Back to topic .. Banyak alasan kenapa penyiar memilih siaran di malam hari. Bisa jadi karena memang waktu kosongnya cuman malam hari, siangnya kerja. Namun lebih dari itu, ternyata siaran di malam hari itu adalah jualan image. Kedekatan penyiar dan pendengar di malam hari akan membuat image tertanam di hati pendengarnya. Pendengar di malam hari (jam 10 malam ke atas) lebih konsentrasi dibanding dengan jam-jam lainnya. Mereka lebih kritis dan kebanyakan sedang "sakit". Bukan dalam arti sebenarnya, tapi sakit karena kesepian, patah hati, perlu teman curhat, lembur, belajar, terserang insomnia dll.
Kalo penyiar mampu memasuki theatre of mind dan memasuki lingkup emosi pendengar, bukan hal yang tidak mungkin dia akan menjadi bintang di mata pendengarnya. Pendengar akan berusaha menghubungi, ngobrol, curhat, akhirnya minta nomor telepon pribadi, ngasih hadiah, ngajak makan, main keluar dll.
Nah .. kalo sudah dalam kondisi seperti ini, kontrol diri sangat penting bagi seorang penyiar. Jangan sampai jadi racun bagi diri kita. Banyak kasus2 affair yang akhirnya membuat image bahwa semua penyiar (terutama laki-laki) adalah buaya. Sering mempermainkan perempuan dan masih banyak lagi image jelek lainnya.
Kalo ada pendengar yang memuji dan mengagumi suara penyiar, jangan terlena. Anggap angin lalu meskipun penyiar tetap menanggapinya dengan sopan dan bijaksana plus ucapkan terima kasih.
Trus hindari kedekatan secara nyata dengan pendengar karena akan menjerumuskan diri penyiar itu sendiri. Tempatkan diri kita sebagai penyiar yang profesional dalam memperlakukan pendengar :) (Dini)
*sambil senyum2 sendiri mengingat kejadian pernah closing 15 menit sebelum waktunya supaya bisa kabur dari pendengar laki2 yang pengen ketemu abis on air (bener2 kapok siaran malam palagi pas sendirian, makanya sekarang cuman ambil satu kali dalam seminggu, itupun acaranya dialog)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar