Dari data International Osteoporosis Foundation (IOF) tahun 2009 menyebutkan bahwa pada usia 35 tahun, 1 dari 3 orang di kawasan Asia berisiko menderita osteoporosis. Bahkan pada rentang usia 25 tahun terdeteksi 25 persen diantaranya berisiko terkena penyakit tersebut. Wanita Indonesia pada usia 25 sampai 65 tahun adalah yang punya risiko tertinggi terkena osteoporosis dibandingkan negara Asia lainnya.
"Puncak massa tulang biasanya saat wanita berumur 34 tahun, setelah itu mengalami penurunan, apalagi bagi mereka yang telah menopause," kata Dr. Siti Annisa Nuhonni, SpRM, ahli Rehabilitasi Medik FKUI-RSCM di Jakarta.
Gaya hidup juga berpengaruh terhadap osteoporosis. Beberapa contoh yang memberi efek negatif terhadap tulang, di antaranya adalah merokok, konsumsi garam yang berlebih dan minuman yang mengandung alkohol, soda, atau kafein. "Kesehatan tulang dapat dipertahankan dengan cara diet seimbang kaya kalsium, latihan fisik dengan beban, hidup aktif, dan sehat. Sudah saatnya juga untuk mengingatkan kaum muda yang memiliki pola hidup yang kurang sehat," urainya lagi.
Selain itu, menurut Dokter Honni, pengukuran tinggi badan pun penting dilakukan. "Jadi jangan hanya berat badannya saja yang diperhatikan, siapa tahu tinggi badannya ternyata mengalami penurunan, itu patut diwaspadai," ujarnya.
Osteoporosis kerap disebut 'the silent disease' karena termasuk jenis penyakit yang membutuhkan waktu perawatan cukup lama. Proses pengeroposan tulang bisa berlangsung secara diam-diam dan dalam jangka waktu yang lama. Tidak sedikit wanita yang mengabaikan hal ini karena memang tidak terlihat gejala menderita osteoporosis sampai terjadi patah tulang yang disebabkan oleh trauma ringan atau mikro fraktur.
Pengeroposan tulang bisa disebabkan berbagai faktor. Selain genetik atau menopause dini, kurangnya asupan kalsium dalam tubuh juga bisa menyebabkan osteoporosis. Namun tahukah Anda, bahwa dengan meluangkan waktu 10 menit, Anda dapat mencegah penyakit ini.
"Di bawah kulit kita ada vitamin D. Saat terpapar cahaya matahari, vitamin itu akan aktif dan berubah menjadi vitamin D3. Bentuk aktif vitamin tersebutlah yang akan berguna bagi tulang," kata Dr. Siti Annisa Nuhonni, SpRM, ahli rehabilitasi medik FKUI-RSCM, di Jakarta.
Tak butuh waktu lama untuk mengaktifkan vitamin D3 dalam tubuh. Cukup 10 menit sebelum jam 9 pagi dan sesudah pukul 3 sore. Kecukupan kalsium dan vitamin D sejak muda menjadi hal penting yang harus diperhatikan jika ingin terhindar dari osteoporosis. Bagi usia produktif 19-50 tahun, kecukupan kalsium adalah 1000 mg perhari dan kebutuhan vitamin D adalah 200 UI (International Unit).
"Wanita Indonesia cenderung takut terkena sinar matahari, karena mereka takut hitam. Salah satu gaya hidup yang lain adalah pakai sunblock, padahal sunblock itu membuat sinar matahari terhalang untuk masuk ke dalam kulit," kata Dr Fiastuti Witjaksono, SpGK, ahli gizi FKUI.
Sebenarnya, menurut dia, tidak perlu sampai berjemur, yang penting cukup terpapar sinar matahari saja. "Selain itu, jangan berhenti minum susu. Kecenderungan yang terjadi disini adalah anggapan bahwa susu hanya untuk anak kecil saja, padahal tidak," katanya.
Susu adalah salah satu sumber kalsium terbaik. Kebutuhan protein yang seimbang dan olahraga teratur juga berfungsi untuk mencegah osteoporosis. "Tulang dari ikan mengandung kalsium yang sangat tinggi, akan lebih bagus kalau makan ikan bersama tulangnya, seperti ikan teri," kata dokter Nuhonni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar