Klinik Motivasi

Rabu, September 09, 2009

Menggapai Lailatul Qadar

Hari ini kita hampir memasuki sepuluh hari terakhir (‘asyrul awakhir) bulan Ramadhan 1430 H. Kalo boleh dikatakan, kita akan memasuki babak ‘bonus’ dari perlombaan amal shaleh di bulan mulia ini. Terlebih lagi jika bertepatan dengan Lailatul Qadar (malam kemuliaan) yang keutamaannya sangat luar biasa. Pada malam itu, Allah menjanjikan ‘mega bonus pahala’ yang lebih utama dari seribu bulan. Kalo dikonversi setara dengan 83 tahun 4 bulan. Subhanallah .. mungkin umur kita aja tidak sampai segitu.


Hanya aja seringnya kita terkecoh dengan hiruk pikuk persiapan lebaran. Akibatnya ibadah di sepuluh hari terakhir ini justru tidak dilakukan dengan sempurna. Bahkan tidak jarang jadi berantakan. Na’udzubillah mindzalik !

Agar kita tetap berkonsentrasi dalam ibadah dan semangat mencari keutamaan Lailatul Qadar, tulisan berikut ini berusaha menyingkap beberapa hal yang berkaitan dengan malam kemuliaan yang penuh berkah itu. Selamat menyimak …

Lailatul Qadar dan Kemuliaannya

Sesungguhnya Lailatul Qadar adalah malam yang agung, penuh rahmat, berkah dan magfirah. Merupakan salah satu malam yang disebutkan dalam dua surat Al-Qur’an.

Pertama, dalam QS. Ad-Dukhan ayat 3-6, Allah swt berfirman :

“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) di malam yang penuh keberkahan. Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang memberi peringatan. Didalamnya diselesaikan segala urusan yang penuh hikmah. Sebagai suatu perintah bagi Kami. Sesungguhnya Kami mengirimkan utusan-utusan sebagai suatu rahmat dari TuhanMu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dalam surat di atas, Allah mensifatkan Lailatul Qadar dengan malam yang mendatangkan keberkahan (Lailatul Mubarakah) yang didalamnya diselesaikan segala urusan.

Kedua, dalam QS. Al-Qadar ayat 1-5, Allah swt berfirman :

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Qur’an) pada Malam Kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah Malam Kemuliaan itu ? Malam Kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya utnuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

Sedangkan di dalam QS. Al-Qadar tersebut, Allah mensifatkan Lailatul Qadar dengan suatu sifat yang mulia. Malam yang lebih baik dari seribu bulan. Para malaikat turun didalamnya. Malam itu merupakan salam (kesejahteraan) bagi manusia.

Jadi Lailatul Qadar dapat dinamakan sebagai Lailatus Salam (malam keselamatan). Para malaikat turun mengucapkan salam kepada penduduk bumi. Juga dapat dinamakan Lailatus Syaraf (malam kemuliaan) bagi umat Islam. Dapat juga dinamakan dengan Lailatut Tajalli, malam dimana Allah swt melimpahkan cahaya dan hidayahNya kepada para ‘abid, shaim, dan orang-orang yang beribadah malam.

Sehingga kemuliaan malam itu tidak saja karena diturunkannya Al-Qur’an. Atau karena orang yang taat pada malam itu menjadi orang-orang yang mulia. Juga karena ibadah yang dikerjakan pada malam itu mendapat penghargaan yang luar biasa.

Abu Bakar Al-Warraq, sebagaimana telah dikutip Hasbi As-Shiddiqqie berkata : ”Dinamakan malam ini Lailatul Qadar, karena pada malam itu turun Al-Qur’an yang mempunyai kedudukan yang tinggi, dibawa oleh malaikat yang mempunyai derajat yang tinggi kepada Rasul yang mempunyai derajat yang tinggi, untuk disampaikan kepada umat yang tinggi pula.”

Dalam buku Pedoman Puasa halaman 243 karya Hasbi As-Shiddiqqie, ada riwayat yang mengatakan, bahwa bilangan malaikat yang berada di bumi pada malam itu lebih banyak dari pasir. Allah swt juga menerima taubat semua orang yang bertaubat pada malam itu. Kemudian dibukanya segala pintu langit sejak dari terbenam matahari sampai terbitnya. Jibril turun bersama serombongan malaikat. Lalu mereka menancapkan panji-panjinya di empat tempat yaitu di sisi Ka’bah, di sisi kubur Rasulullah saw, di sisi masjid Baitul Maqdis dan di sisi Masjid Tursina. Kemudian mereka bertebaran ke seluruh pelosok bumi, memasuki rumah orang-orang mukmin sambil bertasbih, bertaqdis, dan memohon ampunan bagi umat Nabi Muhammad saw.

Waktu Lailatul Qadar

Ibnu Hazm berkata, ”Lailatul Qadar sekali saja dalam setahun, tertentu di bulan Ramadhan di puluhan yang akhir dan tertentu di suatu malam yang ganjil. Jika bulan itu 29 hari, maka permulaan puluhan yang akhir yaitu malam ke 20. Dan malam qadar itu ialah malam 20, adakalanya di malam 22, 24, 26 atau di malam 28. Jika bulan itu penuh 30 hari, permulaan puluhan yang akhir ialah malam 21. Maka malam qadar itu adalah malam 21, 23, 25, 27 atau di malam 29.”

Iman Malik meriwayatkan dalam Al-Muwaththa’ dari Abu Sa’id Al-Khudri berkata, ”Adalah Rasulullah saw beri’tikaf pada puluhan yang kedua di bulan Ramadhan. Pada suatu tahun setelah beliau sampai pada malam 21 yang seharusnya beliau keluar dari i’tikaf pada paginya, beliau berkata : ’Barang siapa turun beri’tikaf bersamaku, hendaklah beri’tikaf pada puluhan yang terakhir. Sungguh telah diperlihatkan kepadaku malam Al-Qadar itu. Kemudian aku dijadikan lupa. Aku bersujud pada paginya di air dan tanah. Karen tiu carilah dia di puluhan yang akhir. Carilah dia di tiap-tiap malam yang ganjil.’ Berkata Abu Sa’id : ’Maka turunlah hujan malam itu, sedangkan masjid diatapi dengan daun kurma dan meneteslah air ke lantai. Kedua mataku melihat Rasulullah kembali ke mesjid. Sedangkan pada dahinya nampak bekas air dan tanah, yaitu pada malam 21.”

Imam Bukhari meriwayatkan dari ’Aisyah r.a bahwa Rasulullah saw bersabda,”carilah dengan segala upaya malam Al-Qadar di malam-malam ganjil yang akhir dari bulan Ramadhan.”

Dalam suatu hadits riwayat Muslim dari Ibnu Umar, bahwa Nabi saw bersabda,”Carilah Lailatul Qadar pada puluhan yang akhir, jika seseorang lemah mencarinya, maka janganlah kamu kalah dalam mencari pada tujuh yang terakhir.”

Dari hadits di atas menunjukkan bahwa Lailatul Qadar tersembunyi pada sepuluh malam terakhir (’asyrul akhawir). Menurut para ulama salaf, hikmah penyembunyian waktu Lailatul Qadar ini adalah agar kita menghidupkan semua malam. Hal ini seperti hikmah Allah menyembunyikan saat ijabah di hari Jum’at supaya kita berdoa sepanjang hari. Atau seperti Allah menyembunyikan sholat wustha’ dalam sholat lima waktu agar kita memelihara kesemuanya. Atau Allah menyembunyikan isim A’dzam diantara nama-namaNya agar kita menyeru dengan nama-nama itu. Allah menyembunyikan mana taat yang mendapat penuh keridhaanNya agar kita mengerjakan semua ketaatan dengan sepenuh hati. Atau Allah menyembunyikan mana maksiat yang sangat dimurkaiNya agar kita menghentikan semua kemaksiatan itu. Atau menyembunyikan semua yang menjadi wali diantara para mukmin agar kita berbaik sangka terhadap sesama mukmin. Atau Allah menyembunyikan kedatangan hari kiamat agar kita selalu siap siaga. Dan Allah juga menyembunyikan ajal manusia supa kita selalu dalam persiapan.

Tanda-tanda Lailatul Qadar

Para ulama berselisih pendapat tentang datangnya Lailatul Qadar. Beberapa tanda yang dapat dilihat oleh mereka yang mendapatkannya, antara lain :
1. Segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit bersujud ke hadirat Allah.
2. Alam terang benderang walapun di tempat-tempat yang gelap sekalipun.
3. Dapat mendengar salam para malaikat dann tutur katanya.
4. Diperkenankan segala doanya.

Adapun pahala ibadah tetap diperoleh meskipun tanda-tanda tersebut tidak dapat dilihatnya. Sedangkan bagi mereka yang melihat tanda-tanda Lailatul Qadar, hendaklah menyembunyikan dan terus berdoa dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan khusyu’ dengan doa apa saja yang digemarinya. Hendaklah dia berdoa untuk akhiratnya lebih banyak dan lebih kuat daripada untuk dunianya.

Bertanya Juwaibir kepada Adh-Dhahhak : ”Bagaimana pendapat anda tentang perempuan yang sedang nifas, haid, orang sedang dalam perjalanan, dan orang yang sedang tidur nyenyak, apakah mereka mendapat bagiannya di malam Al-Qadar itu ? Adh-Dhahhak menjawab : ”Mereka semua mendapatkannya, diberikan bagiannya dari malam Al-Qadar itu oleh Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim.”

Keutamaan Ibadah di Malam Al-Qadar

Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi saw bersabda : ”Siapa saja yang mengerjakan ibadah di malam Al-Qadar karena imannya kepada Allah dan karena mengharapkan keridhaanNya, niscaya diampunilah dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Anas bin Malik berkata : Pada saat bulan Ramadhan masuk, maka Rasulullah saw bersabda : ”Sesungguhnya bulan ini hadir di hadapanmu. Di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Barang siapa tiada diberikan kebaikan malam itu kepadanya, maka ia sungguh diharamkan atas seluruh kebaikan. Dan tidak diharamkan kebaikan, melainkan kepada orang yang tidak diberikan apa-apa.” (HR. Ibnu Majah)

Dari Ubadah bin Shamit : ”Rasulullah mengabarkan kepada kami tentang Lailatul Qadar. Beliau berkata : ’Dia di dalam bulan Ramadhan, di puluhan yang akhir malam 21, atau malam 23, 25, 27 atau malam 29, atau di akhir malam bulan Ramadhan. Barang siapa yang mengerjakan qiyam pada malam itu karena imannya kepada Allah dan karena mengharap keridhaanNya, niscaya diampunilah dosanya yang telah lalu dan dosa yang akan datang.”

Menghidupkan Malam Al-Qadar

Menghidupkan malam Al-Qadar ialah dengan mengerjakan ketaatan, sholat malam, istigfar, berdzikir, membaca Al-Qur’an, I’tikaf dan menambahkan amalan ihsan dan memperbanyak shadaqah.

Amalan-amalan Rasul dan pesan-pesannya merupakan dorongan bagi kita untuk beribadah dan berlomba-lomba memenuhi keperluan orang-orang yang memerlukan bantuan. Hal itu dilakukan sebagai suatu usaha memenuhi seruan agama dan meneladani Rasul saw. Mereka menyembunyikan shadaqah mereka sehingga tidak diketahui tangan kiri apa yang telah diberikan tangan kanan.

Sebagian hartawan dahulu menanti-nanti Lailatul Qadar. Pada malam itu Allah melipatgandakan pahalaNya. Mereka menyembunyikan dirinya dan mencari keluarga yang miskin di malam buta. Mereka memberikan segala yang dibawanya kepada keluarga miskin tanpa dikenal oleh penerima pemberiannya. Mereka kembali tanpa diketahui siapa dirinya.

Keutamaan Berdoa di Malam Lailatul Qadar

’Aisyah r.a diperintahkan berdoa di malam Al-Qadar. Sufyan Ats-Tsauri berkata,”Berdoa pada malam Al-Qadar lebih aku sukai daripada sholat.” Sufyan berkata pula,”Apabila seseorang membaca Al-Qur’an, berdoa serta meningkatkan doanya kepada Allah, mudah-mudahan dia memperoleh waktu mustajab.”

Rasul saw bertahajud di malam-malam bulan Ramadhan dan membaca Al-Qur’an dengan tertib. Beliau tidak melalui ayat rahmat, kecuali beliau memohonnya kepada Allah. Beliau tidak melalui ayat azab, kecuali beliau berlindung kepadaNya. Beliau mengumpulkan antara shalat, qira’at, doa dan tafakkur.

Dari ‘Aisyah r.a bahwa Rasul mengajarkan kepadanya doa yang diucapkan pada malam Al-Qadar yaitu : “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Wahai Tuhanku, sesungguhnya Engkau adalah Tuhan Yang Maha Pemaaf, Engkau menyukai kemaafan, maka maafkanlah aku)” (HR. At-Tirmidzi)

Dalam Hasyiyah Al-Jalalain, As-sawi berkata, “Doa yang paling baik didoakan pada malam itu (Al-Qadar) ialah memohonkan kemaafan dan ke’afiatan sebagaimana yang telah diterima dari Nabi saw.”

Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya allah melihat pada malam Al-Qadar kepada orang-orang mukmin dari umat Muhammad, lalu dimaafi mereka dan dirahmatiNya, kecuali empat orang yaitu peminum arak, durhaka kepada orang tua, orang yang selalu bertengkar dan orang yang memutuskan tali silaturahim.”(HR. Ibnu Abbas)

Inilah amalan-amalan istimewa dalam puluhan akhir bulan Ramadhan, di samping amalan-amalan yang lain. Oleh karena itu, mari kita isi detik-detik terakhir bulan Ramadhan ini dengan melaksanakan ketaatan dan amal sholeh seperti berdoa, berdzikir, istigfar, sholat malam, membaca Al-Qur’an, memberi shadaqah kepada fakir miskin dan aktivitas ibadah lainnya. Semoga kita dapat meraih ‘mega bonus pahala’ Lailatul Qadar tahun ini. Amin ya Rabb 

*disarikan dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar