Klinik Motivasi

Sabtu, Desember 10, 2011

Di Kalsel, Tanbu Tertinggi Penulatan HIV

BANJARMASIN - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Rosihan Adhani mengatakan penderita HIV/AIDS di Kalimantan Selatan cukup banyak dan ada kecenderungan terus meningkat setiap tahunnya.


Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel menyebutkan, jumlah penderita HIV di Kalsel mencapai 286 orang. Dari jumlah tersebut, 78 diantaranya merupakan penderita AIDS. Jumlah tersebut dipastikan meningkat jika dibanding jumlah tahun lalu. Pada 2010, jumlah penderita HIV dan AIDS hanya 209 orang saja.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Rosihan Adhani mengungkapkan, HIV dan AIDS saat ini masih menjadi momok bagi masyarakat. Angka jumlah penderita tahun 2011 menurut Rosihan masih bisa bertambah dengan mengacu pada kemungkinan adanya masyarakat yang tidak melapor bahwa dirinya menderita penyakit mematikan tersebut.

“Namun kasus ini masih jauh dari estimasi kita. Harusnya perhitungan akan ada 946 kasus tapi hanya 286 saja. Harapannya jumlah kasus tersebut adalah data sebenarnya tercatat. Yang dikhawatirkan akan kalau ada kasus yang masih tersembunyi ini yang dapat menyebarkan penyakit ini ke orang lain,” ungkap Rosihan.

Untuk daerah dengan penderita HIV tertinggi, Rosihan menyebut tiga kabupaten dan kota. Kabupaten Tanah Bumbu menjadi daerah dengan penderita HIV tertinggi. Di kabupaten yang dikenal sebagai lumbung batubara tersebut, ada 81 warganya yang menjadi penderita HIV. Selain Tanah Bumbu, Banjarmasin dan Banjarbaru juga tergolong sebagai daerah yang kasus HIV-nya tinggi. Di Banjarmasin misalnya ada 51 orang menjadi penderita HIV sedangkan di Banjarbaru ada 41 orang penderita HIV.

“Tingginya angka HIV ini lebih karena pola hidup. Misalnya suka berganti pasangan atau menggunakan narkoba melalui jarum suntik yang tidak steril,” terang Rosihan.

HIV atau Human immunodeficiency Virus merupakan penyakit yang menyerang kekebalan tubuh. Jika sudah berkembang, penderita HIV juga dapat terkena AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome.

“Awalnya dari HIV kemudian berkembang jadi AIDS atau penyakit karena kerusakan sistem kekebalan tubuh,” imbuh Rosihan.

Mantan kepala dinas kesehatan kabupaten Banjar ini mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengurangi angka penderita HIV dan AIDS di Kalsel. Salah satunya dengan menyediakan outlet kondom yang tersebar di seluruh Kalsel. Jumlahnya cukup banyak yakni 90 outlet. Harapan dari adanya outlet ini agar masyarakat memahami bagaimana cara mencegah penularan HIV dan AIDS.

“Outlet ini kita tempat di daerah risiko tinggi seperti kawasan industri, hiburan malam, dan lokalisasi,” katanya.

Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel juga mengembangkan terapi metadon yang dipusatkan di RS Anshari Saleh. Terapi ini merupakan pengobatan bagi pecandu narkoba. Para pecandu dalam kesehariannya akan diberi narkoba namun dengan dosis yang diturunkan.

Layanan infeksi penyakit menular seksual juga dikembangkan guna mengurangi angka penyebaran HIV.

“Orang yang terkena penyakit menular seksual apakah sipilis atau gonorae 20 kali lipat risikonya terkena AIDS. Kita juga kembangkan beberapa puskesmas untuk memberikan pelayanan infeksi penyakit menular seksual seperti di Pekauman, Simpang Empat, dan Satui,” cetusnya.

Untuk rumah sakit rujukan orang dengan HIV AIDS atau ODHA, dinas kesehatan mempersiapkan 4 rumah sakit yakni RSUD Ulin Banjarmasin, RS Anshari Saleh Banjarmasin, RSUD Kotabaru, dan RSUD Pembalah Batung.

Rosihan menambahkan, peringatan hari AIDS sedunia juga akan dilaksanakan di Kalsel. Ada aksi simpatik bagi ODHA akan dilaksanakan hari ini di beberapa titik seperti di simpang empat Kantor Pos Banjarmasin Jalan Lambung Mangkurat. (tas/fuz/jpnn)

sumber : http://www.jpnn.com/read/2011/12/01/109755/Di-Kalsel,-Tanbu-Tertinggi-Penulatan-HIV-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar