Klinik Motivasi

Minggu, Oktober 18, 2009

Klinik Motivasi 17 Oktober 2009 : Menyingkirkan Belenggu

Klinik Motivasi, Sabtu tanggal 17 Oktober 2009 pukul 16.00-17.00 wita. Masih bersama Fauzan Muttaqien dari Quantum Spirit Training Center dengan tema "Menyingkirkan Belenggu". Selamat menyimak ringkasan perbincangannya ..

Kisah Pengantar Motivasi

Gajah dan Kutu Loncat

Petugas kebun binatang menangkap seekor gajah. Kemudian ke empat kaki gajah ini dibelenggu dengan rantai yang terbuat dari besi. Setiap hari, gajah tapi berusaha melarikan diri. Namun setiap kali dia melompat, si gajah selalu terjatuh. Hal ini terjadi berulang-ulang. Sebulan kemudian, rantai besi itu dilepaskan dan diganti dengan tali rafia yang tipis. Menurut anda, apakah kali gajah bisa melarikan diri ? Jika anda menjawab iya, maka jawaban anda meleset. Ternyata gajah tadi tetap melompat dan tetap terjatuh seperti semula.


Apakah yang terjadi ? Bukankah gajah semestinya mampu dengan kekuatannya untuk memutus tali rafia tadi ? Jawabannya adalah ternyata waktu sebulan telah mampu membuat sketsa di otak gajah bahwa dia tidak mampu melarikan diri. Meskipun diikat dengan tali rafia namun di otaknya, dia merasa masih diikat dengan belenggu rantai.

Percobaan yang hampir mirip dengan cerita di atas dilakukan pada kutu loncat. Sebelum dia ditangkap, konon katanya dia bisa melompat setinggi 300 kali lebih tinggi dari tinggi dirinya. Si kutu loncat ini dikurung di dalam kotak korek api. Pada bulan berikutnya, dia dibebaskan. Tebak, apa yang terjadi ?

Kali ini si kutu loncat hanya bisa melompat setinggi kotak korek api. Perhatikan, waktu sebulan telah menjadikan dia melupakan potensi besar yang telah dimilikinya.

Fauzan mengungkapkan bahwa disadari atau tidak sesungguhnya dalam kehidupan, seringkali kita juga berada dalam kondisi yang serupa. Sketsa pikiran kita terperangkap dalam kotak korek api buatan kita sendiri. Terbelenggu dengan bayangan rantai yang kita ciptakan sendiri. Sehingga rantai-rantai itu membuat kita tidak berhasil untuk maju.

Rantai belenggu ini juga bisa berasal dari lingkungan kita. Sebenarnya kita mempunyai potensi yang luar biasa. Tapi teman-teman mencela ketika kita menunjukkan karya kita. Keluarga yang tidak mendukung kemampuannya. Lambat laun akhirnya kita melupakan potensi yang kita miliki.

Beberapa Rantai Belenggu Kehidupan diantaranya :

1. Rantai Usia

Salah satu alasan yang sering digunakan untuk menolak amanah, tugas atau sebuah tantangan. "Aku masih terlalu muda, masih hijau .. masih banyak yang lebih tua dan berpengalaman." Atau sebaliknya. Merasa diri sudah tua. Biarkan yang muda yang berperan. Begitu biasanya alasannya. Sesaat kemudian dirinya pun mundur. Akhirnya menghalanginya untuk maju dan sukses.

Jika anda salah satu yang terbelenggu dengan rantai tersebut. Ada baiknya anda menyimak kesuksesan seseorang yang bernama Doktor Sayyid Muhammad Husein Thabathaba'i. Hafidz Qur'an dengan tafsirnya. Dalam kesehariannya, dia berbicara dengan bahasa al-Qur'an. Berasal dari Iran dan berhasil meraih gelar doktor honoris causa termuda di dunia pada usia 7 tahun. The Amazing Child, begitu orang-orang memanggilnya.

Hem .. saat usia 7 tahun kita ngapain ya ? Masih main kelereng kali ? Sementara pada umur yang sama Sayyid Husein telah bergelar Doktor !

Banyak cerita sukses lainnya, usia muda atau usia tua tidak mampu menghalangi mereka untuk mencetak prestasi.

2. Rantai Pendidikan

"Aku hanya S-1", "Aku tidak tamat SMA", dan lain sebagainya menjadi alasan kita menjadi seorang yang biasa-biasa. Padahal kita punya potensi luar biasa.

Perjalanan hidup Andrie Wongso bisa kita jadikan inspirasi. Pada saat kelas 6 SD, Andrie putus sekolah karena sekolah Tionghoanya ditutup Pemerintah Orde Baru. Untuk bertahan hidup, dia berjualan kue di pasar dan toko di Malang. Siapa sangka keuletannya membuahkan hasil. Kini dia dinobatkan sebagai Motivator No. 1 di Indonesia. Diapun bangga dengan gelarnya yang agak asing di telinga kita. Andrie Wongso SDTT TBS .. Sekolah Dasar Tidak Tamat Tapi Bisa Sukses !!

3. Rantai Nasib

Pernahkah anda bercermin ? Kemudian beberapa saat, anda menghela nafas panjang .. kecewa dengan jeleknya wajah dan penampilan anda ? Menurut Fauzan, anda tidak perlu sakit hati. Karena kesuksesan tidak mensyaratkan peraihnya berwajah ganteng atau cantik. Setidaknya Tukul Arwana telah membuktikannya !

4. Rantai Kesehatan

Bagi sebagian orang, menyerah karena keterbatasan fisik atau kesehatan adalah hal yang wajar. Mereka berhak untuk dikasihani karena ketidaksempurnaannya. Tapi bagi mereka yang bermental pejuang, tak ada satupun yang mampu membelenggunya. Selama raga masih ada, selama itu pula derap perjuangan akan terus dilangkahkan.

Setidaknya untuk orang seperti Syaikh Ahmad Yasin, Sang Pemimpin Hamas. Beliau sangat ditakuti oleh Israel. Hingga kematian beliau dianggap sebagai salah satu puncak kemenangan mereka. Padahal beliau adalah seorang yang tua renta berkursi roda. Bicaranya pun terbata-bata.

Namun, bertolak belakang dengan keadaan fisiknya. Justru dalam keterbatasan itulah, beliau mampu menjadi poros penggerak utama perjuangan rakyat Palestina. Beliau dengan suara yang terbata-bata mampu menggerakkan ribuan pemuda Palestina untuk melakukan serangan Intifadhoh. Serangan yang kelak dikenang dunia sebagai lambang perlawanan abadi tanpa henti melawan kebiadaban Israel. Lelaki tua renta ini, dari kursi rodanya .. mampu membuat para pemimpin Israel tidak bisa tidur nyenyak karena perasaan tidak amannya. Allahu Akbar !!

Apa yang harus kita lakukan ??

Menyimak cerita sebagian orang-orang yang luar biasa tadi, semestinya tidak disikapi dengan rasa kagum yang berlebihan. Justru harusnya menjadi pemacu semangat kita dalam meraih prestasi.

Seorang Husein Thobathaba'i yang masih sangat muda bisa mendapat gelar doktor .. kenapa saya yang lebih senior tidak ! Andrie Wongso yang tidak tamat SD bisa jadi motivator ulung .. harusnya saya juga mampu ! Tukul Arwana yang terbilang hidupnya kurang beruntung bisa sukses .. kenapa saya yang terlahir dengan nasib yang lebih baik tidak bisa ?? Lalu kenapa saya yang terlahir sempurna malah stagnan seperti ini sedangkan Syaikh Yassin yang cacat mampu meraih prestasi gemilang ??

Di akhir dialog, Fauzan mengajak kita untuk merenung tentang rantai yang sadar atau tidak sadar membelenggu kita. Padahal rantai itu sifatnya maya. Kadang-kadang buatan kita sendiri seperti rasa malas, merasa tidak cukup diberi waktu, deadline.

Cara menghancurkannya adalah dengan membuat daftar belenggu yang ada pada diri kita secara jujur. Sehingga kita bisa menghancurkannya. Membuang jauh-jauh rantai gajah dan kotak korek api yang memenjarakan kita. Bersiaplah untuk melakukan perjalanan menuju realita kesuksesan.

Demikian ringkasan dialog Klinik Motivasi kali ini, semoga bermanfaat(Dini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar