Klinik Motivasi

Kamis, Februari 09, 2012

Pertemuan Pertama

Rabu sore yang cerah ceria (08/2) .. aku, Antung, Nuril dan Izza janjian barengan berangkat nyetor hafalan. Tempatnya bukan di ma'had, tetapi di rumah Ustadzah Ummu Abdulloh. sengaja barengan, kalo tersesat, ngga sendirian he3

Dengan mengantongi sebuah alamat, kamipun menuju kesana. Sepanjang jalan, aku sibuk melihat-lihat petunjuknya. Tengok ke kiri ke kanan. Nyari-nyari mesjid tingkat tiga dengan kubah warna hijau di atasnya. Ternyata hampir semua kubah mesjid dan musholla di daerah itu berwarna hijau. Biar adem kali ya ...


Setelah menyusuri jalan sepanjang 2 km, akhirnya kami menemukannya. Kami memasuki halamannya dengan ragu. Apa iya ini yang dimaksud ? Mesjid itu merupakan bagian dari sebuah pesantren. Banyak anak-anak yang berada di dalam mesjid. Mereka sedang bersiap-siap menunggu waktu sholat Ashar tiba. Aku telpon ustadzah. Namun tidak diangkat. Sms ku pun tidak dibalas. Hem .. Mungkin beliau lagi sibuk, batinku. (Benar dugaanku, ternyata beliau lagi mengajar siswa-siswa pesantren). Karena waktu ashar tiba, kamipun memutuskan untuk sholat di sana.

Lantai II Mesjid Al-Hikmah, pertemuan pertama dimulai. Setelah sholat Ashar, kami bertiga duduk agak melingkar berhadapan dengan ustadzah Ummu Abdulloh. Perkenalanpun dimulai. Satu persatu beliau tanya. Rumahnya dimana, kuliahnya apa, umurnya berapa, tapi ngga sampai kok ditanya ukuran rumah berapa, ada sertifikatnya apa ngga dan jumlah tabungan :)

Karena ada yang haid, kamipun pindah tempat. Ke sebuah kelas yang terletak paling ujung. Melewati kelas taman kanak-kanak, jembatan kecil, rumah-rumah para asatidz (termasuk rumah ustadzah kami). Termasuk juga dua buah panggung yang digunakan sebagai kelas untuk siswa-siswa tsanawiyah. Subhanalloh .. dalam kesederhanaan, mereka tetap semangat menuntut ilmu.

Di ruang kelas itu, pertemuan pertama kami dilanjutkan. Masing-masing santri diminta menyetorkan hafalannya. Kali ini kembali diulang dari awal. QS An-Naas hingga Al-Asr. Semua sepakat, Nuril didaulat untuk nyetor duluan. Mungkin ini sudah takdirmu, ding ! Terimalah dengan ikhlas .. Kau menyebutnya kelinci percobaan tapi bagi kami .. kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa (memberikan waktu kepada kami untuk bersiap2 dengan kemungkinan yang akan terjadi) ^_*

Benar juga .. Setelah Nuril menyelesaikan hafalannya. Ummu Abdulloh beraksi. Ustadzah yang satu ini memberikan koreksi. Dari segi makhrojul hurufnya, panjang pendek mad yang dibaca, hingga sedikit memberikan tafsir dari surah yang disetor. Bagiku ini hal yang menyenangkan. Meskipun terbersit rasa tidak pede. Namun hal ini harus disikapi dengan positif. Kalo salah, kan bisa langsung diperbaiki ??

Setelah Izza dan Nisa .. Tibalah giliranku .. Entah kenapa waktu itu aku ngga konsentrasi. Persiapanku meleset. Dini hari tadi aku nambah hafalan. Di kantorpun, aku fokus memantapkan hafalan sambil mendengarkan murottal beberapa surah terakhir. Intinya ... muroja'ahku bukan surah yang disetor sore ini.

Agak-agak panik. Tapi tetap cool. Biar ngga ketahuan. Dengan volume suara yang sedang, akupun mulai menghafal. Apa adanya. Ngga dibuat-buat. Mengalir sebagaimana biasanya. Beberapa kali aku diminta mengulang bacaan. Parahnya aku lupa dengan urutan surahnya. Ustadzah membantuku dengan menyebutkan arti dari nama surah. Agar aku tetap mikir. Sedangkan Antung menolongku dengan menyebutkan nama surahnya. Lah .. akhirnya aku ngga jadi mikir he3

Koreksi buatku adalah aku mendengungkan ayat yang tidak seharusnya didengungkan.

"wam roatuhuu apa artinya?" tanya beliau

"dan istrinya" kataku

"nah .. berarti ngga usah dilamain pas membaca "wam roatuhuu" .. ngga ada hukum apa2 disitu," jelas beliau

"iya .. ustadzah .. tadi lama sebenarnya sambil mikir .. ini tulisannya gimana ya?" #ngeles tertolak

Ummu Abdulloh pun menerangkan apabila Mim mati (مْ) bila bertemu dengan huruf hijaiyyah, hukumnya ada tiga, yaitu: ikhfa syafawi, idgham mim, dan izhar syafawi.

Ikhfa Syafawi (إخفاء سفوى)

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan ba (ب), maka cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.

Idgham Mimi ( إدغام ميمى)

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan mim (م), maka cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasyidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi disebut juga idgham mislain atau mutamasilain.

Izhar Syafawi (إظهار سفوى)

Apabila mim mati (مْ) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim (مْ) dan ba (ب), maka cara membacanya dengan jelas di bibir dan mulut tertutup.

Mudahkan ???

Di balik koreksinya, beliau juga sempat memuji bacaanku. Kata beliau, meskipun dipandang sepele, namun Imam-imam besar selalu mengingatkan kaum muslimin akan bacaan ayat ini. Kalo boleh dipresentasikan, hanya sekitar 30 % saja yang membaca ayat ini dengan benar. Dan aku termasuk diantaranya.

Mau tau ?? mau tau ?? Penasaran ?? Jama'aaaah oh jama'aaah .. ayat itu ayat ke dua dari surah al-fiil. Banyak yang terkecoh dengan mendengungkan di kalimat "alam yaj'al kaidahum fii tadhlil" (mim mati bertemu fa' hukumnya izhar)

Mendengar hal itu, aku sih senyum aja. Kayaknya itu kebetulan deh. Benernya karena aku niru bacaan guruku pas jaman SD dulu. Bukan karena aku ingat hukum tajwidnya apa he3

Alhamdulillah .. masih banyak lagi ilmu-ilmu yang disampaikan oleh Ummu Abdulloh. Refresh ingatan kami waktu belajar iqro' dulu. Catatan di bawah ini nyontek dari postingan Antung ..

Tentang huruf Isti'la. Menurut ilma95.net, Isti'la adalah terangkatnya sebagian besar lidah ketika melafalkan huruf. Ada tujuh huruf Isti'la. Ummu Abdulloh mengibaratkan huruf Isti'la adalah huruf yang "sombong". Sombong disini dalam artian ketika menyebutkannya kita harus benar-benar memaksudkannya (ini penjelasan apa to?). Kalau kata saya sih, huruf Isti'la itu huruf yang pengucapannya benar-benar bulat. Bulat saat didengarkan, juga bulat bibir kita saat melafalkannya. Huruf-huruf Isti'la ini juga temasuk dalam huruf-huruf yang menurut saya sangat indah didengar #indahnya dari sisi mana .. Antung ???

Selain tentang huruf Isti'la, pelajaran penting hari itu adalah bagaimana membedakan mad wajib muttasil dengan mad jaiz munfassil. Jujur selama ini saya mengalami kesulitan untuk membedakan 2 mad tersebut. Seperti yang diketahui baik mad wajib maupun mad jaiz adalah huruf mad yang bertemu dengan huruf alif/hamzah. Bedanya untuk mad wajib muttasil huruf alif/hamzah-nya berada dalam 1 kalimat sedangkan untuk mad jaiz huruf alif/hamzah-nya tidak berada dalam 1 kalimat. Selain itu untuk mad wajib muttasil wajib dibaca 6 harokat, sedangkan untuk mad jaiz bisa dipilih antara 2,4 sampai 6 harakat, dengan syarat harus konsisten di sepanjang surah.

Pertanyaannya adalah, bagaimana mengetahui huruf alif setelah mad itu berada dalam satu kalimat atau tidak? Bagi mereka yang punya latar belakang pesantren, ini mungkin bukan hal yang sulit. Tapi bagi mereka yang tidak berlatar belakang pesantren, hal ini mungkin agak sulit dipahami. Karena itulah keberadaan al qur'an terjemah sangatlah membantu untuk mengetahui "satu kalimat" atau "tidak satu kalimat" ini.

Saya sendiri masih agak kesulitan untuk membedakan 2 mad ini. Namun jikalau bingung dengan kedua mad ini, cara paling aman dalam membacanya adalah dibaca 6 harakat saja keduanya. Contoh paling sederhana untuk Mad Wajib Muttasil adalah pada kalimat yang dimulai dengan "yaaaa ayyunnabiyyu", sedangkan untuk Mad Jaiz bisa dilihat pada surah Al Kafiruun dimana kalimat Laa pada ayat 2-5 bisa dibaca 2, 4 atau 6 harakat. Hal ini menjawab keheranan saya terhadap surah al kafiruun yang kalimat Laa-nya kadang tidak dibaca terlalu panjang oleh Imam dalam sholat #yups .. ka dini juga ditegur tentang hal ini pas baca QS Al-Kafiruun .. ingat .. harus konsisten !!

Demikianlah 2 jam pertemuan hari itu kami habiskan dengan berdiskusi dan berbagi ilmu. Sampai hari ini saya masih tak menyangka mempelajari huruf hijaiyah bisa begitu menyenangkan seperti ini #masa' sih ??? hihihi peace

#Alhamdulillah yah .. Kadang kita saking semangatnya menghafal .. Tidak memperhatikan lagi panjang-pendek, makhrojul huruf, hukum tajwid deesbe.

#Pertemuan pertama .. luar biasa
kami diingatkan untuk selalu menperbaiki kualitas hafalan

#Pertemuan pertama .. begitu menggoda
Selanjutnya ... akan kami buat sangat "menggoda" (Ngomong apa sih ini ???)

Dini

2 komentar: