Klinik Motivasi

Minggu, September 27, 2009

Toko Menjual Suami

Siaran empat jam di hari Minggu bikin bete. Apalagi programnya cuman kasih info trus muter lagu. Sendirian ditemani mic, mixer, kompi dan diliputi dinginnya hembusan AC. Kalo kelamaan kayak gini bisa ketiduran neh .. Iseng sambil siaran, aku buka internet sambil chat, fb, juga obrak-abrik web orang. Alhamdulillah ketemu artikel unik .. Judulnya Toko Menjual Suami. Simak aja dulu ceritanya, ntar aku kasih tanggapan ya ..


Toko yang menjual suami, baru saja dibuka di sebuah kota . Di sana , wanita dapat memilih suami.

Di antara instruksi-instruksi yang ada di pintu masuk terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut.
"Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI"

Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan sebuah calon kelompok suami.

Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai lelaki tersebut. Bagaimanapun, ini adalah semacam jebakan. Kamu dapat memilih lelaki di lantai tertentu atau lebih memilih ke lantai berikutnya tetapi dengan syarat tidak bisa turun ke lantai sebelumnya kecuali untuk keluar dari toko..
Lalu, seorang wanita pun pergi ke toko "suami" tersebut untuk mencari suami..

Di lantai 1 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 1 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan Wanita itu tersenyum,

kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.
Di lantai 2 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 2 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan,dan senang anak kecil
Kembali wanita itu naik ke lantai selanjutnya.

Di lantai 3 terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 3 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan,senang anak kecil dan cakep banget.
'' Wow'', tetapi pikirannya masih penasaran dan terus naik.
Lalu sampailah wanita itu di lantai 4 dan terdapat tulisan Lantai 4 :
Lelaki di lantai ini yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cakep banget dan suka membantu pekerjaan rumah.

''Ya ampun !'' Dia berseru, ''Aku hampir tak percaya''
Dan dia tetap melanjutkan ke lantai 5 dan terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 5 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil,cakep banget,suka membantu pekerjaan rumah, dan memiliki rasa romantis.

Dia tergoda untuk berhenti tapi kemudian dia
melangkah kembali ke lantai 6 dan terdapat tulisan seperti ini :
Lantai 6 : Anda adalah pengunjung yang ke 4.363.012. Tidak ada lelaki di lantai ini. Lantai ini hanya semata-mata bukti untuk Anda yang tidak pernah puas.

Terima kasih telah berbelanja di toko "Suami". Hati-hati ketika keluar toko dan semoga hari yang indah buat anda.

Pelajaran apa yang bisa Anda ambil dari cerita diatas?

Hufh .. Pertanyaan di akhir cerita itu menyentakku. Apalagi saat ini lagi menunggu-nunggu kapan aku bisa nyempurnain separo agamaku. Dengan kata lain ; Nikah ! Pernikahan bagiku adalah pelabuhan dua hati. Ia butuh sepasang manusia untuk sampai ke sana. Demi ngedapetin tambatan hati, aku pun melakukan perburuan sesuai dengan standar ketat yang telah aku tetapin.

Mungkin kamu juga melakukan hal yang sama .. karena selama masa pedekate, mudah aja bagi kita untuk menampik orang yang dirasa ga nyetel di hati. Selektif bangetz .. Bo ! Alasan na ? Persis seperti yang dilakukan si wanita di toko tadi. Jaga-jaga .. takut .. kalo di lantai atas nanti ada ’suami dengan nilai yang lebih tinggi lagi’. Yups .. kita khawatir seandainya ada yang lain – yang lebih baik – akan nawarin cintanya ke kita. Gimana kalo si A sebenarnya ngarep cinta kita ? Gimana kalo si B yang sesuai kriteria kita ? Trus kita juga pasang standar .. biasanya kalo ngerasa punya ’selling point’ tinggi, standarnya juga tinggi. Entah penampilan atau kelebihan lainnya ( yg pasti bukan kelebihan berat badan alias obesitas hihihi). Bahasa dagang na, jual mahal getho loh !

Namun banyak juga yang mendapat pengalaman seperti kisah di atas tadi. Setelah ’bertualang’ mencari soulmate (yang ideal), mereka kembali dengan tangan hampa. Hampir-hampir mustahil ngedapetin pangeran atau putri impian. Kata sebuah anekdot, jika seorang wanita mencari pasangan rupawan, pengertian, humoris, lagi berpendapatan lumayan, yg ia cari sebenar na bukan suami, tapi televisi ! Lagian kata temenku,”Nyari calon istri yang cantik, kaya plus solehah itu mungkin ga susah, tapi yang susah itu adalah mau ga dia nikah ama kita?” wkwkwkwk

Sebenarnya boleh2 aja pasang standar. Palagi menyangkut pernikahan. Karena kita bakal hidup serumah dengan orang itu. Dia bakal jadi ibu atau ayah bagi anak-anak kita. Kalo asal-asalan, bisa nyesel seumur hidup ! Tapi kita juga harus realistis .. Nobody’s perfect ! So .. kalo kriterianya soal fisik, harap ketahui aja, selalu ada yang lebih baik dan baik lagi. Di atas langit ada langit .. euy !Lagian cantik atau ganteng bukan jaminan pernikahan bakal bahagia ? Kekayaan ? Ga bisa ngusir penderitaan.

Jadi seperti yang telah ditentuin agama .. liat agamanya ! Kenapa ? Karena dalam pernikahan, kebersamaan akan bakal terjaga dengan landasan keimanan. Kalo suami sepemahaman ama istri, satu akidah, insya Allah rumah tangga akan relatif terjaga. Suami dan istri saling memahami hak dan kewajiban masing2. karena agama mengatur semua na dengan amat rinci dan proporsional. Duh ... serius banget (kayak pernah nikah aja .. hehehe)

So .. Berilah cinta kesempatan. Janganlah segudang kriteria mempersulit diri. Landaskan pernikahan untuk membangun cinta. Itu berarti kita nyiapin diri untuk nerima kehadiran pasangan kita apa ada na. Be happy coz cinta, pernikahan dan landasan keimanan akan mendorong kita untuk selalu mengup-grade kualitas diri.

*lagi ngingetin diri sendiri untuk selalu qona'ah dalam hidup ini :)

3 komentar:

  1. jadi inget kisahnya Plato yg mncari makna cinta sejati...
    Plato muda yang menanyakan definisi Cinta Sejati kepada gurunya,
    “Guru apa itu Cinta Sejati?”
    Guru terdiam beberapa saat.
    “Plato, pergilah ke hutan, petikkan untukku sebuah ranting dari pohon yang paling tinggi”
    Plato malah kebingungan dengan permintaan gurunya.
    “Itu mudah guru!”
    “Ya, tapi setiap kamu ragu untuk memetik sebuah ranting pohon kamu tidak boleh kembali lagi”
    Akhirnya Plato pun menuju hutan, dia memasuki hutan dari arah barat dan berharap keluar dari arah timur hutan.
    Saat memasuki hutan mata Plato sibuk tertuju ke atas, dia sibuk mencari ranting pohon yang tertinggi, sampai akhirnya dia merasa telah menemukan ranting dari pohon yang paling tinggi.
    Tapi tiba-tiba, Plato merasa bimbang.
    “Aku baru saja memasuki hutan, pasti di tengah dan di dalam sana pohon-pohon lebih tinggi lagi”
    Plato pun mengabaikan ranting pohon tertinggi yang ditemuinya.
    Di tengah-tengah hutan kembali Plato menemukan ranting dari pohon tinggi, tapi Plato bingung begitu banyak pohon yang tinggi. Karena bingung Plato mengabaikan semuanya dan berharap di ¾ perjalanan akhir nanti Plato bisa menemukan ranting pohon yang benar-benar tinggi. Dan benar kembali Plato menemukan ranting dari pohon yang dianggapnya tinggi. Tapi kembali perasaan dan pikiran Plato meragu, “Apakah ini benar-benar pohon yang tertinggi yang kutemui?”
    Plato berpikir dirinya masih memliki kesempatan di ¼ perjalanan akhir sampai akhirnya memutuskan untuk menunda meraih ranting pohon tersebut.
    Plato tersu berjalan sambil matanya tidak melepas setiap melihat ranting dari pohon yang paling tinggi.
    Tiba-tiba Plato terkejut, dilihatnya sinar matahari yang cukup terang di ujung hutan. Plato telah berada di akhir perjalannya melalui hutan ini.
    Akhirnya karena tidak mungkin lagi untuk berbalik, Plato memutuskan memetik ranting dari pohon tertinggi yang terlihat olehnay saat itu.
    Dan pengalaman inilah yang diceritakan Plato kepada gurunya.

    BalasHapus
  2. lanjutkan kapten!!! perjuangan belum berakhir, sebentar lagi bakal ktemu benua... xixixi, apa jerrr *GRrrrrrrrrr

    BalasHapus
  3. egh ka, jadi ingat jua cletukan si Ringgo di film jomblo...

    "kalo aa nyari yang sempurna, pasti suatu saat orang itu juga aa tinggalin untuk nyari yg lebih sempurna lagi.."

    BalasHapus