Klinik Motivasi

Minggu, Oktober 17, 2010

Kecelakaan yang Menyenangkan

Tidak setiap kecelakaan itu menyakitkan .. ada lho "kecelakaan" yang menyenangkan. Bukan kecelakaan yang membuat berdarah-darah. Itu kualami saat pertama kali aku memasuki dunia penyiaran.


Sejak kecil memang aku sudah suka dengerin radio. Mungkin karena memang waktu itu yang jadi hiburan cuman ada tv dan radio. Televisipun saat itu dimonopoli oleh TVRI. Bisa ditebaklah program acaranya seperti apa. Yang kuingat sih, tiap hari Minggu aku dan Helma, adikku duduk di depan tv nungguin si Unyil. Otomatis bagiku, hiburan paling menyenangkan adalah radio. Tiap sore, aku, mama dan Helma biasanya ngumpul dengerin sandiwara radio. Butir2 pasir di laut, Brama Kumbara, Misteri Nini Pelet saat itu lagi jaya2nya *ketauan deh angkatanku, wkwkwkwk Kadang2 tetangga juga ikut bergabung ...

Sebenernya sih ngga ada cita2 pengen jadi penyiar radio. Kuanggap cuman sebagai hobi. Meskipun aku sering menghayal juga gimana enaknya cuap2 sambil muter lagu kesayangan. Hem .. seru kali ya :) Dan tanpa kusadari hal itu terbawa juga dalam kehidupan sehari2. Bahkan ketika belajarpun, aku gunakan metode berbicara sendiri. Menghafal materi pelajaran dengan bersuara. Karena kebiasaan ini, mamaku sering marah2. Abis waktu belajarku tengah malam atau di sepertiga malam terakhir. Di saat orang sedang2 enaknya terlelap dalam mimpi, aku malah teriak2. Tapi mau gimana lagi .. aku tidak bisa konsentrasi jika di sekitarku ribut. Setengah ngancem *lebay he3 kubilang sama mama, pilih mana mau ranking anaknya turun atau bersabar dengan suaraku ? Akhirnya setengah terpaksa, beliaupun ngambil jalan tengah .. aku boleh menghafal dengan bersuara asalkan volumenya dipelankan. Akupun setuju *mungkin karena ini juga suaraku jadi lembut alias powernya kurang :(

Kebiasaan ini kulakukan bahkan ketika aku kuliah. Temen2 di kos kadang2 minta aku membacakan isi artikel di sebuah majalah, koran, buletin atau setor hafalan materi kuliah saat musim ujian. Aku dengan senang hati memenuhi permintaan mereka. Kubaca seolah2 aku sedang siaran he3 Meskipun tidak jarang, mereka terlelap tidur. Serasa didongengkan kali ya *hiks hiks jadi kangen sama mereka ^^

Nah .. gara2 kebiasaan inilah akhirnya aku jadi salah satu kandidat moderator untuk sebuah program radio. Saat itu, sebuah organisasi dakwah - dimana aku juga bergabung di dalamnya - melebarkan opininya melalui radio. Untuk akhwat, awalnya diminta Ka Nana - kakak angkatanku di fak kehutanan. Namun beliau tidak bisa menghandle acara itu karena sesuatu hal. Kemudian aku dipilih untuk menggantikannya. Rencananya untuk siaran itu saja. Minggu seterusnya yang handle Ka Nana lagi. Akupun menyetujuinya. Meskipun hatiku sangat gugup sekali. It's the first time !! Ngga hanya orang umum juga didengerin ikhwan dan akhwat !! wuih persiapan harus matang nih .. ngga boleh ada kesalahan .. bisa2 ntar kena teguran he3

Skrip opening dan closing sudah kuhafal. Materi dialogpun sudah dibicarakan dengan pemateri. Saatnya on air .. Sore itu, kami berdua datang ke studio lebih awal. Adaptasi tempat. Setelah waktunya tiba. Kamipun menempati tempat duduk yang telah ditentukan. Aku bertugas sebagai penyiar. Sementara untuk peralatan mixer dan sebagainya, penyiar radio di sana yang menjadi operatornya. Bismillah ... suaraku mulai mengudara. Opening sampai ke prolog lancar. Rencananya akan dijeda oleh break lagu dan iklan sebelum dimulai sesi interaktif dengan pendengar.

" ..... Baik, kita akan jeda dengan sebuah lagu berikut dari Neo, Cewek Matre" ucapku dengan yakin.

Belum ada suaranya. Aku memandang operator dengan heran. Dan dia menjawab dengan bahasa isyarat. Kasetnya macet !! Sesaat aku panik !! Bingung apa yang harus kulakukan !! Sementara sang operator mengeluarkan kaset dari tapenya dan memperbaikinya. Diapun memberiku isyarat agar aku berbicara. Hufh .. apa yang harus kukatakan dengan pendengar ?? Bilang kasetnya macet dan berharap mereka ngerti. Ngga bangetkan ?? Ini ngga ada dalam skrip .. hiks hiks

Inilah pelajaran berharga dalam hidupku. Menjadi penyiar tidak sekedar asal bicara saja. Juga harus punya kemampuan berbicara spontan terutama jika hal2 yang diluar skenario terjadi. Kembali kuucapkan bismillah dalam hati .. dan akupun on air kembali

"Pendengar dimana saja anda berada, ada troble sedikit, sambil nunggu neo siap menyanyikan lagunya, kita lanjutkan dialognya ..." *asbun (asal bunyi)

Dan dialogpun dilanjutkan. Neo berhasil diputar. Interaktifnya pun sangat seru. Diselingi candaan namun tetap memperhatikan materi yang disampaikan. Akupun pulang ke rumah dengan rasa puas. I gave the best ! Meskipun aku juga siap menerima kritikan jika ada.

Besok harinya, evaluasi program dimulai. Semua yang berkepentingan telah hadir. Aku sempat deg2an juga ingin cepat mengetahui hasilnya. Apa pendapat temen2 yang mendengarkannya. Akupun terkejut dengan keputusan mereka. Bahwa aku terpilih untuk menjadi penyiar tetap program acara tersebut. Ka Nanapun mendukung keputusan tersebut. Alhamdulillah ....

Debutku pun dimulai. Bertahan 3 bulan karena terbentur jadwal kuliahku. Harus magang ke HPH. Aku dan 2 temenku dapet di Pangkalan Bun, Kaltim. Dua bulan kami berada disana. Pulangnya aku ngejar laporan dan persiapan skripsi. Karena jadwal kuliah yang sedikit, aku lebih banyak berada di Banjarmasin. Berkumpul dengan keluarga. Bosen jadi anak kos he3 Justru saat itulah keterlibatanku di dunia penyiaran makin kuat. Naik pangkat jadi narasumber di berbagai radio ... hehehe

Hem .. bukankah ini memang "kecelakaan" yang menyenangkan ?? Dan setelah kupikir2 ternyata aku mengejar mimpiku di masa lalu. Yups .. aku telah memutuskan dunia penyiaran .. its my expert !! (Dini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar