Waktu berada di hadapan 'soulmate'ku itu, aku merasa canggung kayak baru pertama kali ketemu. Gugup, ngga percaya diri dan kadang-kadang merasa takut. Ini sangat mengganggu. Harusnya ketika siaran aku bisa rileks, santai, dan bebas tanpa beban eh .. yang keluar malahan suara yang tertekan (stress kalee ..), terbata-bata, tiba-tiba ngga tau harus ngomong apa karena tiba-tiba miskin kosakata. Serba salah rasanya. Operating skillnya juga jadi kacau. Yang mana tombol untuk mikrofon .. Yang mana untuk komputer .. udah ngga jelas lagi.
Biasanya demam mic ini terjadi karena aku telat datang ke studio. Sehingga ngga ada waktu untuk prepare (bersiap-siap) dulu. Atau setelah ditegur sebelum atau di waktu siaran. Misalnya salah mengucapkan kata atau kebalik mutar jadwal iklan. Yang harusnya di menit ke 30, aku putar di menit ke 15. Pernah juga demam mic karena kehilangan percaya diri. Apalagi pas bawain program acara dialog. Interview dengan para pejabat, artis atau narasumber untuk promo sebuah produk. Kemudian karena dilihat banyak orang meskipun dari luar kabin. Biasanya sih para wartawan yang nungguin interview dengan nara sumber setelah dialog denganku di radio. Huaaa .. ini juga bisa bikin aku salah tingkah (berasa ’mendadak jadi seleb’ hehehe)
Akibatnya penampilanku ngga maksimal ketika on air. Untuk mengantisipasi hal tersebut, langkah yang aku lakukan adalah :
* Aku ngga bakalan membuka mic untuk opening greeting (salam pembuka) atau ngasih komen kalo merasa belum siap. Karena resikonya besar bo .. ! Salah-salah bisa kena marah Program Director atau lebih parah lagi Station Manager kalo kebetulan sedang memantau.
* Relaksasi dengan bernyanyi, menikmati lagu-lagu yang kuputar, pas break ke luar sebentar mencari udara segar meskipun cuman ke ruang tamu terus balik lagi ke ruang siaran, minum, kadang-kadang suka teriak juga untuk melepas ketegangan yang ada.
* Aku juga mengusir orang-orang yang tidak berkepentingan termasuk kru penyiar di ruang siaran *sadis mode on. Atau cara yang lebih halus yaitu membiarkan mereka berada di ruang siaran tapi ngga boleh kelihatan aku. Wew .. gimana tuh ? Ya .. terserah mereka mau duduk di belakang meja siaran atau di kolongnya sekalipun. Tapi cara ini cukup beresiko. Apalagi krunya kayak di tempat kerjaku. Semua pada usil. Tengah-tengah aku ngomong, tiba-tiba mereka muncul. Wah .. daripada bikin kacau, mending cara sadis itu aja yang diambil hehehe
* Kalo untuk program dialog, ngga mungkin aku mengusir narasumbernya. Biasanya untuk melepas ketegangan, aku ber-say hello dan mengajak ngobrol mereka sebelum siaran. Memperdalam materi yang akan dibahas, kalo memungkinkan tanya tentang data-data pribadi meskipun masih dalam tatanan umum, atau menawarkan lagu kesukaan mereka untuk kuputar pas break. Menganggap mereka sejajar dengan kita, mereka bukan siapa-siapa. Hal ini juga bisa membantu.
* Sebelum siaran, aku biasanya mengafirmasi diriku. Memberi motivasi pada diri sendiri bahwa aku yakin aku bisa dan siaranku ini sudah ditunggu banyak orang (merasa 'sok' penting hehehe)
* Kalo aku merasa benar-benar ngga siap, aku minta digantikan oleh penyiar yang lain. Hal ini bisa dilakukan kalo memang memungkinkan dan ada penyiar yang lebih baik.
Iya .. segitu dulu sharingnya. Meskipun sedikit, aku berharap semoga bisa bermanfaat. Kalo punya pengalaman yang lain, jangan segan posting ke aku ya .. Kutunggu :)
Best Regard,
Dini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar