Klinik Motivasi

Sabtu, November 13, 2010

Catatan : Best Training For Basic Announcers

Modal suara dan kemampuan bicara saja belumlah cukup untuk menjadi seorang penyiar. Ada sederet persyaratan atau keterampilan yang harus dipenuhi. Selama 4 hari penuh, kami dibimbing oleh para trainer untuk menjadi penyiar yang handal dan profesional.

Hari 1 :

Senin, 8 Nopember 2010. Awal dimana aku harus bolak-balik dari radio - ke tempat training - kembali ke radio. Yups .. karena bendahara lagi cuti magang selama dua bulan, akhirnya hampir semua tugasnya jatuh ke aku. Jadilah aku ngerangkap admin plus ngurus keuangan pula. Hufh .. Kebayang capeknya :( Meskipun begitu, aku senang karena aku bisa "kabur" dari kantor *lumayan .. refreshing beberapa hari xixixi


Training dimulai jam 09.00 wita. Aku datang telat 30 menit. Ku ketuk pintu sambil mengucapkan salam. Setelah dipersilahkan masuk, akupun mengambil tempat duduk yang masih kosong. Tepat di sudut sebelah kanan menghadap ke depan. Kursi disetting berbentuk huruf U. Di tengah ruangan ada LCD dan laptop. Sedangkan trainer mengambil posisi fleksibel.

Setelah peserta lengkap, trainer meminta kami untuk mengenalkan diri satu persatu. Nama dan di radio mana kami bekerja. Suasana segar segera terasa. Maklum yang ngumpul hampir semua penyiar, kecuali Jihad (admin sekaligus operator GNB Radio) dan Septi (music director Nirwana Group). Jadi ngobrolnya pada seru. Dari 13 orang peserta, sebelumnya aku kenal ama Adzka (Masa FM) dan Evant (Kana FM). Namun karena suasana akrab yang terbangun, aku berasa udah kenal sebelumnya dengan semua peserta. Khususnya Naufal (Sky FM) *setelah diusut, kami pernah ketemu beberapa kali dalam acara nasyid .. dia salah satu anggota grup nasyid di Banjarmasin he3 (sorry fal .. ku lupa)

Setelah itu, trainer meminta kami satu persatu menuliskan aturan selama training. Ini juga sesi yang bikin pada ngakak semua. Gimana ngga ? Aturan2 yang dibuat peserta sebagian terkesan 'asal' meskipun kalo dipikir2 masih nyambung. Cuman kejauhan gitu lo ?? Misalnya ada aturan dilarang tidur, dilarang mengeluarkan bau2an, kalo mau pulang pamitan, dilarang mengganggu orang lain, peserta ngga boleh sombong, kalo mau masuk kelas pintu ditutup kembali dan lain2.

Satu hal yang berkesan adalah ketika trainer menanyakan apa motivasi kami menjadi seorang penyiar. Jawaban teman2 beragam. Ada yang hobi, penyaluran bakat, karena pergaulan (temennya penyiar eh diajakin siaran), ada yang cuman ngisi waktu aja (daripada ngegosip mending jadi penyiar .. kan ngomongnya dibayar he3), karena status dan penghasilan.

Aku merasa diingatkan kembali, apa tujuanku menjadi penyiar. Karena kadang2 motivasi awal itu terkaburkan dengan manfaat2 lain yang didapat setelah beberapa lama menekuni pekerjaan ini. Ternyata bukan sekedar penyaluran hobi, lebih dari itu aku ingin berbagi kebaikan kepada orang lain. I'll keep that spirit !!

Pemberian materi dikemas seperti diskusi. Trainer melemparkan pertanyaan, peserta memberikan pendapatnya dan trainer menyimpulkannya. Suasana serius tapi santai. Secara konsep, kami lebih memahami apa itu penyiar, syarat2 yang harus dimilikinya, hal2 apa saja yang harus dihindari, serta tugas dan tanggung jawab seorang penyiar.

Dan its time for demo. Trainer memutarkan rekaman contoh penyiar yang baik dan yang buruk. Kami diminta mengomentarinya. Bagaimana intonasi, artikulasi, power suara dan lain sebagainya. Dari sini kami mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, untuk selalu mengevaluasi diri dalam menjalankan tugas siaran. Bisa jadi diri kita merasa sudah bagus, paling ok lah ketika siaran, tapi pendengar tidak merasakan hal itu. Justru malah jadi bahan olokan dan lebih parah lagi pendengar akhirnya mematikan radionya atau pindah channel.

Hari ke 2 :

Selasa, 9 Nopember 2010. Kali ini aku tepat waktu. Materi yang disampaikan tentang Voice Producing (Produksi Suara). Hal ini penting, karena modal penyiar adalah suara. Tapi bukan sembarang suara. Suara itu harus diolah sebaik mungkin agar informasi, pemikiran atau ide yang dia sampaikan bisa diterima dengan jelas oleh pendengar. Kami dibagi menjadi 4 kelompok dengan 3 sd 4 orang anggota didalamnya. Menuliskan istilah2 yang kami ketahui dalam produksi suara dan manfaatnya apa di kertas karton dan mempresentasikannya. Di sesi ini, kami lebih mengenal istilah artikulasi, speed, intonasi, power, factuation, pace, aksentuasi dan lain sebagainya.

Kemudian suasana tambah seru ketika melakukan proses latihan pernafasan dan pembentukan suara. Ada 15 gerakan senam nafas yang kami praktikan untuk mendapatkan suara diafragma (istilahnya : suara perut). Manfaatnya tidak hanya memiliki suara yang mantap namun juga ketegasan dan kewibawaan. Kadang2 jadi bahan lucu2an temen2 .. wah di sesi ini yang kudapatkan selain ilmu juga bawaannya jadi sakit perut karena ketawa terus melihat ulah temen2:D

Hari ke 3 :

Rabu, 10 November 2010. Materi Broadcasting Rules disampaikan oleh Fakhri Wardana, salah satu anggota KPID Provinsi Kalsel. Kesadaran kami dibangun lagi bahwa seorang penyiar mempunyai tanggung jawab yang luas khususnya kepada masyarakat pendengarnya. Seperti yang diketahui, bahwa efek media sangat luar biasa dalam menciptakan trendsetter di tengah masyarakat. Hal ini bisa berdampak merusak atau menjaga moral bangsa. Pilihan pada radio adalah dia bisa menjadi trend maker atau follower. Untuk itulah, seorang penyiarpun penting mengetahui Etika Penyiaran yang tercantum dalam UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran pasal 7 dan 8.

Setelah itu, berlanjut ke Visiting Radio. Kami dibagi kembali menjadi 4 kelompok. Masing2 kelompok berkunjung ke radio yang telah ditentukan dengan ditemani satu trainer. Targetnya adalah mengetahui hardware dan software yang digunakan masing2 radio dan kegunaannya. Aku, Ve (Kana FM) dan Evant ditemani Nadya berkunjung ke salah satu radio untuk pebisnis muda di Banjarmasin. Sebenarnya aku sudah sering kesana. Bahkan pernah magang selama dua bulan di tempat itu. Sedikit kecewa, namun karena temen2 yang dapat radio yang kuincar, ngga mau tukeran. Ya .. terpaksalah aku terima takdir .. mungkin Alloh swt punya rencana lain :)

Kamipun bertiga bertekad akan menggali informasi sebanyak2nya tentang radio itu. Alhamdulillah .. dengan penggabungan kemampuan berkomunikasi, kami berhasil mendapatkan lebih dari apa yang diinginkan. Mulai dari struktur manajemen radio itu dan tugas2nya, program acara satu persatu secara detil, gambaran bagaimana operasional radio dijalankan, bikin playlist, hot clock, tips menghandle program talkshow, bahkan melihat satu persatu ruangan siaran, ruang produksi, ruang operator dan ruang pemancar dan menginventarisir hardware dan software yang mereka gunakan. Sekitar 90 menit, kami berada disana. Kemudian kami pulang untuk makan siang dan mempresentasikan hasil kunjungan.

Ternyata kelompok kami satu2nya kelompok yang berhasil melihat seluruh hardware sampai ke ruang pemancar. Bocoran sedikit, beberapa radio tidak mau memperlihatkan jenis pemancar mereka, karena ini juga merupakan salah satu rahasia agar output suara menjadi semakin baik diterima oleh pendengar. Satu lagi bekal pengetahuan yang aku dapatkan untuk mewujudkan impianku mempunyai radio sendiri.

Hari ke 4 :

Kamis, 11 Nopember 2010. Hari terakhir, hari yang sibuk. Kami diminta mengulangi materi di hari pertama sd hari ke 3. Setelah itu kami melakukan proses rekaman. Masing2 peserta menyiapkan tiga jenis skrip program siaran yaitu musik, news dan talkshow. Nah .. di sesi ini, aku kebanjiran job. Terutama untuk program talkshow. Ini gara2nya pas hari Selasa kemarin, aku presentasi program talkshow. Waktu itu Dedy (Abdi Persada FM) jadi narsumnya. Ketiga temenku merasa aku cocok. Ve minta aku jadi narsum untuk tips kecantikan. Ceritanya aku punya Klinik Kecantikan Sari Alam. Untungnya Ve udah nyiapin skrip lengkapnya. Jadi tugasku tinggal membaca skrip dengan gaya bertutur. Gampanglah ! Yang parah adalah Adzka dan Naufal. Mereka minta aku berperan sebagai seorang psikolog. Adzka mengangkat tema "Kalo suami ngga betah di rumah" sedangkan si Naufal menentukan tema "Ortuku Cerdas". Trus skrip jawabannya tidak mereka siapkan. Mereka hanya ngasih pertanyaan pertama ke aku, setelah itu pertanyaan mereka akan tergantung dengan jawabanku. Gedubrak !! Alhamdulillah .. meskipun dialognya spontanitas, Fifi - salah satu trainer - yang bertugas merekam program kami bilang, "berasa seperti talkshow beneran".

Sedangkan aku minta Adzka untuk menjadi narsumku, karena program yang kubawakan adalah Fiqh Wanita. Namun karena hasil rekamannya kurang bagus, akhirnya diulang minggu depannya. Jadwalku dan Adzka ngga ketemu. Terpaksa ganti haluan, kuminta Naufal jadi narsumku. Perannya sebagai Kadis Kesehatan Provinsi Kalsel tentang Gizi Buruk. Proses rekaman lumayan lama, gara2 dia ketawa terus waktu membaca tanda2 balita gizi buruk. Mbak Trully - salah satu trainer - yang menemani kami di ruang rekaman juga ketawa mendengarnya .. Lucu sih :D

Makan siangpun bergiliran, agar proses rekaman efektif. Abis lunch, kami kembali ke tempat training. Karena Fifi pengen makan juga, sedangkan trainer yang lain ngga ada yang bisa program Cool Edit. Jadi aku diminta menggantikannya merekamkan siaran peserta yang lain, sementara Fifi makan siang.

Lengkaplah sudah pengalamanku selama 4 hari ini ini, jadi peserta, nara sumber plus bantuin trainer.

Jum'at, 12 Nopember 2010. Back to Radio. Aku berharap semoga ilmu2 yang kudapatkan ini bermanfaat dan berkah bagi umat .. doain ya :) (Dini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar