Klinik Motivasi

Jumat, Februari 03, 2012

Bercermin Kepada Kehidupan Rosululloh

Pernahkah engkau renungkan tentang
Hidup Rasulullah junjungan
Rela hidup dalam kesederhanaan
Pertahankan kehormatan,lewati malam yang kelam
Dalam keadaan lapar,bersama segenap keluarganya
Tak dapatkan satupun makanan…(suara persaudaraan)

Kutipan diatas merupakan syair dari nasyid yang mencoba menggambarkan secuil episode kehidupan Rasulullah yang sederhana, namun dalam kebersahajaan, kehidupan keluarga Rasulullah tidaklah membuatnya menjadi terhina , beliau tetaplah dipandang sebagai sosok yang mulia.Dan dalam kebersahajaannya beliau tetaplah menjadi orang yang paling bahagia.


Kita mungkin mengetahui bahwa baginda nabi Muhammad SAW sejak kecil bukanlah sosok yang hidup dalam limpahan materi, sekalipun beliau akhirnya menjadi pimpinan negara Islam yang pertama, tidak pernah kita mendengar gaya hidup glamour dari keluarga Rasulullah, bahkan ketika putrinya Fathimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib beliau mengadakannya secara sederhana.

Kehidupan beliau sarat dengan ujian dan pengorbanan, sejak kecil beliau telah menjadi yatim piatu dan menjalani kehidupan yang berat. Walaupun demikian, beliau tidak gemar meminta-minta , melakukan kebohongan apalagi penipuan sehingga sangat masyhur jika Rasulullah bergelar al-amin yang berarti dapat dipercaya. Hingga akhirnya beliau memikat Khadijah, salah satu wanita pedagang kaya di kota makkah, toh pernikahan beliaupun tidak mengubah pola hidup beliau , bahkan bersama-sama isteri tercintanya Rasulullah telah mendedikasikan diri bagi tegak dan tersebarnya risalah Islam keseluruh penjuru bumi, sehingga keuntungan dari hasil perniagaan telah digunakan oleh keluarga Rasulullah demi kepentingan dakwah Islam bukan untuk memperkaya dirinya.

Dalam kebersahajaannya, Rasulullah juga dikenal sebagai orang yang dermawan, beliau selalu membantu orang yang dalam kesulitan Dalam kehidupan sosial Rasulullah saw bukanlah tipe individualis yang hanya memikirkan dirinya sendiri; bukan pula manusia yang suka berdiam dirumah seraya memisahkan diri dengan masyarakat sekitar. Beliau senantiasa bergaul dengan masyarakat dari kalangan atas hingga kalangan bawah untuk menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia. Bahkan hingga akhir kehidupannya Rasulullah sangat peduli dengan umatnya. Ini dibuktikan oleh beliau pada saat menjelang wafat beliau sangat mengkhawatirkan nasib umatnya.

Kesederhanaan kehidupan Rasulullah tidaklah menghantarkan masyarakat yang dipimpin oleh Rasulullah berjalan menuju kemunduran dan tidak produktif. Namun dibawah kepemimpinan Rasulullah akhirnya Islam tersebar keseluruh penjuru bumi yang diteruskan oleh para sahabat dan para khalifah beliau yang menghantarkan Islam kepada kejayaan dan menjadi negara yang berperadaban maju bahkan disegani.

Dalam kehidupan keluarga,meskipun sejak lahir tidak merasakan kasih sayang dari sang ayah, Rasulullah adalah suami dan bapak yang baik bagi isteri dan anak-anaknya, beliau adalah suami yang bertanggung jawab kepada keluarganya,melindungi keluarga dari sengatan api neraka, ayah yang sangat memperhatikan anak-anaknya, kakek yang penyayang kepada cucu-cucunya.

Rasulullah saw adalah kekasih Allah, penghulu ahli surga. Meskipun demikian rasa takut kepada Allah sering menyelinap dalam batin beliau.Ummul mukminin Aisyah ra. Pernah menuturkan bahwa apabila langit mendung, awan menghitam dan angin kencang.Wajah baginda Nabi saw yang biasanya memancarkan cahaya akan terlihat pucat pasi karena takut kepada Allah. Beliau lalu keluar dan masuk mesjid dalam keadaaan gelisah seraya berdoa (yang artinya),”Ya Allah..aku berlindung kepada-Mu dari keburukan hujan dan angin ini. Dari keburukan apa saja yang dikandungnya dan keburukan apa saja yang dibawanya.”

Aisyah ra. bertanya, ”Ya Rasulullah, apabila langit mendung, semua orang merasa gembira karena pertanda hujan akan turun. Namun, mengapa engkau tampak ketakutan?”Nabi saw menjawab, ”Aisyah, bagaimana aku dapat meyakini bahwa awan hitam dan angin kencang itu tidak akan mendatangkan azab Allah? Kaum ’Ad telah dibinasakan oleh angin topan. Saat awan mendung, mereka bergembira karena mengira hujan akan turun. Padahal Allah kemudian mendatangkan azab atas mereka. ” (HR> Muslim dan at-Tirmidzi).

Dalam kehidupan publik, Rasulullah saw adalah pemimpin segala bidang. Beliau pemimpin umat dimesjid, didalam pemerintahan, juga dimedan pertempuran. Beliau nampak seperti seorang psikolog yang mengubah jiwa manusia yang biadab menjadi beradab, juga seorang politikus yang berhasil menyatukan suku-suku bangsa hanya dalam waktu kurang dari seperempat abad. Beliau juga pemimpin ruhani yang melaui aktivitas peribadahannya telah menghantarkan jiwa pengikutnya ke alam kelezatan samawiyah dan keindahan suasana ilahiah.

Demikianlah kehidupan Rasulullah, sosok yang sangat agung dan mulia akhlaknya. Bahkan sahabat beliau sendiri sulit menceritakan kemuliaan sosok Rasulullah saw. Siti Aisyah ra., ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab, “akhlak Rasulullah saw adalah al-Quran itu sendiri, artinya sosok Rasulullah bak Al-Quran yang berjalan.

Bagaimanakah dengan keadaan muslim saat ini? Adalah sebuah kenyataan yang ironi manakala kaum muslimin yang saat ini marak mengenang kelahiran Rasulullah, namun pada saat bersamaan anggota dewan dan juga pejabat yang notabene mayoritas muslim juga hiruk pikuk menuntut berbagai tunjangan dan fasilitas, jauh dari sikap sederhana dan qanaah yang dicontohkan oleh Rasul padahal derita dan kemiskinan rakyat makin mengiris hati. Sebagian dari mereka bahkan terpaksa makan nasi aking hingga nasi basi, setiap hari.

Rasulullah sangat takut kepada Allah, anehnya banyak manusia yang tidak pernah mendapat jaminan masuk syurga, seolah tidak pernah takut dengan azabnya. Bencana yang datang silih berganti dianggap hal yang biasa dan wajar. Kita seperti telah kebal dan bebal dengan bencana sehingga hutan tetap digunduli, alam terus dieksploitasi perusakan lingkungan gencar tiada henti, korupsi dan kezaliman menjadi-jadi

Bagi kaum Muslim, Rasulullah saw jelas menempati tempat yang sangat istimewa.Rasulullah telah menyelamatkan umat manusia dari kehancurannya dengan membawa risalah Islam dari Allah Swt. Allah juga mewajibkan kita untuk meneladani beliau secara keseluruhan, tidak mengambil hal-hal yang baik berdasarkan selera kita semata melainkan secara menyeluruh Bagaimana mungkin seseorang dikatakan mencintai rasulullah, sementara teladan kehidupan real dia ambil bertentangan dengan risalah yang dibawa oleh Rasulullah. Dalam berekonomi dia meneladani Adam Smith dan David Ricardo, dalam berpolitik dia merujuk kepadaa Machievelli dalam kehidupan sosial dan perubahan masyarakat dia berkaca kepada konsep Karl Marx, Lenin dan Stalin.

Meskipun saat ini kita berada dalam ruang dan waktu yang berbeda dengan beliau dan kita adalah manusia biasa yang tidak ma’shum,hal tersebut tidak dapat menjustifikasi bahwa kita boleh meninggalkan risalah beliau. Bahkan sudah seharusnya kaum muslimin menyelaraskan semua hal yang terkait dengan pribadi maupun sosial kita dengan tuntunan Rasulullah Saw. Dengan begitu InsyaAllah akan menghantarkan kita pada kemuliaan hidup dan menjadi jembatan bagi kita umtuk mendapatkan syafaat serta bertemu dengan beliau diakhirat kelak..Ya Rasulullah kami rindu padamu.....

Sumber : Materi siaran Wanita & Keluarga bersama Ustadzah Asliani Fahtimah (Muslimah HTI Kalsel) edisi Jum'at 3 Februari 2012 pukul 11.00-12.00 wita di Abdi Persada FM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar