ALIANSI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA
ATAU BEM SERIBU SUNGAI KOTA BANJARMASIN DATANGI KANTOR DPRD PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN SIANG KEMARIN
Muhammad
Pazri, Koordinator Aliansi BEM Seribu Sungai Kota Banjarmasin mengungkapkan kedatangan
mereka ke DPRD Provinsi Kalimantan Selatan untuk menyampaikan enam belas
tuntutan. Diantaranya menuntut penambahan royalti batu bara untuk Kalimantan
Selatan, dana perimbangan APBN, pemerataan infrastruktur serta menuntut solusi
konkrit masalah BBM.
DPR RI BELUM MENERIMA SURAT USULAN
PENAMBAHAN KUOTA BBM DARI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Muhammad
Pazri menilai selama ini pemerintah daerah, anggota dewan dan aparat kepolisian
tidak melakukan tindakan nyata dalam mengatasi permasalahan daerah. Untuk itu,
pihaknya mendesak pemerintah segera bertindak tegas untuk menyelamatkan
kedaulatan bangsa, harga diri Negara dan daerah.
Muhammad
Pazri mengaku mereka juga akan menyampaikan enam belas tuntutan BEM Seribu
Sungai Kota Banjarmasin ini kepada
Gubernur, Walikota, DPRD Kota Banjarmasin, Kapolda serta pemerintah pusat yaitu
Presiden dan DPR RI.
Muhammad Pazri menambahkan ke enam
belas tuntutan tersebut adalah hasil musyawarah kota Aliansi BEM Seribu Sungai
Kota Banjarmasin di Unlam pada tanggal 13,14 dan 15 April lalu. Musyawarah ini
dihadiri tujuh perguruan tinggi yaitu Unlam, IAIN Antasari, Uniska, STIKIP PGRI
Banjarmasin, STMIK Indonesia Banjarmasin, Stikes Sari Mulia dan Stikes
Muhammadiyah.
DINI AP FM
DPRD PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BERJANJI AKAN MEMPERJUANGKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DI WILAYAH KALIMANTAN
SELATAN
Janji
ini disampaikan Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, M. Riswandi saat
menemui perwakilan Aliansi BEM Seribu Sungai Kota Banjarmasin, kemarin.
Pihaknya mengapresiasi tuntutan Aliansi BEM Seribu Sungai Kota Banjarmasin
karena tuntutan ini sama dengan apa yang disuarakan dalam Rakor ADPSI Wilayah
Kalimantan beberapa waktu yang lalu yaitu kurangnya perhatian pemerintah pusat
terhadap pembangunan di Kalimantan. Selama ini pembangunan di Kalimantan
tertinggal jauh dibandingkan Jawa dan Sumatera. Padahal Kalimantan salah satu
penyumbang devisa terbesar Indonesia dengan SDA yang berlimpah.
Riswandi
berharap Aliansi BEM Seribu Sungai Kota Banjarmasin untuk dapat berjuang
bersama-sama agar percepatan pembangunan di Kalimantan segera terwujud.
DINI AP FM
Demikian
disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI asal pemilihan Kalsel, Gusti Iskandar
kepada Abdi Persada FM. Gusti Iskandar mengaku selama ini dirinya tidak pernah
menerima laporan usulan penambahan kuota BBM dari pemerintah provinsi Kalsel
secara formal. Padahal menurutnya jika antrian panjang di SPBU dikarenakan
kurangnya kuota BBM Bersubsidi maka pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dapat mengajukan usulan penambahan kuota BBM.
Gusti
Iskandar menjelaskan usulan penambahan kuota BBM Bersubsidi tersebut harus
dibarengi data jumlah kendaraan bermotor, pertumbuhan jumlah kendaraan maupun
kebutuhan BBM. Data ini menjadi dasar perhitungan penambahan kuota BBM bagi
wilayah Kalsel. Kemudian, Hiswana Migas bersama Gubernur bisa meminta tambahan
kuota BBM tersebut, dengan menyurati DPR RI, khususnya Komisi VII.
Gusti Iskandar menambahkan pengurangan kuota BBM
pada tahun 2012 dari 41 juta kilo liter menjadi 40 juta kilo liter, bukan untuk
mengurangi jatah solar atau premium. Namun, karena beberapa daerah sudah
melaksanakan konversi minyak tanah ke gas elpiji, sehingga kuota subsidi
dikurangi.
DINI AP FM
DPR
RI MINTA PERTAMINA DAN KEPOLISIAN MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP PEMBATASAN
PEMBELIAN BBM DI SPBU
Permintaan
ini disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI asal Kalimantan Selatan, Gusti
Iskandar di sela-sela Rapat Koordinasi ADPSI Wilayah Kalimantan, Selasa yang
lalu. Menurutnya panjangnya antrian bahan bakar minyak (BBM) di SPBU dalam
sepekan terakhir tidak bisa dibiarkan karena sudah menimbulkan kemacetan parah.
Gusti
Iskandar menjelaskan penyebab antrian panjang ini dikarenakan kurangnya pasokan
BBM dan adanya penyelewengan distribusi. Dirinya melihat indikasi ini pada
antrian panjang di sejumlah SPBU tersebut seperti ditemukan kendaraan yang
tidak layak beroperasi ataupun bertangki besar, sehingga hanya bisa dituntun,
namun ikut antrian membeli BBM.
Untuk
itu, Gusti Iskandar meminta pertamina,
pemerintah daerah dan kepolisian melakukan pengawasan terhadap pembatasan
pembelian BBM di SPBU.
DINI AP FM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar