"Diharapkan SJI ini dapat meningkatkan kinerja profesional wartawan disamping juga mampu meningkatkan kualitas jurnalis," kata Kepala Sekolah (Kepsek) SJI, Z Bagio didampingi wakasek Agus Suprapto kepada wartawan, kemarin.
Menurutnya, sesuai rencana SJI ini dimulai Selasa (8/11) dan secara resmi dibuka oleh Gubernur H. Rudy Arifin.
Dikatakannya, gagasan didirikannya SJI ini untuk mendongrak jumlah jurnalis yang mengenyam pendidikan bidang jurnalistik. SJI juga merupakan satu-satunya pendidikan jurnalisme di Indonesia yang merujuk model kurikulum yang dikeluarkan Unesco.
"Jdi dalam metode belajar tidak sembarangan, karena metode kurikulum yang mengacu pada Unesco. Jika tidak serius atau tidak hadir tanpa pembertiahuan akan mendapatkan sanksi yang juga dapat mempengaruhi persentase penilaian," jelasnya.
Zainal Helmie, Sekretaris PWI Cabang Kalsel menambahkan kelebihan sekaligus kekurangan pendidikan ini terletak pada biayanya yang relatif mahal. Biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti pendidikan itu mencapai Rp. 4 - 5 juta.
"Kalau dari PWI murni mungkin tidak bisa karena biaya yang sangat mahal, oleh karena itu PWI dibantu dewan pers serta Unesco, pemprov kalsel dan beberapa perusahaan demi terselenggaranya SJI ini," katanya.
Peserta yang lulus SJI ini akan mendapatkan sertifikat dan dinyatakan juga lulus kompetensi. SJI ini akan diselenggarakan mulai dari 8 sd 21 November ini.
Sumber : Mata Banua, Selas 8 November 2011 hal 4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar