Klinik Motivasi

Senin, Maret 05, 2012

Tentara Suriah Penggal Bocah di Depan Ibunya, HTI Kalsel Kutuk Rezim Assad

BANJARMASIN - Ratusan aktivis DPD I Hizbut Tahrir Indonesia mengutuk kebrutalan Rezim Assad yang telah membantai lebih dari 10.000 kaum muslimin di Suriah. Dalam aksi long march yang dipusatkan di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, ratusan massa ini menyeru kepada warga Banjarmasin untuk ikut memikirkan nasib kaum muslimin yang dibantai secara brutal oleh rezim Assad.


Dalam posternya, para aktivis ini juga menolak intervensi Amerika Serikat dan PBB di Suriah. Sebab menurut mereka, Amerika dan PBB justru yang membuat rezim Assad semakin menjadi-jadi membantai kaum muslimin hingga belasan tahun.

Salah seorang aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kalsel, Mahalli dalam orasinya menyatakan, kaum muslimin adalah satu tubuh, yang jika satu bagian merasakan sakit maka yang lain juga akan merasakan sakit.

"Sesungguhnya tidak beriman seseorang diantara kalian jika dia tidak mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri," ujarnya mengutip sebuah hadis.

Menurut Mahalli, kebrutalan rezim Assad semakin menjadi-jadi. Anak-anak pun saat ini menjadi target kejahatan tentara-tentara Assad. Hal itu diceritakan Muhammad, seorang tentara dari Divisi 11 Lapis Baja Suriah yang membelot, sebagaimana dirilis The Sunday Times.

Tentara itu menceritakan, bagaimana komandannya merampas seoarng anak dari ruang tamu sebuah rumah, ketika mencari pejuang anti Assad. Marah karena pejuang yang dicari tak ada, tentara itu kemudian meletakkan anak itu di lantai, mengeluarkan pisaunya dan memenggal anak kecil itu di depan ibunya. Kemudian ia meletakkan kepala anak itu di depan pintu dan berteriak, akan melakukan hal yang sama pada anak yang lain, jika tidak menyerah.

“Insiden itu terjadi beberapa pekan lalu, saat terjadi operasi besar-besaran di kota barat laut Jisr al Shughur, sejak saat itu tentara tersebut membelot,” ujar Mahalli.

Sejak sepuluh bulan yang lalu, rezim Assad melancarkan operasi biadab dan serangan-serangan bengisnya terhadap rakyat Suriah, terutama di kota Himsha, Edlib, Dir'a dan kota-kota serta desa-desa sekitar Damaskus. Rakyat Suriah digempur dengan tank-tank, bom, mortir dan tembakan membabi buta dari pesawat terbang.

"Puluhan ribu penduduk yang tidak berdosa, tanpa senjata, dibunuh di dalam rumah-rumah mereka. Di jalan-jalan bergelimpangan jasad-jasad yang sudah tidak bernyawa karena dibunuh, dan ratusan yang luka-luka tanpa seorang pun menolong dan mengobati lukanya," ungkapnya.

Senada dengan itu, Aktivis HTI Kalsel lainnya, Humaidi Idris dalam orasinya menyebut sedikitnya 12.000 rakyat Suriah terpaksa harus mengungsi ke Turki, 5.000 orang ke Libanon, ke Yordan 10.000 orang, ke Arab Saudi dan negara-negara Teluk sekitar 3.000 orang. Di Kota Himsha sendiri katanya, ada 5.000 orang yang menderita cacat fisik karena disiksa. 300 anak telah mati dibunuh tentara pemerintah.

"Hingga saat ini tidak ada tindakan nyata dari dunia internasional. Sementara Rusia dan Cina berdiri dibelakang Assad. Iran bersama kelompok Hizbullah tanpa malu terus mendukung rezim brutal ini," teriaknya.

Penguasa-penguasa negeri Islam terutama di Arab juga tidak berbuat nyata, kecuali menunggu instruksi Amerika. Sementara Inggris dan Eropa berupaya memainkan perannya untuk kembali berpengaruh di Suriah.

DPD I Kalimantan Selatan Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Natsir dalam pernyataan sikapnya menyatakan respon masyarakat internasional sebagian besar hanyalah retorika. Amerika sendiri katanya, menjalankan politik dua kaki, satu sisi berusaha mempertahankan rezim Assad, namun disisi lain juga menyiapkan rezim oposisi pro Amerika jika rezim Assad tak bisa lagi bertahan.

Untuk mempertahankan rezim Assad menurutnya, Amerika menggunakan Iran dan Hizbullah yang secara membabi buta membela rezim Assad. Sementara untuk mempersiapkan rezim oposisi pro Barat, Amerika menggunakan Liga Arab dan Turki.

Meskipun saat ini sepertinya Amerika mulai menginginkan agar Assad mengundurkan diri, namun kata dia perlu dicatat sejatinya justru Amerika lah yang sejak awal berusaha mempertahankan rezim brutal Assad.

Disisi lain katanya, meskipun Amerika tanpak berseberangan dengan dengan Pemerintah Suriah, sejatinya justru selama ini Amerika selalu memandang Suriah sebagai wakilnya yang penting di wilayah tersebut, karena Suriah telah menjaga kepentingan-kepentingan Amerika, diantaranya dengan tindakan penangkapan dan penyiksaan terhadap rakyatnya sendiri. (Radar Banjarmasin Edisi Cetak 5 Maret 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar