Peristiwa ini diawali dengan berhasilnya wilayah Mesir kembali ke pangkuan Khilafah. Sebelumnya Bani Fathimiyyah melakukan pemberontakan kepada Khilafah dan memisahkan Mesir dari Khilafah pada tahun 359 H. Dengan kata lain, Sholahuddin dan sebelumnya Nuruddin, keduanya belum berhasil membebaskan Palestina dari tangan-tangan kotor kaum salib, kecuali setelah wilayah yang menjadi bagian Khilafah (yakni Mesir) itu berhasil dikembalikan ke pangkuan Khilafah.
Kemudian, pada masa Khalifah ‘Abbasiyah, an-Nashir, yaitu ketika Sholahuddin menjadi wali Mesir dan Syam, Allah memberikan pertolongan kepada kaum Muslim melalui kepemimpinan Sholahuddin. Sehingga mereka bisa membebaskan Masjid al-Aqsha. Sholahuddin kemudian mengirimkan kabar gembira itu kepada Khalifah ‘Abbasiyah, an-Nashir. Kaum Muslim pun menggemakan takbir dan tahlil atas kemenangan agung tersebut. Mereka juga memanjatkan puja dan puji kepada Allah swt atas semua karunia dan nikmat-Nya.
Setelah institusi Khilafah Islam dihapus, Israel telah melakukan kebiadaban di luar batas kemanusiaan terhadap umat Islam sejak puluhan tahun lalu. Sejak tahun 1947 tercatat 23 kali peristiwa pembantaian umat Islam yang dilakukan tangan-tangan najis bangsa kera tersebut. Sejak tahun 1967, 18.147 rumah warga Palestina dihancurkan. Sejak tahun 1992, lebih dari 65 resolusi DK PBB dikeluarkan untuk menghentikan tindakan brutal Israel. Namun, tak satu pun yang dilaksanakan PBB. Sejak tahun 2000, lebih dari 33.034 warga Palestina cedera, 4.876 tewas, termasuk 1050 anak-anak.
Masih lekat di benak kita tentang peristiwa agresi militer Israel terhadap Palestina di akhir tahun yang lalu. Jet-jet tempur Zionis Israel membombardir seluruh wilayah Jalur Gaza. Rumah-rumah warga, masjid dan fasilitas umum menjadi target bombardemen Israel. Korban jiwa berjatuhan. Lembaga Pusat Hak Asasi Manusia (HAM) Palestina menegaskan bahwa agresi Israel selama tiga pekan awal tahun lalu di Jalur Gaza menelan korban 1434 syuhada, di antara jumlah itu 960 warga sipil, 239 anggota polisi dan 235 pejuang perlawanan. Dari 960 warga sipil yang gugur, 288 adalah anak-anak, 121 wanita, 235 personel polisi gugur di hari pertama operasi serangan udara. Sedangkan Depkes Palestina sendiri mencatat bahwa 5303 korban luka-luka, 1606 anak-anak dan 828 wanita.
Ironisnya, para penguasa negeri-negeri Islam hanya diam. Mereka tidak melakukan apa-apa, selain melontarkan kecaman tanpa arti. Selebihnya, mereka sekadar `berbasa-basi' dengan menggelar pertemuan tingkat tinggi yang tak berguna. Seakan hal itu merupakan perbuatan yang pantas dan cukup sebagai seorang pemimpin. Padahal setiap detik, setiap nyawa manusia siap melayang di tangan Israel. Kemudian bagaimana mungkin mereka menjadikan panggung sandiwara' PBB dengan sutradaranya AS dkk (dengan hak vetonya) sebagai tempat bergantung. Mereka seolah lupa bahwa sebenarnya `sang sutradara'-lah yang menjadikan Israel saat ini ada dan eksis. Setiap hari Amerika membantu Israel $6,8 juta, yang dibelanjakan untuk alat-alat perang dan kepentingan pertahanan Israel. Bom-bom yang ditumpahkan di penduduk Gaza tahun kemarin adalah bom-bom yang baru pertengahan Desember 2008 dibeli dan dipasok oleh AS. Sementara itu, rancangan resolusi DK PBB diveto AS dan Inggris dengan alasan tidak seimbang jika tidak menekan Hamas agar menghentikan serangan.
Hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa pembebasan al-Quds dan al-Aqsha itu adalah, bahwa siapa saja yang mencintai al-Aqsha dan pembebasan al-Aqsha, maka dia wajib melakukan upaya yang serius dan bersungguh-sungguh untuk mendirikan satu negara bagi kaum muslim, yaitu Khilafah Rasyidah berdasarkan manhaj kenabian. Khilafah ini yang akan mencabut entitas Yahudi hingga ke akar-akarnya, dan mengembalikan Palestina secara meneyluruh ke pangkuan negeri-negeri Islam, tanpa harus kompromi atau berdamai dengan Yahudi. Jika saat ini mereka belum mampu, paling tidak mereka harus tetap mempertahankan kondisi perang dengan negara Yahudi itu sampai lahir orang yang dimuliakan oleh Allah swt untuk membebaskan Palestina. Dengan begitu, dia berhak mendapatkan kemenangan yang agung. (bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar