskesmas Simpang Empat dan puskesmas Satui Tanah Bumbu.

Rosihan menambahkan selain puskesmas, pihaknya juga menyiagakan beberapa rumah sakit di kalsel, untuk dapat menangani PMS dan HIV/AIDS. Yang dijadikan sebagai rumah sakit rujukan HIV, yakni rumah sakit Ulin Banjarmasin, rumah sakit Anshari Saleh, rumah sakit Kotabaru dan rumah sakit Pembalah Batung. (Reza AP FM)

Sumber : radioabdipersadafm

Dinkes Kalsel Gelar Kampanye Anti Aids

Banjarmasin. Memperingati hari Aids sedunia yang jatuh pada hari ini (1/12), Dinas Provinsi Kalsel menggelar program kampanye Anti Aids di beberapa titik lokasi di Banjarmasin. Beberapa titik lokasi yang akan dijadikan kampanye Anti Aids tersebut yakni di Bundaran Lambung Mangkurat, Simpang Empat Jalan Pangeran Antasari dan Jalan Simpang Ulin.


Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan Rosihan Adhani kepada wartawan kemarin, kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan setiap tahunnya di Kalimantan Selatan. Tercatat sejak tahun 2005 hingga sekarang kasus HIV/AIDS terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 tercatat ada 161 kasus, tahun 2010 sebanyak 209 kasus, sedangkan di tahun 2011 hingga bulan ini sudah mencapai 270 kasus.

Rosihan menjelaskan meski terus mengalami peningkatan namun jumlah kasus ini jauh lebih rendah dari estimasi yang telah ditetapkan bersama, yakni yang mencapai 946 kasus. Dirinya berharap jumlah kasus HIV aids yang tercatat bukan sebuah fenomena gunung es, melainkan kasus yang sebenarnya terjadi.

Rosihan menambahkan sebagai pencegahan agar kasus HIV/IDS tidak mengalami peningkatan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, diantaranya dengan membangun 90 outlet kondom yang tersebar di seluruh Kalimantan selatan, terutama wilayah yang rentan akan terjadinya kasus HIV. (Reza AP FM)

Sumber : radio abdipersada fm

Rabu, November 30, 2011

Talenan Kayu atau Plastik, Mana Lebih Baik?

Jika Anda gemar memasak, talenan tentu merupakan salah satu alat memasak yang wajib ada. Gunanya untuk memotong atau merajang berbagai bahan makanan. Namun, untuk memotong daging mentah yang biasanya mengandung kuman, talenan dari bahan apa yang lebih aman digunakan? Betulkah talenan dari akrilik, plastik, atau kaca lebih baik?


Perdebatan mengenai penggunaan talenan dari kayu atau plastik memang telah lama terjadi. Talenan kayu umumnya lebih berpori, sehingga membuat bakteri mudah terserap ke dalamnya. Namun, ahli mikrobiologi dari Food Research Institute di University of Wisconsin mendapati bahwa kayu memiliki sifat alami pembunuh bakteri, yang membuat bakteri akan mengering dan mati dalam 3 menit. Sedangkan talenan plastik tak hanya akan membuat bakteri tetap hidup di permukaannya (karena sifat plastik yang keras dan tak berpori), tetapi juga menggandakan diri dalam semalam.

Untuk memotong daging mentah, The Meat and Poultry Hotline menyarankan untuk menggunakan talenan dengan permukaan yang tidak berpori. Talenan kayu boleh saja digunakan, tetapi sebaiknya Anda tidak memotong bahan makanan lain setelah Anda memakainya untuk mengiris daging. Tujuannya agar kuman atau bakteri dari daging yang tertinggal di talenan tidak mengontaminasi makanan lain, apalagi yang akan langsung dikonsumsi sesudahnya.

Untuk menjaga kebersihan talenan, Anda bisa mencucinya dengan air sabun yang hangat setiap kali habis digunakan. Setelah itu, bilas dengan air bersih dan angin-anginkan, atau keringkan dengan tisu kertas. Talenan dari plastik, kaca, atau kayu yang solid, bisa dicuci di mesin pencuci piring.

Talenan kayu sebaiknya tidak direndam ke dalam air, dan harus langsung dikeringkan setelah setelah dicuci (karena bakteri lebih menyukai area yang lembab, bukan?). Talenan harus diletakkan dalam posisi berdiri di rak piring, dan bukannya mendatar.

Baik talenan kayu atau plastik bisa menjadi aus setelah lama digunakan. Begitu talenan mulai terlihat lapuk, di permukaannya banyak terdapat goresan-goresan bekas irisan pisau, dan retakan lain yang membuatnya sulit dibersihkan, sebaiknya Anda segera menggantinya dengan yang baru.

(Dari berbagai sumber)

Source: http://bit.ly/thX4Kl

Minggu, November 13, 2011

Lagi, HTI Kalsel Tolak Obama

Banjarmasin. Rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS), Barrack Obama, ke Indonesia terus menuai penolakan. Kali ini, datang dari ratusan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Aksi Damai Tolak Obama, pagi tadi (13/11).


Hidayatul Akbar, Humas HTI Kalsel menilai rencana kedatangan Obama menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-19 yang akan digelar di Bali, pertengahan November 2011 bertujuan untuk mengokohkan penjajahan di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.

"Kondisi ekonomi AS sedang bangkrut. Mereka perlu tambahan tenaga. Oleh karena itu, AS ingin memastikan Indonesia tetap di bawah kekuasaannya," jelasnya.

Menurutnya, kondisi ini tentu amat memprihatinkan. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun sebagian besar SDA tersebut dinikmati justru oleh negara-negara asing. Maka dari itu, Hidayatul juga menyerukan kepada umat Islam di seluruh Kalsel untuk berjuang dalam menegakkan syariah dan khilafah. Karena hanya dengan itulah, maka umat Islam bisa mandiri dan sejahtera.

Sebelum menggelar orasi di halaman gedung DPRD Provinsi Kalsel, massa menggelar long march dari depan Mesjid Raya Sabilal Muhtadin - Jalan Jenderal Sudirman - MT Haryono - Pangeran Samudra dan Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin. Dalam iringan konvoi, massa HTI membentang spanduk kecaman terhadap Obama yang dinilai biadab karena kebijakan pemerintahannya memusuhi umat Islam.

Massa juga menggelar aksi teatrikal "Obama" menaiki becak sambil menyeret bendera sejumlah negara seperti Indonesia dan Malaysia. Aksi ini menggambarkan negara yang mudah diperdaya Amerika. (Dini)

Sabtu, November 12, 2011

KARENA MIMPI BERHAJI SEMUDA MUNGKIN

Bagi orang tua saya yang pas-pasan, pergi haji adalah sebuah mimpi. Sepertinya saat itu hanya sebuah keajaiban yang mampu melontarkan kami ke tanah suci. Tetapi ayah saya tidak pernah ragu, bahwa bila Allah telah memanggil (dan Dia telah memanggil seluruh manusia melalui Nabi Ibrahim ribuan tahun yang lalu!), tentu Dia juga yang akan memberikan jalan, kepada mereka yang memang bersungguh-sungguh untuk memenuhi panggilan itu.

Tetapi, kalau saya di SD ditanya cita-cita oleh ibu guru, lalu saya jawab, cita-cita saya adalah "naik haji sebelum berusia 30 tahun", tentu teman-teman saya bisa tertawa sampai terguling-guling. Umumnya teman-teman kami bercita-cita menjadi dokter, insinyur, polisi atau guru. Lha belum apa-apa koq sudah ingin naik haji. Beberapa orang terkaya di kampung kami juga belum naik haji tuh.

Oleh kakak saya, sejak saya pergi ke Taman Kanak-kanak, saya sering dipakei peci. Apalagi kalau ke masjid pakai sarung dan peci, lucu sekali. Dan dari kecil, saya yang bungsu ini sering dipanggil "pak haji" - mungkin karena saya rajin adzan. Bisa memukul bedhug pertama kali lalu adzan di masjid, itu obsesi saya setiap hari waktu itu.

Tahun 1978, ketika saya duduk di kelas 3 SD, kakak ipar saya mencoba usaha pembibitan cengkeh. Pada waktu harga cengkeh masih sangat tinggi. Bibit cengkeh dibeli Rp. 30 / batang, nanti setelah umurnya sekitar 1 tahun dan tingginya sudah semeter lebih, bisa laku Rp. 1000. Bisnis yang menggiurkan, meski kemudian dari 1000 batang bibit cengkeh lebih dari 200 yang diserang rayap. Beberapa batang kami tanam sendiri, dan ibu saya sangat berharap pohon cengkeh ini kelak mampu membawa kami berhaji. Namun apa dikata, beberapa tahun kemudian, ketika pohon-pohon cengkeh telah besar, Soeharto membuat BPPC yang diketuai Mas Tommy, yang membuat harga cengkeh hancur ...

Tahun 1986 saya lulus SMA. Adalah sebuah musibah bahwa nama saya tidak disebut dalam daftar siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri lewat jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Padahal saya memilih jurusan fisika FMIPA yang kapasitas PMDK-nya besar. Beberapa teman yang rankingnya di sekolah di bawah saya malah diterima di jurusan-jurusan favorit. Aneh juga, tapi itulah matematika PMDK yang tidak selalu dapat dilacak.

Sehabis test Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (Sipenmaru), ada peluang test Overseas Fellowship Program (OFP) dari Kementrian Ristek untuk lulusan SMA yang ingin dapat beasiswa sekolah di Luar Negeri. Mungkin karena saya masih fresh sipenmaru, saya bisa lulus test akademik OFP. Sayang jadwal psikotestnya bersamaan dengan registrasi ulang di ITB. Okey, saya lupakan OFP. Ibu saya kecewa, karena tadinya, beliau berharap saya dapat beasiswa itu. Selain bisa sekolah tanpa pusing mikirin biaya, barangkali itu juga jalan untuk bisa ... naik haji ... kembali kepada mimpi.

Tiba-tiba, hampir satu semester di ITB, ada panggilan dari OFP untuk psikotest susulan. Okeylah, tanpa beban, psikotest ini saya ikuti. Dan singkat cerita akhirnya saya lulus seluruh rangkaian test OFP. Kesimpulan: ITB ditinggal. ITB sih menganjurkan, saya tetap registrasi ulang tiap semester dengan SKS 0. Iya benar juga. Di depan saya saat itu masih ada kursus bahasa 6 bulan. Lalu test bahasa. Lalu berangkat ke negara tujuan. Di sana test masuk Universitas. Semua belum tentu lulus. Nanti kalau sudah kuliah juga belum tentu selesai ... Tapi akhirnya, saya tidak pernah registrasi ulang di ITB lagi. Ini ibarat strategi membakar kapal Thariq bin Ziyad. Hanya ada satu jalan: maju terus.

Oktober 1987 saya mulai kuliah di Austria. Alhamdulillah, test bahasa dan test masuk Universitas sudah lewat. Saya mencoba hidup hemat. Kenapa? Biar bisa nabung ... biar bisa naik haji dan memberangkatkan ibu saya naik haji. Ayah saya sudah wafat ketika saya SMP, dan beliau belum sempat naik haji.

Kalau tidak hemat, beasiswa yang 7000 Schilling (sekitar US$500) per bulan bisa tekor. Untuk bayar kamar di asrama sudah 2500 Schilling. Ongkos tiket bulanan naik bus 500 Schilling. Asuransi kesehatan wajib 120 Schilling. Anggaran beli buku, alat tulis, pakaian dsb rata-rata sebulan 300 Schilling. Sedang makan di kantin kampus sekitar 50 Schilling sekali makan. Jadi harus hemat. Untuk itu harus belajar masak. Tiap pagi masak. Sebagian buat sarapan, sebagian buat bekal makan siang di kampus, sebagian disimpan untuk makan malam. Ternyata seperti ini kemudian berjalan bertahun-tahun. Ketika masak sendiri, ternyata cukup anggaran 1000 Schilling sebulan. Jadi bisalah nabung hingga 2000-3000 Schilling / bulan.

Waktu itu ongkos naik haji sekitar US$ 3200. Ketika kemudian mata uang Dollar terhadap Schilling melemah, dan kursnya menjadi 10 Schilling per US$, maka ONH menjadi sekitar 32.000 Schilling. Jadi kalau nabung 2000 Schilling / bulan, perlu sekitar 2 tahun. Tetapi kalau ONH dari Austria jauh lebih kecil. Cuma 20.000 Schilling cukup lah. Jadi tabungan setahun insya Allah akan memadai.

Tahun 1988, ada paman saya yang bekerja di Depag, mengajak kalau bisa pas liburan datang ke Jeddah, untuk bantu-bantu tim haji Indonesia. Bisa dalam administrasi (entri data di komputer) atau di transportasi (nyopir). Maka saya belajar dengan sungguh-sungguh keahlian menggunakan komputer dan belajar nyetir. Untung lab-lab komputer di kampus bebas dipakai asal tidak sedang dipakai praktikum. Ikut saja suatu mata kuliah yang pakai komputer -- jadi mahasiswa gelap ... lalu cari buku dan belajar mandiri. Sayang kalau belajar nyetir tidak bisa seperti itu. Di Austria, semua orang yang mau mendapatkan SIM harus kursus dan praktek minimal 15 jam. Padahal 1 jam belajar nyetir ongkosnya hampir 300 Schilling. Dan saya pernah ketiduran, sehingga 300 Schilling menguap percuma! Singkat cerita, saya akhirnya dapat juga SIM Austria, sekalipun telah habis hampir 14.000 Schilling, gara-gara tidak lulus ujian praktek 2 kali padahal setiap mengulangi ujian, bayar lagi 3000 Schilling ! Hikmahnya: saya jadi pengemudi yang hati-hati.

Pada pertengahan 1988 itu saya ke KBRI di Wina, minta pengantar untuk mencari visa haji. Ternyata ditolak mentah-mentah! Alasannya: saya belum 2 tahun belajar di Austria, jadi belum boleh pulang. Lho padahal ini kan tidak pulang, tetapi naik haji. Tetap saja dianggap sama. Anehnya, kalau saya jalan-jalan keliling Eropa, boleh. Ya udah, akhirnya, dana naik haji ini dikirim saja ke Indonesia, buat ibu saya. Bersama dana dari kakak saya, jadilah ibu saya mendaftar buat naik haji, dan akan berangkat tahun 1990.

Saya mulai nabung untuk haji dari nol lagi. Tahun 1989, di campus ada iklan pekerjaan untuk mahasiswa. Pekerjaan programming! Tadinya saya ragu, bisa gak ya? Akhirnya nekad. Eh sampai di kantor biro engineering itu, pertama-tama saya ditanya, mau dibayar berapa? Bagaimana kalau 150 Schilling? Kupikir sehari, ternyata ini per jam. Soalnya, ada teman saya kerja nyuci piring di restoran hanya dapat 4000 Schilling sebulan, artinya sehari tak sampai 150 Schilling.


Mungkin karena saya sudah belajar komputer (khususnya programming) untuk persiapan bekerja di Jeddah tahun 1988 itu, saya bisa dapat pekerjaan itu. Singkat cerita, dari bekerja 2 bulan itu saya mendapat hampir 40.000 Schilling! Wah bisa berangkat haji lagi deh ...

Tahun 1990 saya mengurus segala sesuatu untuk haji. Ini kesempatan yang luar biasa, karena ibu saya juga berangkat tahun itu. Dan sejak tahun 1987, artinya sejak saya berangkat ke Luar Negeri, saya belum berjumpa dengan beliau. Alangkah rindunya. Akhirnya saya sudah di ruang tunggu pesawat Austrian Airlines yang akan membawa kami ke Jeddah. Penumpang satu persatu mulai masuk. Ketika giliran saya, tiba-tiba pramugari setelah memeriksa visa saya berkata, "Maaf, Anda tidak boleh ikut, karena untuk haji kemarin sudah Closing Date". Saya bingung. Ternyata, 1 Zulhijjah di Mekkah maju sehari (konon karena hilal dapat dirukyat). Sehingga hari closing date ikut maju. Saya yang berangkat di hari terakhir - karena menyesuaikan dengan jadwal ujian - terpaksa ditolak berangkat. Kalau airlines maksa, mereka akan didenda oleh pemerintah Saudi US$ 25.000. Wah, loyo lah ... jadi yang sempat terangkut ke Jeddah cuma bagasi saya, yang esoknya sudah diantar pulang. Ongkos tiket sih dikembalikan, tetapi semangat seperti terbang.

Tahun 1990 itulah terjadi tragedi terowongan al-Muashim, di mana 400 jama'ah Indonesia tewas. Mungkin itu hikmahnya. Barangkali Allah ingin mencegah saya ada dalam rombongan yang tewas itu. Saya masih punya tugas lain.

Tahun-tahun berikutnya, musim haji terjadi di tengah-tengah musim ujian kuliah. Jadi saya tidak bisa mencobanya lagi. Tahun 1993 saya lulus meraih gelar "Diplom-Ingenieur", jadi tuntaslah sudah beban beasiswa saya. Alhamdulillah, karena saya termasuk "the speedy" (lulusan no-2 tercepat), saya ditawari beasiswa dari Austrian National Science Foundation untuk langsung menempuh jenjang Doktor. Jadi masih ada kesempatan mencoba berhaji lagi ...

Tahun 1993 setelah lulus saya pulang dulu, nikah dulu, kemudian balik lagi ke Austria sudah membawa istri. Dengan istri saya sudah berkomitmen, bahwa goal yang pertama bukan punya anak, bukan punya rumah, tetapi pergi haji. Banyak saudara yang menasehati kami, agar menabung dulu, karena nanti harga rumah makin mahal. Sekolah anak juga mahal. Padahal gaji saya sebagai pegawai negeri sangat keciiiiil. Bikin nggak pede saja ...

Tahun 1994 rencana haji itu kami godhog lebih matang. Pengalaman dua kali kegagalan pergi haji membuat saya belajar. Ternyata banyak pernik-pernik yang kami baru tahu. Maka buku-buku haji dikumpulkan. Pengalaman teman-teman yang pergi haji dari Eropa juga.

Dan alhamdulillah, tahun 1994 itu saya berhasil pergi haji, bahkan langsung bersama istri tercinta.

Allah memang memberikan sesuatu sangat indah, pada saatnya.

Tahun 1994, kami berhasil pergi haji pada usia 26 tahun.

Tahun 1997, saya pulang setelah meraih gelar Doktor pada usia 29 tahun.

Dan tahun itu pula, alhamdulillah saya juga bisa beli rumah, cash, gak pakai kredit (apalagi kredit pakai riba janganlah ya) :-) ... karena tiba-tiba ada krisis moneter, sehingga tabungan saya dalam mata uang asing jadi terasa lebih banyak ketika ditukar dalam Rupiah ...

By Fahmi Amhar

Selasa, November 08, 2011

Gubernur Buka Sekolah Wartawan

Banjarmasin. Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) rencananya hari ini, Selasa, akan diresmikan oleh Gubernur Kalsel, H. Rudy Ariffin. Sekolah yang dipusatkan di Gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Kalsel selama dua minggu tersebut, akan diikuti 40 wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di daerah ini.


"Diharapkan SJI ini dapat meningkatkan kinerja profesional wartawan disamping juga mampu meningkatkan kualitas jurnalis," kata Kepala Sekolah (Kepsek) SJI, Z Bagio didampingi wakasek Agus Suprapto kepada wartawan, kemarin.

Menurutnya, sesuai rencana SJI ini dimulai Selasa (8/11) dan secara resmi dibuka oleh Gubernur H. Rudy Arifin.

Dikatakannya, gagasan didirikannya SJI ini untuk mendongrak jumlah jurnalis yang mengenyam pendidikan bidang jurnalistik. SJI juga merupakan satu-satunya pendidikan jurnalisme di Indonesia yang merujuk model kurikulum yang dikeluarkan Unesco.

"Jdi dalam metode belajar tidak sembarangan, karena metode kurikulum yang mengacu pada Unesco. Jika tidak serius atau tidak hadir tanpa pembertiahuan akan mendapatkan sanksi yang juga dapat mempengaruhi persentase penilaian," jelasnya.

Zainal Helmie, Sekretaris PWI Cabang Kalsel menambahkan kelebihan sekaligus kekurangan pendidikan ini terletak pada biayanya yang relatif mahal. Biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti pendidikan itu mencapai Rp. 4 - 5 juta.

"Kalau dari PWI murni mungkin tidak bisa karena biaya yang sangat mahal, oleh karena itu PWI dibantu dewan pers serta Unesco, pemprov kalsel dan beberapa perusahaan demi terselenggaranya SJI ini," katanya.

Peserta yang lulus SJI ini akan mendapatkan sertifikat dan dinyatakan juga lulus kompetensi. SJI ini akan diselenggarakan mulai dari 8 sd 21 November ini.

Sumber : Mata Banua, Selas 8 November 2011 hal 4.

Senin, November 07, 2011

Ibadah Haji : Persatuan Umat dan Urgensi Khilafah

Banjarmasin. Itulah pesan yang disampaikan oleh Ustadz Hidayatul Akbar dalam khutbahnya pagi tadi di halaman Gedung Wanita Kayutangi Banjarmasin (06/11). Saat ini, umat Islam di seluruh dunia merasakan kegembiraan merayakan Hari Raya Idul Adha. Termasuk juga umat Islam yang sedang melaksanakan serangkaian manasik haji di Tanah Suci.


"Gembira boleh saja, tapi jangan berlebihan. Agar kita tetap dapat mengambil pelajaran dari ibadah haji", ujarnya.

Menurutnya, salah satu pelajaran penting dari ibadah haji, yaitu pesan persatuan umat Islam.

"Umat Islam di seluruh pelosok dunia harusnya jadi umat yang satu. Diikat tali agama Alloh. Inilah pemersatu hakiki. Bukan warna kulit, suku, bangsa atau negara", tambahnya.

Hidayatul Akbar menegaskan bahwa persatuan umat Islam itulah yang menjadi dasar adanya negara yang satu yaitu khilafah. Selain untuk misi dakwah dan jihad, khilafah juga sangat penting demi penerapan syariah Islam.

Sholat Idul Adha berlangsung khidmat. Bertindak selaku imam dalam pelaksanaan sholat Idul Adha adalah Mukhlis Hariyadi, ketua DPD II HTI Kota Banjarmasin. Usai sholat, ratusan massa HTI Kalsel langsung membubarkan diri dengan tertib. (Dini)

Jumat, Oktober 21, 2011

PENCEGAHAN PENYAKIT DI MASA KHILAFAH

Siapapun tahu, bahwa pada masa sekarang ini, biaya kesehatan sangat mahal. Bila orang terlanjur sakit, maka membuatnya kembali sehat, apalagi harus diberi tindakan medis (operasi misalnya), atau setidaknya harus dirawat-inap di rumah sakit, bisa meludeskan uang yang telah ditabung bertahun-tahun. Walhasil, seratus juta lebih rakyat miskin di negeri ini dilarang sakit.


Menurut seorang pakar instrumentasi kesehatan, biaya medis yang tinggi itu 60 persen baru untuk mengetahui penyakitnya, yaitu berupa peralatan canggih seperti sinar roentgen, CT-scan atau berbagai alat lab untuk uji darah. Baru 40 persennya untuk terapi. Yang mengerikan, banyak alat-alat tersebut sudah lama tidak dikalibrasi, sehingga boleh jadi banyak orang yang divonis sakit padahal sehat, juga sebaliknya, dinyatakan sehat padahal sakit, atau bahkan dianggap sakit A, padahal sebenarnya sakit B.

Karena itu sangatlah wajar, bila orang lalu lari kepada pencegahan. Bagaimanapun mencegah penyakit lebih murah dari mengobati. Gerakan “hidup sehat ala Nabi” menjadi trendy. Rasulullah memang banyak memberi contoh kebiasaan sehari-hari untuk mencegah penyakit. Misalnya: menjaga kebersihan; makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang; lebih banyak makan buah (saat itu buah paling tersedia di Madinah adalah rutab atau kurma segar); mengisi perut dengan sepertiga makanan, sepertiga air dan sepertiga udara; kebiasaan puasa Senin-Kamis; mengonsumsi madu, susu kambing atau habatus saudah, dan sebagainya.

Bagi yang terlanjur sakit dan mencari pengobatan yang lebih murah, juga tersedia “berobat cara Nabi” alias Thibbun Nabawi, yang obatnya didominasi madu, habatus saudah dan beberapa jenis herbal. Kadang ditambah bekam dan ruqyah. Pengobatan ini jauh lebih murah karena praktisinya cukup ikut kursus singkat, tidak harus kuliah di fakultas kedokteran bertahun-tahun. Profesi thabib atau hijamah ini juga relatif belum diatur, belum ada kode etik dan asosiasi profesi yang mengawasinya, sehingga tidak perlu biaya tinggi khas kapitalisme.

Namun sebagian aktivis gerakan ini dalam perjalanannya terlalu bersemangat, sehingga lalu bertendensi menolak ilmu kedokteran modern, seakan “bukan cara Nabi”. Realitas pelayanan kesehatan modern yang saat ini sangat kapitalistik menjadi alasan untuk menuduh seluruh ilmu kedokteran modern ini sudah terkontaminasi oleh pandangan hidup Barat, sehingga harus ditolak.

Salah satu contoh adalah gerakan menolak vaksinasi. Sambil mengutip data dampak negatif vaksinasi dari media populer Barat (yang sebenarnya kontroversial), dengan amat semangat, gerakan ini menyatakan bahwa “di masa khilafah tanpa vaksinasi juga manusia tetap sehat” atau “sebelum ada vaksinasi, tidak ada penyakit-penyakit ganas seperti kanker”.

Tentu menjadi menarik untuk melihat seperti apa pencegahan penyakit di masa Khilafah itu?

Sebelumnya perlu diketahui, bahwa vaksinasi memang sebuah teknologi dalam ilmu kedokteran yang baru ditemukan oleh Edward Jenner pada akhir abad-18 dan dipopulerkan awal abad-19. Vaksin penemuan Jenner ini berhasil melenyapkan penyakit cacar (small pox) - bukan cacar air (varicella). Pada abad-19, penyakit cacar ini membunuh jutaan manusia setiap tahun, termasuk rakyat Daulah Khilafah! Namun saat itu Daulah Khilafah sudah dalam masa kemundurannya. Andaikata Daulah Khilafah masih jaya, barangkali teknik vaksinasi justru ditemukan oleh kaum Muslimin.

Dalilnya adalah Rasulullah menunjukkan persetujuannya pada beberapa teknik pengobatan yang dikenal semasa hidupnya, seperti bekam atau meminumkan air kencing onta pada sekelompok orang Badui yang menderita demam. Lalu ada hadits di mana Rasulullah bersabda, “Antum a’lamu umuri dunyakum” - Kalian lebih tahu urusan dunia kalian. Hadits ini sekalipun munculnya terkait dengan teknik pertanian, namun dipahami oleh generasi Muslim terdahulu juga berlaku untuk teknik pengobatan. Itulah mengapa beberapa abad kaum Muslim memimpin dunia di bidang kedokteran, baik secara kuratif maupun preventif, baik di teknologinya maupun manajemennya.

Muhammad ibn Zakariya ar Razi (865-925 M) menemukan kemoterapi. Sekitar tahun 1000 M, Ammar ibn Ali al-Mawsili menemukan jarum hypodermik, yang dengannya dia dapat melakukan operasi bedah katarak pada mata! Pada kurun waktu yang sama, Abu al-Qasim az-Zahrawi mengembangkan berbagai jenis anastesi dan alat-alat bedah, yang dengannya antara lain dapat dilakukan operasi curette untuk wanita yang janinnya mati.

Pada abad-11 Ibnu Sina menerbitkan bukunya Qanun fit-Thib, sebuah ensiklopedia pengobatan yang menjadi standar kedokteran dunia hingga abad 18. Di dalam kitab itu juga ditemukan saran Ibnu Sina untuk mengatasi kanker, yakni “pisahkan dari jaringan yang sehat, potong dan angkat”. Jadi 1000 tahun yang lalu, jauh sebelum ada vaksinasi, sudah ada penyakit kanker! Karena penyakit ini memang sudah ditemui sejak Hipokrates, dokter Yunani Kuno. Jadi tidak benar tuduhan bahwa kanker disebabkan oleh vaksinasi.

Semua penemuan teknologi ini tentunya hanya akan berhasil diaplikasikan bila masyarakat semakin sadar hidup sehat, pemerintah membangun fasilitas umum pencegah penyakit dan juga fasilitas pengobatan bagi yang telanjur sakit. Kemudian para tenaga kesehatan juga orang-orang yang profesional dan memiliki integritas, bukan orang-orang dengan pendidikan asal-asalan serta bermental pedagang.

Menarik untuk mencatat bahwa di daulah Islam, pada tahun 800-an Masehi, madrasah sebagai sekolah rakyat praktis sudah terdapat di mana-mana. Tak heran bahwa kemudian tingkat pemahaman masyarakat tentang kesehatan pada waktu itu sudah sangat baik.

Pada kurun abad 9-10 M, Qusta ibn Luqa, ar Razi, Ibn al Jazzar dan al Masihi membangun sistem pengelolaan sampah perkotaan, yang sebelumnya hanya diserahkan pada kesadaran masing-masing orang, yang di perkotaan padat penduduk akan berakibat kota yang kumuh. Kebersihan kota menjadi salah satu modal sehat selain kesadaran sehat karena pendidikan.

Tenaga kesehatan secara teratur diuji kompetensinya. Dokter khalifah menguji setiap tabib agar mereka hanya mengobati sesuai pendidikan atau keahliannya. Mereka harus diperankan sebagai konsultan kesehatan, dan bukan orang yang sok mampu mengatasi segala penyakit.

Pada abad-9, Ishaq bin Ali Rahawi menulis kitab Adab at-Tabib, yang untuk pertama kalinya ditujukan untuk kode etik kedokteran. Ada 20 bab di dalam buku itu, di antaranya merekomendasikan agar ada peer-review atas setiap pendapat baru di dunia kedokteran. Meskipun madu atau habatussaudah sudah direkomendasikan sebagai obat oleh Rasulullah, tetapi dosis yang tepat untuk penyakit-penyakit tertentu tetap harus diteliti.

Lalu kalau ada pasien yang meninggal, maka catatan medis sang dokter akan diperiksa oleh suatu dewan dokter untuk menguji apakah yang dilakukannya sudah sesuai standar layanan medik. Hal-hal semacam ini yang sekarang justru masih absen di kalangan penggiat Thibbun Nabawi.

Ini adalah sisi hulu untuk mencegah penyakit, sehingga beban sisi hilir dalam pengobatan jauh lebih ringan. Meski demikian, negara membangun banyak rumah sakit di hampir semua kota di Daulah Khilafah.

Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa kaum Muslim terdahulu memahami bahwa sehat tidak hanya urusan dokter, tetapi pertama-tama adalah urusan masing-masing, walaupun juga tidak direduksi hanya sekedar pada kebiasaan mengonsumsi madu atau habatus saudah. Ada sinergi yang luar biasa antara negara yang memfasilitasi manajemen kesehatan yang terpadu dan sekelompok ilmuwan Muslim yang memikul tanggung jawab mengembangkan teknologi.

Andaikata khilafah kembali tegak, maka pencegahan penyakit tidak hanya sekedar urusan vaksinasi, tetapi khilafah juga tidak menafikan keberadaan vaksinasi karena ini adalah produk teknologi seperti teknologi lain yang dikembangkan ilmuwan Muslim terdahulu.

Oleh Fahmi Amhar

Kamis, Oktober 20, 2011

Inilah 9 Judul Buku Dilarang Beredar di Toko Buku

TRIBUNNEWSBATAM.COM, KARIMUN - Pengelola dan pengunjung sejumlah toko-toko buku di Tanjungbalai Karimun, Rabu (19/10/2011) sekitar pukul 14:30 WIB dibuat kaget dengan kedatangan Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Tanjungbalai Karimun, Hanjaya Candra SH beserta beberapa orang anggotanya. Hanjaya dan orang-orangnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) terkait peredaran 9 judul buku terlarang di toko-toko buku tersebut.


Sidak tersebut diantaranya dilakukan di Toko Buku Salemba depan kantor Imigrasi, Kolong, TB Bintaro samping Swalayan Indo A Yani, Jack Agency depan BNI, TB Al Kautsar Pasar Sri Karimun.

Hanjaya Candra SH, Kasi Intel Kejari Tanjungbalai Karimun kepada wartawan mengatakan ada 9 judul buku yang dicekal peredarannya di Indonesia termasuk di Kabupaten Karimun oleh Jaksa Muda Intelijen (Jamintel) Kejagung RI. Hal itu dikarenakan isi buku tersebut dinilai beraliran kerasa dan menyimpang dari ajaran agama tertentu. Selain itu, buku tersebut dikhawatirkan akan cendrung menciptakan bentuk-bentuk pemikiran terorisme bagi pembacanya.

"Ke sembilan judul buku tersebut dikhawatirkan membuat pembacanya terprovokasi mengikuti teori-teori yang dipaparkan," kata Hanjaya Candra usai sidak.

Daftar Buku Dalam Pengawasan Kejari:

1. Tafsir Fi Zhilalil Quran Jilid 2 Serangan Sayyid Qutbh, Diterjemahkan oleh As'ad Yasin-Muahotob Hamzah, Terbitan Gema Insani Depok-Jakarta 2001.

2. Loyalitas dan Anti Loyalitas dalam Islam karangan Muhammad bin Sa'id Al Qathani diterjemahkan oleh Salahudin bin Abu Sayid terbitan PT Era Adi Citra Intermedia-Solo 2009.

3. Ikrar Perjuangan Islam karangan DR Najih Ibrahim diterjemahkan oleh Abu Ayub Ansyori terbitan Pustaka Al Alaq dan Al Qowam-Solo 2009

4. Khilafah Islamiyah-Suatu Realita bukan Khayalan karangan Prof DR Syeikh Yusuf Al Qaradawi diterjemahkan oleh Ahmad Nuryadi, terbitan PT Fikahati Aneka-Jakarta 2000.

5. Kado Istimewa untuk Sang Mujahid karangan Syakh Dr Abdullah Azman, diterjemahkan oleh Abdul Fattan Al Bourie, terbitan PT Pustaka Al Alaq-Solo 2008.

6. Catatan dari Penjara - Untuk Mengamalkan dan Menegakan Dinul Islam karangan Abu Bakar Ba'asyir, terbitan Mushaf, Depol Jawa Barat, 2008.

7. Bagaimana Membangun Kembali Negara Khilafah karangan Syabab Hizbut Thahtir Inggris, diterjemahkan oleh M Ramdhan Adi, terbitan Pustaka Thariqul Izzan, Bogor 2008.

8. Syariat Islam-Solusi Universal karangan Prof Wahbah Az Zuhali, diterjemahkan oleh Ridwan Yahya LC, terbitan Pustaka Nuwaitu, Jakarta Timur 2004.

9. Visi Politik Gerakan Jihad karangan Hazim Al Madanidan Abu Mus'ab As Suri, diterjemahkan oleh Luqman Hakim Lc dan Umarul Faruq Lc, terbitan Jazera, Solo 2010.

Senin, Oktober 17, 2011

Galau

Kayaknya dunia maya lagi demam kata yang satu itu. Aku sendiri ngga begitu ngerti arti kata galau. Yang aku pernah nemu, di fb adik temenku yg baru kelas 11 sering bikin status tulisannya diakhiri dengan kata galau. Ngarep banget ada yg ngasih boneka "Shaun The Sheep" di hari ultah # galau. Ngga bisa liat Hyun Bin di tv karena harus les #galau tingkat tinggi !


Penasaran ! aku tanya om Google. Om yg satu ini memang bisa diandalkan. Palagi kalo lagi malu bertanya. Daripada kesasar, mending pasang modem. Buka mozilla firefox. Ketik keywordnya di kolom pencarian. Kalo beruntung, bisa langsung dapat jawaban yg tepat. Meskipun banyak juga yg agak2 nyeleneh.

Sedikit contoh, boleh dong nyimpang dikit :) Waktu aku nyari jawaban atas sebuah kasus. Ku ketik keyword "Punggung terasa panas". Maksudnya pengen tau penyebabnya apa dan gimana solusinya. Eh .. lucu2 juga jawabannya. Di sebuah forum, ada seorang yg bertanya kasus yg hampir mirip dengan yg kucari. Pertanyaannya punggung saya terasa panas. Apalagi bila kelamaan duduk. Ada yg tau penyebabnya apa ? (Begitu sih kira2 kalimatnya). Hampir semua jawaban bikin ku senyum-senyum sendiri. Ada yg bilang itu tanda perlu kipas. Ada juga ngingatin untuk mencabut koyo. Trus ada juga yg ngasih selamat, itu tanda disenangin jin. Congratulations ! Kamu berbakat jadi orang sakti .. halah :D

Setelah mengobrak-abrik beberapa blog orang, akhirnya aku dapat jawaban yg agak lumayanlah. Katanya itu disebabkan karena sirkulasi darah ke jantung kurang lancar. Penyebabnya kurang cairan. Dianjurkan banyak minum minimal 4 liter sehari. Meskipun sebenarnya aku sedikit ngga percaya, karena yg ngasih jawaban nama belakangnya error. Jangan2 komennya meskipun keliatannya ilmiah tapi error juga kayak namanya (Jadi parno karena nemu jawaban yg di atas tadi he3) Akhirnya daripada main tebak2 buah manggis, mending aku langsung tanya aja sama ahlinya .. siapa lagi kalo ngga sama Dokter !! karena ngga memeriksa langsung, dia juga ngga bisa ngasih jawaban yg pasti :"(

Ok .. cukup menyimpangnya. Kembali ke pembahasan awal. Untuk mencari kata galau, akupun kembali tanya ke om G. Menurut tante artikata, galau itu adalah sibuk beramai2, ramai sekali, pikiran kacau, ngga keruan. Gitu sih kira2.

Dan tiba2 beberapa hari ini aku berasa akrab dengan kata itu. Ceritanya berawal dari seorang nara sumber tiba-tiba mengajukan pengunduran diri. Dia merasa tidak bisa lagi mengisi acara tersebut karena kesibukannya. Jadi dia pikir lebih baik mundur atau diganti dan meminta pihak radio untuk mengambil kebijakan.

Sebenarnya aku kaget mendengar hal itu.

"Ada apa dengannya?'

"Kenapa dia tiba2 mengundurkan diri?"

"Jangan2 dia udah kehabisan bahan siaran?"

"Mungkin dia lagi kejar setoran. Ngumpulin modal buat nikah"

OMG .. kok aku jadi lebay gini ya ? Segera kutepis prasangka tersebut. Positif thinking, Din ! Lagian aku secara pribadi merasa tidak bermasalah dengannya. Mungkin memang karena rasa tanggung jawabnya yang besar sehingga dia memutuskan hal yg demikian.

Akupun berusaha bijak.

"Ya nanti aku bicarakan dulu dengan kepstu gimana baiknya. Kalo pindah hari dan jam gimana?"

Beberapa menit kemudian, si narsum membalas. Ku baca dengan hati2. Ku pahami kalimat per kalimat dengan seksama. Bahkan kuminta pendapat temanku yg waktu itu bersamaku (Kami janjian mau bikin Tiramisu) agar aku dapat pemahaman yg benar. Setelah menimbang isi smsnya akhirnya kami berdua sepakat bahwa intinya : kecil kemungkinan untuk pindah jam tayang. Kesimpulannya : mungkin memang lebih baik berhenti daripada banyak ngga siarannya.

Akupun menjawab setengah hati.

"Ya sudah kalo begitu. Kayaknya kecil jua kemungkinan pindah hari. Terima kasih atas kerjasamanya selama ini. Mohon maaf kalo ada hal yg kurang berkenan. Moga terwujud apa yg dicita2kan. Jangan kada ingat dengan ku lah .. Kalo dah sukses bagi2 :)"

Perasaanku jadi ngga enak. OMG .. inikah yg disebut galau ? Yang biasa aku baca di status fb nya anak2 alay. Aku bener2 ngga habis pikir, nyari2 alasan di balik pengunduran diri itu ? Ada apa sih dengannya ? Kenapa polisi lebih cepat nangkep teroris dibanding koruptor ya ? Aku galau lagi !

Tak berapa lama, dia balas smsku. Setengah hati .. kali ini bener2 setengah hati ku baca smsnya. Gedubrak .. mendadak dunia berhenti. Ini bener2 respon yang ngga pernah ku duga sama sekali. Mataku langsung berkunang-kunang. Kepalaku pusing. Bayangan tentang masa lalu muter2 di kepalaku. Aku ngga tau cahaya yg aku liat datang darimana, yg aku tau tiba2 teman2 te-ka aku, temen2 SD ku, dan temen2 pengajian ku, semuanya muncul dan manggil2 namaku. Aku bener2 galau stadium akut !

Ku baca sekali lagi smsnya.

"Hah, langsung diterima pengunduran dirinya .. Gimana kalau minggu depan terakhirnya .. Siaran pamungkas"


OMG .. sekali lagi aku teriak ! Aku benar2 berasa gagal. Gagal segagal-gagalnya orang gagal. Gagal melihat apa yg tersirat di balik kalimat2 yg dikirimnya. Gagal mengaplikasikan ilmu yg aku dapat dua tahun di ilkom. Harusnya aku tanya lebih banyak. Mengeksplore sebanyak mungkin keterangan darinya. Sehingga betul-betul jelas duduk persoalannya. Mungkin teknik ini yg dilakukan polisi waktu nangkep teroris. Harusnya teknik yg sama dilakukan juga pada tersangka koruptor. Kok ngga ya ? Aku diam, temanku juga diam.

Namun sesaat kemudian .. aku bangkit. Galau ini tidak boleh bikin ku sekarat. Ku ambil tepung, telur, margarin, keju batangan dan satu sdm kopi. Temanku nyiapkan mixer dan mulai mengocok telur. Sedangkan aku membuat tim keju untuk campuran adonan vanilla. Perjalananpun kami mulai .. bikin Tiramisu ! Cukup sebagai pelarian sementara !

Perasaanku mulai membaik. Ketika melihat anak2 ma'had semangat mengunyah tiramisu buatan kami. Meskipun dibuat dengan hati yg galau. Tapi ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap rasa. Tetap enak dikunyah :D (bocoran .. ada yg makan sampai 3 potong .. wuih tu karena enak atau lapar ya he3)

Abis setor hafalan, aku pulang ke rumah. Malam itu, aku ngga siaran. Sengaja ngasih kesempatan penyiar training siaran. Practice makes perfect. Ibarat pepatah : Tak ada gading yang tak retak. Jangan harap aku bisa menjelaskan. Pikiranku keruh. Galau itu kembali lagi.

Akhirnya aku sms dia lagi.

"Maaf baru balas. Maunya kamu gimana ? Siaran sebulan sekali ? Dua minggu sekali ? Atau gimana ? Ayo nah .. kita nego sebelum diputuskan"

Beberapa lama ku tunggu (bahkan sampai aku nulis tulisan ini) belum ada balasan darinya. Betul2 mengganggu kehidupanku. Segeralah ku telpon sahabatku. Maksud hati pengen dapat ketenangan diri. Eh .. malah dia menertawakan diriku. Terlalu polos ! Dua kata itu disematkan kepadaku ! Kasian si narsum ! Responku tidak seperti yang dia inginkan. Terlalu cepat menerima pengunduran dirinya. Seolah-olah dia tidak penting. Padahal ......

Ah .. dari sini aku ngerti .. untuk kembali belajar teknik bicara agar orang merasa dihargai dan tidak disalahpahami.

#now playing .. insya Alloh - Maher Zain feat Fadly Padi (Dini)