Klinik Motivasi

Kamis, Juli 07, 2011

Operating Skill

Beberapa hari yang lalu, aku ngobrol dengan salah satu mahasiswi yang melakukan riset di tempat kerjaku. Sekalian nanya2 gimana perkembangan radio komunitas kampus yang mereka kelola. Sempat prihatin dengan kabar yang kudengar. Akhir2 ini radio itu tidak mengudara lagi. Salah satu penyebabnya adalah minimnya kemampuan seorang penyiar dalam mengoperasikan perangkat siar (Operating skill).


Yups .. seorang penyiar tidak hanya pintar berbicara. Dia juga harus bisa mengoperasikan perangkat siar. Memang sih, ada beberapa radio yang menggunakan tenaga operator untuk mengoperasikan perangkat siar. Penyiar tinggal konsentrasi pada kualitas komentar dalam siarannya. Namun, seperti di tempat kerjaku dan mayoritas radio sekarang mengharuskan penyiarnya untuk dapat mengoperasikan perangkat siar tanpa bantuan operator. Kebayangkan .. gimana repotnya ? Konsentrasi penyiar akan terbagi antara mengoperasikan perangkat siar dan kualitas komentarnya. Semua itu ada kelebihan dan kekurangan masing2.

So .. di sini kita fokus kepada penyiar yang langsung mengoperasikan perangkat siar. Yang harus dikenali adalah perangkat siar yang terdiri dari mixer, komputer untuk memutar lagu dan iklan, dan cue program. Biasanya di radio minimal ada 3 potensio mixer yang harus dimainkan oleh seorang penyiar. 1 untuk mic dan 2 untuk player (lagu dan iklan). Kalo di tempat kerjaku, mixernya menggunakan 16 potensio. Tapi yang terpakai ada 8 potensio yaitu 4 mic (untuk penyiar dan guest), 2 line telepon, 1 player (lagu dan iklan) dan 1 (untuk rellay tv, radio, acara live di studio 2).

Dalam mengoperasikan perangkat siar ini diperlukan feeling yang tajam untuk mengombinasikan antara waktu bicara dengan kemampuan tangan memutar lagu, iklan atau aksesoris lainnya (cue programs, bumper, sound effect dan lain-lain) dengan halus dan pas demi kenyamanan pendengar. Awal-awal sih memang ngga mudah. Kadang2 bingung, mana potensio yang harus diaktifkan dan mana yang ngga. Pernah kejadian, suara penyiar saat break terdengar di radio gara2 dia lupa mematikan potensio mic pas saat lagu diputar. Trus pendengar kesal gara2 penyiar ngga ngangkat telepon. Memang diperlukan kejelian untuk melihat tanda telepon di mixer. Bunyinya dimatikan supaya tidak mengganggu saat on air. Digantikan dengan tanda lampu kecil berwarna merah yang nyala pabila ada telepon yang masuk.

Apapun itu .. yang pasti seorang penyiar tetap harus belajar dan berusaha untuk dapat mengoperasikan perangkat siar dan konsentrasi pada kualitas komentarnya .. semangaaaaaaaaaat :) (Dini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar