Klinik Motivasi

Rabu, Desember 22, 2010

Aksi Hari Ibu, Muslimah HTI Kalsel Peringatkan Masyarakat Waspada Terhadap Ide Kesetaraan Gender

Banjarmasin - Muslimah HTI Kalsel mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai ide kesetaraan laki-laki dan perempuan. Hal ini disampaikan dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Aulia Rahmi - perwakilan DPD I Muslimah HTI Kalsel - dalam aksi Peringatan Hari Ibu di Siring depan Mesjid Sabilal Muhtadin, Rabu (22/12/2010).


Aulia menilai bahwa kesetaraan gender justru semakin mendorong perempuan untuk mengejar materi dan mengabaikan perannya sebagai pendidik generasi. Tentunya hal ini akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan sosial.

“Akibatnya ibu-ibu mengabaikan perannya sebagai pendidik karena sibuk bekerja, ditambah lagi dengan tingginya angka gugat cerai, banyak laki-laki yang stress karena menganggur. Sehingga pembangunan karakter bangsa yang sehat dan bermartabat akan menjadi sekedar impian kosong saja,” tegasnya.

Aulia juga mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk memperjuangkan syariah Islam dan Khilafah. Karena dengan penerapan sistem ekonomi Islam maka masyarakat akan menikmati hasil kekayaan alam yang melimpah. Sehingga mampu menjamin terpenuhinya kebutuhan para ibu guna memaksimalkan perannya sebagai pendidik yang berkualitas dan tidak membiarkan mereka menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.

Aksi Hari Ibu yang mengambil tema ”Ibu Indonesia Tolak Kapitalisme, Perjuangkan Syariah dan Khilafah” ini juga dihadiri para muslimah dari kota dan kabupaten di Kalimantan Selatan. (Dini AP FM)

Selasa, Desember 21, 2010

ASI Bisa Membuat Anak Laki-laki Lebih Cerdas

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA-- Satu lagi manfaat ASI yang ditemukan. Hasil penelitian terbaru dari University of Western Australia mengungkapkan bahwa menyusui bayi dapat membantu mereka mencapai keberhasilan akademis pada usia 10 tahun, terutama pada si buyung. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak terutama mendapatkan ASI selama enam bulan, tampaknya lebih baik dalam matematika, membaca, menulis, dan mengeja. Efeknya terkuat pada anak laki-laki.," demikian bunyi hasil penelitian.


Diperkirakan bahwa ikatan antara ibu dan bayi dipupuk selama menyusui adalah berarti ibu yang lebih perhatian dan mendukung anak-anak mereka. "Anak laki-laki lebih responsif terhadap perhatian ibu ketika belajar, ini yang dapat menjelaskan mengapa menyusui memiliki dampak yang lebih besar pada mereka," kata para peneliti.

Para peneliti juga menyebutkan bahwa mungkin ada zat dalam ASI yang membantu otak berkembang. Efek ini akan lebih terasa pada anak laki-laki karena mereka tidak memiliki hormon wanita yang diketahui untuk melindungi otak.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, menyebutkan, "Dengan melihat anak laki-laki dan perempuan secara independen, kami menemukan bahwa menyusui dominan selama enam bulan atau lebih terkait dengan kemampuan anak akan mata pelajaran matematika, membaca, menulis, dan ejaan dengan skor yang tinggi untuk anak laki-laki, tetapi tidak ada efek menyusui terlihat jelas pada pencapaian pendidikan anak perempuan untuk subjek apapun.

"Kami menemukan interaksi yang signifikan untuk matematika dan ejaan yang mengungkapkan bahwa anak laki-laki lebih mungkin dibandingkan anak perempuan telah meningkatkan nilai akademik jika mereka mendapatkan ASI untuk jangka waktu lama. "Rata-rata, anak laki-laki memiliki skor berhitung dan keaksaraan yang lebih rendah dibandingkan anak perempuan, namun skor membaik jika anak itu disusui selama enam bulan atau lebih."

Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.000 anak yang diamati dari saat ibu mereka hamil 18 minggu sampai mereka mencapai usia sepuluh tahun ketika mereka dinilai menggunakan standar nilai matematika, membaca, menulis, dan ejaan.

Para penulis menyesuaikan dengan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pencapaian pendidikan, termasuk pendidikan ibu dan pendapatan keluarga. Namun mereka tidak bisa sepenuhnya menjelaskan kecerdasan ibu.

Peneliti utama, Dr Wendy Oddy, dari Pusat Penelitian Kesehatan Anak di University of Western Australia, di Perth, menulis dalam jurnal itu, "Efek positif pemberian ASI utama selama enam bulan atau lebih pada prestasi akademik memiliki efek menguntungkan pada perkembangan anak. Karenanya ibu harus didorong untuk menyusui paling tidak selama enam bulan atau bahkan lebih.

Senin, Desember 13, 2010

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Bukan Solusi Atasi Kemiskinan

Banjarmasin - Pemberdayaan ekonomi perempuan bukan solusi untuk mengatasi kemiskinan. Pendapat ini dikemukakan Ishmah Cholil - perwakilan dari Dewan Pimpinan Pusat Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia - dalam acara Temu Tokoh Muslimah Kalsel dengan tema "Saatnya Perempuan Berjuang Mengentaskan Kemiskinan dengan Syariah dan Khilafah" di Aula SMKN 4 Banjarmasin, Sabtu (11/12/2010).


Ishmah menilai program-program pemberdayaan ekonomi perempuan yang digencarkan oleh pemerintah, hanya bersifat parsial dan tidak menyentuh akar permasalahan mengenai kemiskinan.

"Kemiskinan merupakan persoalan seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya persoalan perempuan. Terlebih lagi penyebab kemiskinan saat ini, sifatnya kemiskinan struktural akibat diterapkannya sistem kapitalis," ujarnya.

Ishmah menjelaskan untuk mengentaskan kemiskinan seharusnya pemerintah dapat mengganti sistem ekonomi kapitalis, dengan sistem ekonomi syariah dan khilafah. Antara lain dengan pemberdayaan ekonomi laki-laki sebagai tulang punggung keluarga dan pengelolaan sumber daya alam oleh negara untuk kesejahteraan rakyat, bukan malah menyerahkannya kepada asing.

Sementara itu Inung salah seorang peserta temu tokoh ini mengharapkan agar acara seperti ini dapat sering dilakukan sehingga kesadaran masyarakat mengenai pentingnya syariah dan khilafah semakin kuat.

"Saya yakin ketika syariah Islam dan Khilafah tegak maka akan tercipta keadilan bagi seluruh masyarakat," katanya.

Temu tokoh muslimah Kalsel ini dihadiri oleh Wakil Ketua Tim Penggerak PPK Kota Banjarmasin dan Kabupaten Balangan. Selain itu juga hadir para mubalighoh, para guru dan tokoh masyarakat perempuan dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan. (DINI AP FM)

Selasa, Desember 07, 2010

Sambut Tahun Baru Islam, HTI Kalsel Gelar Pawai dan Tabligh Akbar

Banjarmasin - Ratusan massa HTI Kalsel melakukan pawai dan tabligh akbar dalam rangka Tahun Baru Islam 1432 Hijriah, Selasa (7/12/2010). Kegiatan ini dilakukan sebagai refleksi kondisi umat saat ini yang dinilai sangat jauh dari seharusnya. Sekarang umat dalam keadaan terpuruk padahal Alloh swt telah menyatakan bahwa umat Islam adalah umat yang terbaik.


"Sosialis dan kapitalis telah gagal mensejahterakan manusia. Maka jika Indonesia ingin bangkit, maka harus kembali kepada Syariah dan Khilafah," jelas Hidayatul Akbar, Humas HTI Kalsel.

Ia juga menambahkan Hizbut Tahrir akan selalu membangun kesadaran umat dan mengajak untuk kembali menerapkan Islam secara menyeluruh melalui Khilafah. Hal ini sebagai konsekuensi dari keimanan seorang muslim kepada Allah swt.

Tabligh akbar ini menghadirkan empat pembicara yaitu Ustadz Ilhamsyah, Ustadz H. Natsir, Ustadz Baihaqi Al-Munawar dan Ustadz Hidayatul Muttaqien.

Sebelumnya, HTI menggelar pawai Muharram dengan tema "Hijrah menuju Syariah dan Khilafah, Solusi untuk Indonesia yang lebih baik". Pawai ini dimulai dari Kantor Samsat dan berakhir di Masjid Nurul Huda mulai pukul 09.00 WITA.

"Yang hadir acara ini sekitar 300-an orang. Mereka dari kalangan dewasa dan juga anak-anak," ujar Hidayatul Akbar.

Kedua kegiatan ini merupakan rangkaian dari berbagai agenda HTI Kalsel sepanjang bulan Muharram 1432 H yang puncaknya akan diselenggarakan Konferensi Muharram di Banjarmasin pada 1 Januari mendatang. (Dini)

Rabu, Desember 01, 2010

MHTI Kalsel Desak Pemerintah Hentikan Kondomisasi

Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Kalimantan Selatan mendesak pemerintah menghentikan kondomisasi dan pembagian gratis jarum suntik steril. Desakan ini disampaikan Munajah Naila Ulya, Ketua Muslimah HTI Kalsel dalam Aksi Remaja Peduli dengan tema Stop Penyimpangan Seksual dengan Syariah dan Khilafah pada Rabu (1/12/2010).


Ulya menilai solusi pemerintah dalam menanggulangi maraknya HIV/AIDS dengan kondomisasi dan pembagian jarum suntik steril dianggap tidak maksimal mengingat solusi yang ditawarkan masih bersifat parsial dan belum menyentuh akar persoalan.
”Seks bebas menduduki ranking pertama penyebab menularnya HIV/AIDS di Indonesia, itu yang harusnya diberantas. Bukan malah membagikan kondom dan jarum suntik secara gratis. Karena bisa menimbulkan masalah yang baru,” ujarnya.

Ulya mengingatkan masyarakat khususnya para orang tua agar melakukan penyadaran dan edukasi bagi para remaja tentang bahaya pergaulan bebas. Masyarakat juga diminta tidak boleh bersikap individualis dan meninggalkan paham-paham liberal-sekuler karena menjadi tanggung jawab bersama khususnya para orang tua adalah melakukan edukasi kepada para remaja. Selain itu, Ulya juga berharap para remaja menyadari bahwa mereka adalah aset generasi bangsa untuk menjadi pemimpin di masa depan.

Pada kegiatan aksi remaja peduli ini, tiga orator dari perwakilan pelajar SMA, mahasiswi UNLAM dan Muslimah HTI Kalsel mengingatkan para wakil rakyat agar mendorong program yang dapat meminimalisir aktivitas yang mengarah pada seks bebas dan mengajak warga sadar serta menjauhi perbuatan yang bisa menjadi penyebab penularan AIDS seperti pergaulan bebas dan narkoba.

Aksi ini dilakukan lebih dari 100 orang remaja dari kalangan pelajar dan mahasiswi. Mereka juga membagikan selebaran berisi himbauan menjauhi HIV/AIDS. Aksi dimulai dari Masjid Agung Miftahul Ikhsan menuju Gedung DPRD Kalimantan Selatan dan berakhir di Siring Sungai Martapura depan Mesjid Raya Sabilal Muhtadin. Aksi serupa juga digelar di beberapa kota di Indonesia. (Dini MMCI)