Perdebatan mengenai penggunaan talenan dari kayu atau plastik memang telah lama terjadi. Talenan kayu umumnya lebih berpori, sehingga membuat bakteri mudah terserap ke dalamnya. Namun, ahli mikrobiologi dari Food Research Institute di University of Wisconsin mendapati bahwa kayu memiliki sifat alami pembunuh bakteri, yang membuat bakteri akan mengering dan mati dalam 3 menit. Sedangkan talenan plastik tak hanya akan membuat bakteri tetap hidup di permukaannya (karena sifat plastik yang keras dan tak berpori), tetapi juga menggandakan diri dalam semalam.
Untuk memotong daging mentah, The Meat and Poultry Hotline menyarankan untuk menggunakan talenan dengan permukaan yang tidak berpori. Talenan kayu boleh saja digunakan, tetapi sebaiknya Anda tidak memotong bahan makanan lain setelah Anda memakainya untuk mengiris daging. Tujuannya agar kuman atau bakteri dari daging yang tertinggal di talenan tidak mengontaminasi makanan lain, apalagi yang akan langsung dikonsumsi sesudahnya.
Untuk menjaga kebersihan talenan, Anda bisa mencucinya dengan air sabun yang hangat setiap kali habis digunakan. Setelah itu, bilas dengan air bersih dan angin-anginkan, atau keringkan dengan tisu kertas. Talenan dari plastik, kaca, atau kayu yang solid, bisa dicuci di mesin pencuci piring.
Talenan kayu sebaiknya tidak direndam ke dalam air, dan harus langsung dikeringkan setelah setelah dicuci (karena bakteri lebih menyukai area yang lembab, bukan?). Talenan harus diletakkan dalam posisi berdiri di rak piring, dan bukannya mendatar.
Baik talenan kayu atau plastik bisa menjadi aus setelah lama digunakan. Begitu talenan mulai terlihat lapuk, di permukaannya banyak terdapat goresan-goresan bekas irisan pisau, dan retakan lain yang membuatnya sulit dibersihkan, sebaiknya Anda segera menggantinya dengan yang baru.
(Dari berbagai sumber)
Source: http://bit.ly/thX4Kl
Tidak ada komentar:
Posting Komentar