Klinik Motivasi

Kamis, Juli 01, 2010

Pemberian ASI Pertama

Seringkali kita menemukan fakta bahwa setelah seorang ibu melahirkan, dia tidak langsung menyusui bayinya entah karena alasan pihak penolong (bidan/dokter/ perawat/ ketentuan RS) supaya ibunya dibiarkan istirahat terlebih dahulu, ataupun dari ibu sendiri yang kurang memiliki motivasi kuat untuk segera menyusui bayinya. Padahal selama 20-30 menit pertama setelah kelahiran bisa disebut Golden Period bagi ibu, juga terutama bagi sang bayi.


Pemberian ASI harus dimulai di ruang persalinan. ASI harus diberikan pada bayi baru lahir sesegera mungkin, karena :

1. Pada usia 20-30 menit refleks hisap bayi sangat kuat, sehingga saat ini adalah yang terbaik baginya untuk belajar menghisap.

2. Hisapan pertama akan merangsang produksi oksitosin yang membantu menghentikan perdarahan setelah persalinan.

3. Bayi akan mendapatkan colostrum (susu jolong) yang berharga, terutama dalam mempertahankan kekebalan tubuh pada hari-hari pertama kehidupannya menyapa dunia luar yang tidak steril.

4. Jam-jam pertama adalah saat terpenting menjalin ikatan antara ibu dan anak.

5. Bila ibu menunda pemberian ASI, walaupun hanya dalam beberapa jam, proses menyusui menjadi LEBIH SERING GAGAL

6. Pemberian ASI pertama bagi bayi tidak dimaksudkan untuk pemberian makanan awal, tetapi lebih pada tujuan pengenalan.

Untuk itu, mendekati minggu-minggu taksiran persalinan, ibu (alangkah baik jika suami mendampingi) sudah memperoleh informasi dan memperkirakan tempat dimana dia akan melahirkan. Saat ibu akan melahirkan, sampaikan bahwa ibu akan segera menyusui bayi ibu. Disini peran suami/keluarga sangat diharapkan dalam membantu mempersiapkan, menjaga, membuat suasana tenang dan nyaman, serta tidak bosan-bosan memompakan semangat kepada ibu agar proses laktasi berhasil. Insyaallah akan ada pahala di setiap air susu yang dihisap oleh sang bayi. Wallahu aÂ’lam.

Tambahan "tips" dari seorang ayah

Mungkin ini tambahan dari sisi seorang "ayah" :) Masalah ASI pertama:
Seringkali suami atau istri menurut aja pada peraturan yang berlaku di tempat persalinan; misalnya tentang dipisahkannya anak yang baru lahir dengan ibunya. Untuk itu, sebelum masa persalinan tiba, pilihlah tempat persalinan yang menjamin: suami bisa mendampingi istrinya selama proses persalinan.

Efek pendampingan ini sungguh sangat luar biasa, tentu. Di samping itu, sesaat setelah bayi lahir, suami harus berperan mengecek bayi itu: normal tidak, laki-laki atau perempuan, ada kelainan atau tidak, dsb. Hal ini untuk jaga-jaga dari sesuatu yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Kemudian hal penting lainnya adalah: kita dapat memantau penanganan bayi pasca persalinan dari sisi medis yang kita yakini . Misalnya bisa segera menyusukan si bayi pada 20-30 menit pertama pada ibunya (sesuai artikel ini). Ada beberapa kasus tempat persalinan atau bidan, tidak segera menyusukan si bayi pada ibunya, malah justru memberi si bayi susu formula atau pisang (masya Allah!), hanya karena ibunya masih "lemah" atau perlu istirahat. Pastikan bahwa kita bisa menyusukan si bayi pertama kali pada saat yang tepat di tempat persalinan itu.

penanganan bayi pasca persalinan dari sisi syar'i: melafadzkan adzan dan iqomah, dsb. Biasanya pada kelahiran anak-2 saya: setelah lahir, dibersihkan, dimandikan, dibungkus kain "bedong" (istilah di Jawa/Madura), langsung disusukan (meski ASI belum keluar), baru diadzani (ato adzan dulu baru disusukan; tergantung waktunya saja).

Bahtiar hs - ayah dua orang anak

dr Farida Megalini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar