Klinik Motivasi

Jumat, Oktober 16, 2009

Keluarga Sakinah, 16 Oktober 2009 : 4 Langkah Mencegah Hadirnya Orang Ketiga

Keluarga Sakinah, Jum'at, tanggal 16 Oktober 2009 pukul 11.00-12.00 wita bersama Ustadzah Herawati Diah. Sebuah program acara yang membahas seputar persoalan rumah tangga. Edisi kali ini kami membahas tentang "Usaha Preventif Mencegah Hadirnya Orang Ketiga".


Menurut beliau, problema rumah tangga yang sangat pedih dirasakan ketika hadirnya orang ketiga. Tujuannya tentu ingin merusak bahtera rumah tangga. Biasanya orang ketiga hadir karena :
1. Si Suami tergoda dengan gadis yang lain (karena lebih cantik daripada istri)
2. Si Istri tergoda dengan pimpinan kantor (karena sering bertemu dan berinteraksi)
3. Mantan pacar misalnya masih sering telpon2an
4. Sulit melupakan mantan pacar
5. Akibat antar-jemput misalnya sama2 satu jalan akhirnya jadi pulang dan berangkat ke kantor bersama
6. Dendam kepada pasangan misalnya pernah disakiti atau diselingkuhi sehingga balas dendamnya dengan mencari orang ketiga
7. Pasangan kurang berkembang, misalnya hanya dirumah saja, tidak mau diajak jalan-jalan, dandan seadanya dan lain2
8. Sulit memberi maaf terhadap kesalahan pasangan

Solusinya secara umum adalah dengan senantiasa mengevaluasi diri masing-masing dan memperbaikinya.

Ustadzah Herawati Diah juga mencermati hadirnya orang ketiga bisa disebabkan adanya beberapa kebiasaan di rumah tangga yang mulai merosot. Penyebabnya mungkin karena kurangnya pendidikan agama, arus budaya modern dan lain-lain. Padahal jika kebiasaan-kebiasaan yang sepele ini dilakukan maka akan mampu mengikat rasa kasih sayang suami, istri dan anak-anaknya.

Kebiasaan-kebiasaan itu adalah :

1. Saling menyejukkan hati
Caranya dengan sering bertatap muka, saling mendengarkan, menampakkan wajah yang berseri-seri dan perkataan yang baik. Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Sesuai HR. Imam Ahmad dan Bukhari bahwa Rasulullah saw tidak pernah menampakkan wajah yang tidak menyenangkan setiap kali bertatap muka dengan orang.

Tentunya kebiasaan ini hendaknya dilaksanakan oleh suami dalam mendidik istri dan anak-anaknya. Justru ini akan menambah ikatan rasa kekeluargaan.

2. Makan Bersama
Ini juga merupakan satu kebiasaan yang sudah luntur di masyarakat. Saking sibuknya, pagi-pagi suami dan istri berangkat ke kantor. Makan bersama teman-teman sekantor yang belum sempat sarapan. Trus makan siang juga seperti itu. Makan malam ngga sempat karena sorenya ada syukuran atasan misalnya. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan membuka peluang hadirnya orang ketiga. Karena satu selera, satu tujuan, diselingi dengan acara curhat. Isinya membeberkan kekurangan pasangan masing-masing. Na'udzubillah min dzalik

Di dalam makan bersama ternyata terdapat berkah yang banyak, lebih mengenyangkan, lebih hemat. Ketika berkumpul di meja makan, si suami dapat memberikan nasehat berupa keteladanan (menunjukkan sesuatu tentang bersyukur kepada Allah, berdoa sebelum makan, etika makan dsb). Sehingga keterikatan antar anggota keluarga akan semakin erat.

3. Pandai Mengobati Hati
Kadang-kadang ada salah pada ucapan dan sikap dari salah satu pasangan. Suami atau istri harus mampu mengobati hati dengan sikap suka memaafkan, lapang dada menerimanya dan sabar dalam memperbaiki kesalahan tadi.

4. Menebarkan Salam
Kebiasaan ini kadang dianggap hanya untuk keluarga muslim atau hanya diucapkan pada acara formal. Padahal salam ini merupakan doa. Masuk atau keluar rumah, ucapkan salam. Untuk mempererat rasa kasih sayang diantara anggota keluarga dengan ucapan salam dan mencium tangan. Akan selalu teringat jika suami berangkat ke kantor dengan diiringi senyuman, salam dan cium tangan dari seorang istri.

Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi anda dalam menjalani kehidupan rumah tangga .. (dini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar