Kegiatan yang mengambil tempat di Aula Hotel Batung Batulis Banjarmasin ini menghadirkan Dra. Hj. Nurizzatil Hasanah, anggota Komisi 4 Bidang Kesra DPRD Provinsi Kalimantan Selatan selaku pembicara pertama dan Ibu Iffah Rahmah dari DPP Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia . Kegiatan ini dihadiri sekitar 50 peserta yang sebagian besar merupakan para calon legislatif (caleg) perempuan dari berbagai partai politik di Kalimantan Selatan.
Dra. Hj. Nurizzatil Hasanah mengungkapkan, semakin terbuka lebar peluang muslimah untuk terlibat dalam aktifitas politik di era reformasi ini. “Perempuan harus terlibat dalam pengambilan keputusan” katanya. Apalagi menurutnya, partisipasi perempuan menunjukkan keberhasilan. Hal ini dibuktikan semakin banyaknya perempuan menduduki jabatan strategis seperti eselon 1 atau 2 dan semakin banyaknya jumlah perempuan yang menduduki kursi anggota legislatif. Dengan begitu keadilan terhadap kaum perempuan dapat diwujudkan. Beliau juga mengingatkan apapun aktivitas muslimah tidak boleh berbelok dari tujuannya untuk meraih ridho Illahi. Sehingga keterlibatannya dalam pengambilan keputusan selalu sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
Sedangkan Iffah Rahmah mengatakan, seruan “Tinggalkan Demokrasi Tegakkan Khilafah” yang diusung Muslimah Hizbut Tahrir adalah kampanye positif sekaligus sebagai bentuk kepedulian untuk menyelamatkan negeri ini dari berbagai bentuk penjajahan. Demokrasi yang selama ini digaungkan sebagai sistem terbaik dan final perlu diperiksa karena demokrasi ini membawa cacat bawaan dengan slogan dari rakyat untuk rakyat dan oleh Rakyat. Namun dalam kenyataannya kepentingan yang diutamakan bukanlah kesejahteraan rakyat, akan tetapi kepentingan mereka yang memiliki saham dalam menyukseskan seseorang menjadi politisi yang tidak lain adalah para pemilik modal.
Beliau juga menunjukkan negara-negara barat tidak sejahtera dengan demokrasi. “Bahkan saat ini negara-negara tersebut dilanda krisis ekonomi global” katanya. Dalih demokratisasi juga digunakan untuk membendung arus opini Islam seperti RUU Pornografi. Beliau juga mengingatkan agar umat Islam berhati-hati terhadap gagasan dari Barat termasuk gagasan kesetaraan gender yang wajah aslinya bukanlah untuk menyejahterakan perempuan melainkan mendorong perempuan untuk meninggalkan keluarga dan peran keibuannya. Jika Islam memiliki sebuah solusi komprehensif untuk menyelesaikan masalah dan negera lain yang menerapkan kapitalisme sedang dirundung berbagai masalah lantas mengapa kita tidak mau memelajari dan menerapkan ajaran Islam?ujar beliau beretorika. Beliau juga menghimbau agar para caleg tidak meninggalkan perjuangan syariah jika kelak terpilih. ‘Syariah bukan alternative choice tapi saat ini “the only one choice” tegasnya.
Tampak peserta sangat antusias untuk memberikan tanggapan dalam sesi diskusi. Menurut mereka, kegiatan ini mampu memberikan pencerahan dan inspirasi pemikiran. Bahkan diantaranya ada yang bertekad jika terpilih menjadi juru kampanye akan mengusung ide syariah . Tentu masih banyak hal yang belum dapat dibahas secara tuntas karena keterbatasan waktu Namun peserta menyatakan terima kasih atas undangan dari MHTI dan bersedia untuk mengikuti diskusi lanjutan agar lebih memahami gagasan syariah dan khilafah.(DINI/BJM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar