Klinik Motivasi

Rabu, November 25, 2009

Keajaiban Sebuah Doa

Judul ini sebenarnya diambil dari sebuah kisah nyata yang dituturkan Ayah Edy melalui CD "Cerita Inspiratif Bagi Orang Tua dan Praktisi Pendidikan". Pengalaman beliau ketika berdiskusi dengan seorang guru di salah satu sekolah di Bogor. Topik diskusinya seputar permasalahan dan perilaku siswa di sekolah mulai dari yang ringan sampai yang berat.


Suatu ketika sang guru menceritakan keadaan seorang muridnya yang sangat sulit menerima pelajaran. Berbagai cara telah dicoba agar si murid bisa menjadi lebih baik. Namun kali ini sang guru dan ayah Edy merasa sedang diuji oleh Tuhan.

Hingga lebih dari satu tahun berselang ayah Edy bertemu lagi dengan sang guru tadi. Dengan wajah berbinar-binar, sang guru bercerita bahwa dia telah berhasil membuat kemajuan yang berarti bagi muridnya tadi. Ayah Edy ikut bahagia mendengar berita baik itu. Didorong rasa penasaran, ayah Edy pun bertanya kepada sang guru tentang metode apa yang telah dia temukan hingga muridnya dapat memiliki prestasi yang lebih bagus.

Sang gurupun membuka "rahasia sukses"nya. Katanya,
"Suatu malam saat saya sedang beribadah. Saya teringat murid saya itu. Kemudian seketika itu juga saya membayangkan wajahnya baik-baik. Lalu perlahan-lahan saya mengadukan hal ini pada Tuhan. Saya berkata,'Ya Allah .. kami sudah berupaya dengan sebaik-baiknya. Tapi kami belum berhasil juga. Kami sudah tidak tahu lagi harus melakukan apa. Ya Allah .. tolonglah kami."

Lalu saya bersujud sambil menitikkan airmata berharap supaya permohonan saya dikabulkan
Sungguh di luar dugaan ternyata perubahan secara perlahan terjadi. Anak tadi dapat menerima pelajaran dengan baik dan memiliki prestasi yang bagus.

Sang gurupun melanjutkan ceritanya,"Saya bukan main girangnya. Betapa begitu banyak hal yang belum kita ketahui. Masih belum berhasil dikupas oleh pengetahuan manusia. Namun ternyata tidak lah demikian bagi Allah. Segala yang tidak mungkin bagi kita selalu ternyata mungkin bagi-Nya."

Ayah Edy pun mengaku sungguh terharu mendengar penuturan sang guru tadi. Beliau berharap seandainya saja semua guru-guru kita berdedikasi tinggi dan mau mendoakan muridnya dengan sungguh-sungguh. Ayah Edy yakin sebesar apapun permasalahan pendidikan saat ini akan dapat teratasi. Dan tentunya dengan izin dan kekuatan Allah swt.

Doa merupakan aktifitas ibadah yang agung. Sampai dikatakan doa adalah otaknya ibadah. Termasuk juga dalam pendidikan, doa juga memiliki peranan penting. Saat anak masih dalam kandungan (prenatal), Islam menganjurkan agar sang ibu mendidik bayinya dengan memperbanyak doa. Seperti yang dilakukan istri Imran ketika mengandung Maryam. Dalam Al-Qur'an digambarkan bagaimana sang ibu mendoakan putrinya agar menjadi wanita sholehah. Sejarah kemudian membuktikan bahwa Maryam adalah wanita pilihan Allah swt. Melalui rahimnya, lahirlah nabi Isa 'alaihis salam.

Besarnya kolerasi pengaruh doa dan harapan seorang ibu terhadap anaknya telah dibuktikan oleh penelitian. Diantaranya adalah hasil penelitian Emile Coue yang dikutip oleh Wahjoetomo (1997) dalam buku Perguruan Tinggi Pesantren, Pendidikan Alternatif Masa Depan, tentang bagaimana ibu-ibu Spanyol dan Athena dapat melahirkan anak-anak 'pilihan'. Di masa kehamilannya, ibu-ibu Spanyol sangat berhasrat dan berdoa untuk menyumbangkan ahli-ahli perang dan prajurit pilihan bagi negaranya. Dan merekapun melahirkan anak-anak yang kuat dan tumbuh menjadi prajurit yang ulung. Begitupun ibu-ibu Athena yang melahirkan anak-anak yang cerdas. Disebabkan mereka berhasrat dan berdoa untuk dapat menyumbangkan ahli-ahli pengetahuan bagi negaranya.

Begitulah keajaiban sebuah doa. Mengapa tidak kita lakukan dengan cara yang lebih luas ? Tidak hanya terbatas memanjatkannya di saat kita sholat saja. Bukankah memanggil anak-anak kita dengan kata-kata yang baik juga merupakan doa ? "Anak pintar", "Anak sholehah", "Kreatif", "Cerdas" .. Itulah kata-kata yang sepatutnya keluar dari para orang tua dan pendidik. Pun ketika menghadapi perilaku anak yang menurut kita "nakal" padahal mungkin si anak sedang mengeksplorasi sesuatu karena rasa ingin taunya yang sangat besar.

Mungkin hal ini tidaklah mudah. Tapi seperti yang ayah Edy harapkan dan insya Allah menjadi harapan kita semua. Seandainya saja para orang tua dan pendidik di negeri ini berdedikasi tinggi dan mau mendoakan anak-anak dan muridnya dengan sungguh-sungguh. Didukung dengan sistem pendidikan Islami. Maka akan ada harapan bagi kita akan lahirnya generasi terbaik pemimpin umat. Dan tentunya dengan izin dan kekuatan Allah swt. (Dini)

Wallahu'alam bis showab

*Banjarmasin, 24 November 2009 pukul 02.12 wita

1 komentar:

  1. bicara murid jadi ingat Ferginia ... hmmm sedih juga ... sempat aku tanya ... eh napa nggak pake kerudung ... hanya tersenyum nggak da jawaban ... kelas 5 skarang kelas 6 , di suatu hari (halah) ... aku suruh dia ketikan kisah Ibrahim ... dia nggak mau ... aneh .. salah satu temannya bilang ... Pak Put kamu napae ... tu kan bukan orang Islam ... (kaget) ... ternyta dah dibaptis ... oh My God ... cukupkah denga Doa untuk mengembalikannya ... :(

    BalasHapus